Jumat, 31 Mei 2013

Penerapan E-Ticketing Commuter Line Ditunda Hingga Juli

Pemberlakuan tarif tiket elektronik (e-ticketing), dan tarif progresif secara penuh bagi kereta rel listrik (KRL), yang rencananya dilangsungkan pada 1 Juni 2013 besok ditunda menjadi 1 Juli mendatang. Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Tri Handoyo di Jakarta.

“Pada 1 Juni bulan depan, kita masih melakukan uji coba tiket elektronik pada jam tertentu,” katanya, Kamis (30/5/13).

Ia menjelaskan, nantinya pelaksanaan program e-ticketing akan diterapkan pada pukul 09:00-16:00 WIB. Di luar jam tersebut, sistem pelayanan masih menggunakan tiket kertas atau manual seperti sebelumnya.

Alasan ditundanya pemberlakukan tarif tiket elektronik (e-ticketing) dan tarif progresif ini, karena pihaknya masih melakukan sosialisai kepada penumpang.

“Pelaksanaanya terpaksa ditunda, karena kami masih mensosialisasikan program ini ke seluruh penumpang,” tegasnya.

Tri mengutarakan, sebelum sistem e-ticketing berjalan, pihaknya tidak bisa menerapkan tarif tiket progresif terhadap penumpang. Mengingat, kedua program ini saling berkesinambungan yang harus dijalankan secara bersamaan.

“Tarif progresif menunggu sistem e-ticketing berjalan. Bila dipaksakan, program ini tidak akan bisa berjalan. Karena itu tarif sebelumnya masih tetap berlaku,” tandasnya.

Perlu diketahui sebelumnya, PT KCJ yang juga anak perusahaan PT KAI berencana menerapkan sistem tiket elektronik, dan tarif progresif KRL pada 1 Juni mendatang.

Pada sistem tarif progresif tersebut, harga tiket KRL akan lebih murah karena perjalanan keberangkan di lima stasiun pertama hanya dipatok Rp3.000. Di tiga stasiun berikut, tarif perjalanan kereta penumpang ditambah Rp1.000.

Selasa, 28 Mei 2013

Harga Tarif KRL di Pastikan Lebih Murah dengan E-Ticketing

Masyarakat di Jabodetabek yang beraktifitas menggunakan transportasi KRL khususnya Commuter Line boleh tersenyum lega, pasalnya mulai juni 2013 sebagian besar tarif untuk perjalanan KRL akan turun melalui mekanisme penghitungan tarif baru yang akan dikeluarkan PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) yakni tarif progresif. Sebelumnnya melalui konferensi pers yang di gelar pada Rabu 23 Mei 2013 Direktur Utama PT KCJ, Tri Handoyo, mengatakan bahwa bersamaan dengan penerapan E-Ticketing, untuk mewujudkan sistem pentarifan yang lebih adil PT KCJ juga akan memberlakukan tarif progresif untuk perjalanan KRL Commuter Line di Jabodetabek. Penghitungan tarif progresif didasarkan pada jumlah stasiun yang dilalui oleh penumpang dengan rumusan tiga ribu rupiah untuk 5(lima) Stasiun pertama dan seribu rupiah untuk setiap 3 (tiga) stasiun selanjutnya. Meski dihitung berdasarkan tarif berdasarkan jumlah stasiun, tarif tertinggi tetap pada harga sembilan ribu rupiah.

Tri Handoyo juga menambahkan, tarif progresif merupakan salah satu manfaat dari diterapkannya sistem E-Ticketing yang memungkinkan untuk melakukan penghitungan tarif berdasarkan jumlah stasiun sehingga harga tarif menjadi lebih murah, misalnya saja saat ini tarif dari Serpong-Tanah Abang seharga Rp 8.000,- dengan tarif progresif akan menjadi Rp 4.000,- selain serpong, sejumlah tarif pada lintas lain juga mengalami penurunan seperti relasi Tangerang – Duri dari Rp 7.500 menjadi Rp 4.000,  relasi Bekasi – jakarta Kota yang sebelumnya Rp 8.500 menjadi Rp 6.000 dan sejumlah relasi perjalanan KRL lainnya.

Sosialisasi tarif progresif juga telah dilakukan sejak awal april lalu, bagi pengguna KRL dapat melihat besaran tarif berdasarkan kebutuhan perjalanannya melalui spanduk yang terpasang Stasiun Jabodetabek.

Isu kenaikan tarif dengan diberlakukannya Tarif progresif juga ditepis PT KCJ, dapat dipastikan dengan penerapan tarif progresif tidak ada kenaikan harga tarif pada perjalanan KRL Commuter Line.

Sejumlah perubahan peraturanpun juga akan dilakukan melalui penerapan e-Ticketing dan tarif Progresif, nantinya bagi pengguna yang tidak sengaja terlewat dan turun pada stasiun yang lebih jauh dari stasiun tujuannya dapat kembali hanya dengan berpindah peron tanpa keluar melalui perangkat gate e-ticketing.

Saat Penerapan Tarif progresif dilakukan, saat melakukan pembelian tiket seluruh pengguna jasa juga diwajibkan untuk menyebutkan nama stasiun yang dituju agar penghitungan tarif sesuai dengan jumlah Stasiun yang akan dilalui.



Sementara guna mendukung sistem tarif progresif, saat ini PT KAI Commuter jabodetabek juga tengah melakukan persiapan E-Ticketing. Untuk awal E-Ticketing hanya berlaku untuk jenis perjalanan satu kali perjalanan dan secara bertahap pengguna juga akan semakin dimudahkan dengan sistem E-Ticketing melalui penerapan jenis tiket berlangganan dengan sistem potong saldo.

PT KAI (Persero) dan PT KAI Commuter Jabodetabek mengharapkan kerjasama dari seluruh stakeholder khusunya pengguna jasa KRL agar program E-Ticketing dapat berjalan dengan lancar. Penerapan E-Ticketing sepenuhnya dilakukan untuk peningkatan pelayanan kepada seluruh pengguna jasa KRL yang akan diikuti dengan pengembangan layanan lainnya baik dari sisi sarana dan prasarana. Wujud perbaikan akan terus dilakukan untuk pengembangan KRL di Jabodetabek.

Stasiun UI tidak Steril, KRL tidak akan Mampir


Stasiun Universitas Indonesia (UI) tidak akan menjadi pemberhentian KRL rute Jakarta Kota-Bogor. Hanya kereta ekonomi yang berhenti di Stasiun UI.

"Karena Stasiun UI belum steril. Jadi KRL tidak akan berhenti di stasiun itu. Penumpang KRL bisa turun di stasiun sebelum atau sesudah Stasiun UI," ujar Kepala Humas PT KAI DAOP I Sukendar Mulya, Senin (27/5).

Belum sterilnya Stasiun UI dapat dilihat dari belum dipasangnya pintu elektronik di peron stasiun.

Kondisi belum steril yang dimaksud oleh Sukendar adalah stasiun yang masih dipadati oleh kios pedagang dan penumpang gelap. Pihaknya berharap kerja sama semua pihak untuk mensterilkan Stasiun UI.

PT KAI menargetkan akhir Mei 2013 agar semua stasiun steril demi tercapainya sistem e-ticketing di 62 stasiun bagi layanan KRL di Jabodetabek.

Sesuai jadwal yang telah dirancang PT KAI, penertiban di Stasiun UI segera dilakukan pada Selasa (28/5).

"Kami sudah punya rancangan stasiun yang steril untuk penerapan sistem e-ticketing," tandasnya.

Tidak menutup kemungkinan semua KRL tidak akan berhenti di Stasiun UI jika Stasiun UI tidak juga steril.

Menurutnya, sistem e-ticketing sangat membutuhkan sterilisasi stasiun. PT KAI telah mengadakan uji coba e-ticketing di rute Tangerang Duri, rute Jakarta Kota-Bogor. Berdasarkan evaluasinya, respon masyarakat yang diterima cukup positif. Penumpang mulai memahami penggunaan e-ticketing dan merasa lebih efisien. (Nesty Trioka Pamungkas)

Senin, 27 Mei 2013

Video-Video Transperth

Transperth adalah sebuah nama dari sistem tranportasi umum di Perth, Australia, Australia Barat yang dioperasikan oleh Public Transport Authority. Transperth melayani wilayah metropolitan Perth dari Perth City, ke Chidlow di sebelah timur, Fremantle di barat, Mandurah di selatan, dan Two Rocks di utara.

Video pendek menarik berikut, dibuat oleh Transperth, mengajak masyarakat kotanya untuk beralih menggunakan angkutan massal.


How do you get around - with Transperth


Bus Priority in Perth

Transperth - transforming train


http://www.youtube.com/user/TransperthOnline

Foto-foto Transperth (Bukan Saudaranya TransJakarta)

Kereta Transperth, transportasi praktis keliling Perth

Mesin tiket untuk membeli tiket kereta Transperth

Suasananya nyaman di dalam gerbong kereta Transperth

Sebuah toko di stasiun kereta di Fremantle

Suasana stasiun kereta utama di Perth 


Transperth, Bukan Saudaranya TransJakarta

lihat foto-foto Transperth

Perth - Transportasi publik yang rapi, ikut memudahkan wisatawan saat traveling ke suatu kota. Kalau Jakarta punya TransJakarta, Kota Perth di Australia juga punya Transperth. Serupa, tapi tak sama.

TransJakarta adalah sistem bus di Jakarta dengan beberapa koridor yang terintegrasi dan terkoneksi sehingga memudahkan penumpang. Nah, kalau Transperth tidak hanya sistem bus yang terkoneksi, tapi juga kereta komuter dan ferry di Kota Perth. detikTravel mencoba Transperth ini Sabtu (11/5/2013).

Saya memilih kereta komuter, moda transportasi yang paling banyak bisa mengangkut penumpang. Kebetulan, saya memang hendak menuju Fremantle, kota pelabuhan kecil di pinggiran Perth. Saya pun melangkahkan kaki ke Stasiun Perth Central yang tidak jauh dari hotel saya menginap.

Jika melihat peta jaringan kereta TransPerth, ada 5 jalur kereta dengan 5 warna berbeda. Armadale/Thornlie dengan jalur kuning, Fremantle dengan jalur biru, Joondalup dengan jalur hijau lumut, Midland dengan jalur ungu, Mandurah dengan jalur coklat.

Untuk yang pernah naik MRT di Singapura atau MTR di Hong Kong, saya akan bilang sistem kereta Transperth hampir serupa. Masuk ke stasiun, kita akan melihat mesin tiket laksana ATM dan penumpang tinggal memilih jenis tiket yang akan dibeli. Ada beberapa pilihan tiket untuk penumpang.

Jalur kereta Transperth dibagi dalam 9 zona dari pusat Kota Perth ke arah luar kota. Semakin jauh harga tiket pun semakin mahal. Pastikan Anda tahu di zona berapa destinasi Anda dengan melihat peta dekat mesin tiket. Selain itu masih ada Day Rider, tiket untuk naik kereta kemanapun seharian. Yang paling asyik, ada Family Rider, satu tiket ramai-ramai untuk maksimal 7 penumpang yang berlaku untuk akhir pekan dan hari libur. Pada hari kerja, Family Rider hanya bisa dipakai mulai dari sore hari.

Dari Perth ke Fremantle hanya dua zona, dan penumpang membayar AUD 4 (Rp 40.000). Day Rider dan Family Rider harganya AUD 11 (Rp 110.000). Saya pilih membeli tiket eceran karena memang tidak akan banyak memakai Transperth hari itu. Setelah melewati portal penumpang, saya tiba di peron Stasiun Perth. Kereta bertuliskan Fremantle sudah menunggu di peron 5.

Tidak lama menunggu, wussh, kereta saya pun berangkat. Suasana di dalam kereta sangat rapi, resik dan nyaman seperti MRT Singapura atau MTR Hong Kong. Kalau saya naik saat hari kerja, mungkin lebih banyak lagi orang yang naik. Dinding kereta berisikan karikatur lucu mengenai imbauan agar tidak merusak kereta, dan menghormati penumpang lain.

Bukan artinya Transperth lolos dari aksi vandalisme. Jendela dekat saya duduk tampak digurat tulisan dengan benda tajam entah apa dan langsung ditempel stiker peringatan "This is not art!"

Saya menikmati pemandangan di luar jendela. Gedung-gedung tinggi di Kota Perth berganti dengan rumah-rumah penduduk khas Australia dengan pagar pendeknya di pinggiran kota. Beberapa dengan rumah setengah panggung yang khas terutama di negara bagian Western Australia, Queensland dan Northern Teritory. Pohon-pohon kayu putih juga bertebaran menjadi peneduh jalan raya, orang Australia menyebutnya eucalyptus, pohon kesukaan koala.

Setelah sekitar 45 menit perjalanan, saya tiba di kawasan pelabuhan. Jejeran kapal mengeluarkan isi kargonya ke sebuah lapangan besar berupa mobil-mobil, traktor dan aneka alat berat lain. Garis pantai yang panjang juga disusuri oleh kereta saya, hingga kereta pun melambat.

Saya tiba di Stasiun Fremantle yang tampak antik, berbeda dengan Stasiun Perth yang modern. Transperth memang memberikan perjalanan yang mudah dan praktis. Begitu praktisnya, sehingga akses untuk orang cacat, manula dan ibu hamil juga tersedia, mulai dari lift khusus sampai tempat duduk khusus di dalam gerbong kereta. Traveling di Perth, naik Transperth saja!

Minggu, 26 Mei 2013

Keluar jalur TransJakarta, BMW seruduk pemotor hingga tewas


Sebuah mobil BMW berpelat nomor B 2260 MR menabrak pemotor yang mengenakan Honda AD 5985 JY di depan Plaza Asia Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, sekitar pukul 05.00 WIB. Akibatnya, pengendara motor tewas di lokasi kejadian.

"Pengendara tewas di lokasi. Petugas sudah di lokasi," ujar petugas TMC Polda Metro Jaya, Brigadir Edwin kepada merdeka.com, Minggu (26/5).

Edwin mengatakan saat itu mobil BMW melaju di jalur TransJakarta dari arah Semanggi menuju Blok M. Tiba-tiba, mobil BMW tersebut keluar jalur hingga akhirnya menabrak motor.

"Mabuk atau tidak saya belum dapat informasi," katanya.

Selanjutnya, petugas membawa jenazah korban ke RSCM. Pengendara BMW dan mobilnya serta motor korban dibawa ke Unit Laka Polda Metro Jaya di Pancoran, Jakarta Selatan.

Sabtu, 25 Mei 2013

Sepi Penumpang, Kopaja AC S-13 Tak Masuk Busway


Mobil bus Kopaja AC S-13 jurusan Ragunan-Grogol yang semestinya terintegrasi dengan jalur busway kerap melenceng dari jalurnya. Kopaja itu seharusnya masuk jalur Transjakarta di koridor I di Senayan hingga Semanggi, lalu berpindah jalur ke Koridor XI dari Semanggi-Grogol dan di Koridor III dari Kebayoran-Pondok Indah. Akan tetapi, bus kerap tak berhenti di jalur busway.

Hal ini membuat penumpang bingung. "Ternyata waktu saya naik busnya tidak berhenti di shelter JCC. Saya malah diturunkan di tengah jalan, bukan di tempat perhentian," kata Satwika, 25 tahun, warga Jakarta Pusat yang berkantor di kawasan Kebayoran, Jakarta Selatan, kepada Tempo, Sabtu, 25 Mei 2013.

Saat Tempo mencoba naik Kopaja S-13, bus sedang itu juga tak berhenti di shelter busway di sepanjang Slipi dan Jalan S. Parman. Begitu juga di sepanjang arteri Pondok Indah.

Ketua Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) Nanang Basuki mengakui Kopaja S-13 kerap keluar jalur Transjakarta. Alasannya, di jalur tersebut seringkali sepi penumpang, terutama dari Slipi menuju Grogol. "Jadi, memang sopir lebih memilih mencari penumpang di luar jalur busway," kata Nanang.

Menurut Nanang, animo penumpang itu dipengaruhi oleh banyaknya angkutan yang melintas di sepanjang Slipi menuju Grogol. "Jadi, lebih banyak penumpang yang menunggu di luar jalur Transjakarta."

Namun, dia menjamin penumpang yang telanjur membeli karcis Kopaja AC di dalam shelter Transjakarta tak perlu khawatir. "Disimpan saja tiketnya ketika naik Transjakarta. Besok bisa digunakan lagi untuk naik Kopaja," kata Nanang.

Kasus ini, menurut Nanang, tak terjadi di trayek Kopaja AC P-20 jurusan Senen-Lebak Bulus. Soalnya, penumpang di trayek itu jauh lebih banyak. Kopaja malah sudah menambah armada P-20 AC. "Sudah ditambah menjadi 40 bus. Kalau S-13 tidak ditambah karena penumpangnya sedikit," ujar Nanang.

Kamis, 23 Mei 2013

Canggih, E-tiket (KRL) bikin penumpang "jujur"

Sistem E-ticketing yang akan berlaku per 1 juni 2013, agak-nya akan menimbulkan masalah, bila ada orang yang berpura-pura ingin pergi ke tempat lain sementara cost pembayarannya tidak sesuai.

Untuk itu, Tri Handoyo  Direktur Utama  PT KAI Commuterline Jabodetabek (KCJ), menerangkan, bila ada yang melakukan hal tersebut, Ia tidak akan bisa keluar dari gate stasiun, pasalnya kartu yang dia pegang akan tidak diterima oleh mesin gate out yang ada di pintu keluar.

"Misalnya penumpang bayar untuk ke Manggarai, tapi turunnya di tempat lain otomatis tidak bisa keluar, dan disitu petugas akan tahu problemnya," terang Tri Handoyo, di Gedung JRC lantai Jalan Juanda 1B No. 8-10 Jakarta-Pusat, Kamis, (23/5/2013).

Untuk itu, penumpang commuter tidak bisa membohongi petugas dengan tujuannya. Karena semunya otomatis telah terekam saat masuk stasiun keberangkatan.

"Semuanya sudah secara otomatis terekam sesuai tujuan, jadi tidak bisa keluar bila tidak sesuai dengan tujuan pembayaran," ujarnya.

Sementara itu, bila penumpang berniat untuk turun sebelum tempat tujuannya, maka penumpang itu bisa keluar melalui gate. Karena,  penumpang tersebut telah membayar lebih untuk perjalanan.

[Video] Pemprov DKI Jakarta Terus Sosialisasikan E-Ticketing Kepada Penumpang TransJakarta

Rabu, 22 Mei 2013

Ratusan Bajaj Dimusnahkan


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memusnahkan ratusan bajaj. Ratusan bajaj tersebut akan diganti dengan bajaj biru berbahan bakar gas (BBG) yang ramah lingkungan.

Pemusnahan dilakukan oleh PT Mataharikus, perusahaan yang ditunjuk pemerintah untuk mendatangkan bajaj bermesin bahan bakar gas (BBG), dibantu petugas Dinas Perhubungan. Pemusnahan menggunakan alat berat di Jalan Swadarma, Srengseng, Jakarta Barat, Rabu (22/5).

Yunus, Direktur PT Mataharikus, mengatakan 150 bajaj itu dimusnahkan setelah melalui serahterima antara pemilik bajaj dengan pihaknya.

Para sopir tidak keberatan. Menurut mereka, dengan peeremajaan, setidaknya bajaj miliknya bisa kembali diminati para calon penumpang.

Peremajaan bajaj ini sebagai salah satu upaya pemerintah mengurangi polusi udara di Jakarta. Pemprov akan meremajakan kurang lebih 3500 unit bajaj setiap tahun.

KRL Ekonomi AC akan Disubsidi, Jakarta-Bogor Hanya Rp 5.000


Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan memberikan subsidi harga tiket KRL ekonomi AC Jabodetabek (Commuter Line) mulai 1 Juli 2013. Kebijakan ini sebagai tindak lanjut dihapuskannya KRL ekonomi non AC Jabodetabek.

"Menurut perhitungan kita berikan subsidi (Public Service Obligation) sebesar Rp 4.000 kepada penumpang KRL AC ekonomi sehingga masyarakat maksimal hanya membeli tiket seharga Rp 5.000 seperti dari Jakarta ke Bogor tarifnya itu Rp 9.000 jadi masyarakat cukup membayar Rp 5.000," ujar Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kementerian Perhubungan Hanggoro Budi Wirjawan saat berdiskusi dengan media di Hotel Millenium, Jakarta, Rabu (22/5/2013).

Subsidi atau Public Service Obligation (PSO) nantinya akan diberikan kepada seluruh penumpang KRL Jabodetabek bukan melalui mekanisme hanya golongan masyarakat tertentu. Tahun 2013, alokasi anggaran subsidi untuk KRL ekonomi hanya sebesar Rp 156 miliar.

"Kalau segmen atau target subsidi tertentu itu ribet dan penyimpangan itu besar sekali. Ini membuat catatan temuan dan kita optimalkan anggaran yang ada untuk seluruh penumpang Jabodetabek. Selain itu DPR juga mendukung agar pembagian PSO secara menyeluruh," katanya.

Namun ada syarat khusus yang harus dilakukan PT Kereta Commuterline Jakarta (KCJ) agar penerapan subsidi dan penghentian operasional KRL non ekonomi dilakukan. PT KCJ diharapkan dapat menyelesaikan proyek E-Ticketing paling lambat bulan Mei 2013.

"Kalau KRL, KRL ekonomi non AC menjadi AC kita tetapkan 1 Juli 2013. Namun pelaksanaan E-ticketing harus tuntas di bulan Mei ini," cetusnya.

Sosiolog: Bangun MRT, Bangun Budaya Bertransportasi yang Baik


Sosiolog dari Universitas Indonesia, Paulus Wirutomo sangat setuju langkah Gubernur DKI Joko Widodo yang telah meresmikan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Tahap I pada Tanggal 2 Mei 2013 lalu.

"Makanya MRT dibangun itu saya sangat setuju," ujar Paulus dalam Orasi Ilmiah yang dalam rangka memperingati HUT Ke-48 Lemhannas RI di Auditorium Lemhannas, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2013).

Menurut Paulus, etika berkendara di jalan raya Jakarta sudah tidak karuan, sehingga bagi pengendara yang tergolong baik, ketika masuk ke jalan raya yang semrawut, otomatis pengendara tersebut akan menjadi pengendara yang ugal-ugalan.

"Di Jakarta ini pengemudi baik ketika sampai di jalan raya malah jadi tidak baik," kata Paulus.

Paulus menjelaskan, pembangunan sosial harus dititikberatkan pada pembangunan masyarakatnya yang didalamnya banyak mengandung nilai-nilai bermasyarakat. Nilai tersebut tentu berpatokan kepada nilai yang sudah terbangun di mayoritas masyarakat.

"Kita ini masing-masing meski secara pribadi ingin hidup baik, ketika masuk ke masyarakat yang kacau, pasti akan terbawa juga yang baik tadi," kata Paulus.

Membangun nilai yang baik di masyarakat menurut Paulus juga bisa dipicu dengan pembangunan fisik secara struktural. Karena itulah MRT diyakini mampu membangun budaya bertransportasi yang baik.
"Pembangunan MRT itu pembangunan struktural dengan sistem yang baik. kita selamatkan kebudayaan bertransportasi di Jakarta," ucap Paulus.

Penyandang Disabilitas Keluhkan Fasilitas Busway


Penyandang disabilitas mengeluhkan pelayanan bus Transjakarta yang belum ramah terhadap mereka.Infrastruktur penunjang bahkan dinilai terkadang menyulitkan.

"Gate masuk halte misalnya," kata Faisal Rusdi, pengguna kursi roda, pada Selasa, 21 Mei 2013. Terkadang menurut dia gate masuk terlalu sempit.

Bahkan ada gate yang menggunakan model pintu putar. Jika sudah seperti ini, Faisal mengaku tidak bisa masuk.

Selain itu, akses menuju halte pun susah.Salah satunya jalan yang kadang terlalu curam."Kalau naik turun halte agak bahaya," ujarnya.

Ia juga bercerita soal pegawai Transjakarta yang kadang tak ramah.Bahkan cenderung acuh ketika para pengguna kursi roda akan masuk bus.

"Kondisi seperti ini hampir di semua halte Transjakarta," katanya. Dia mengaku pernah menyampaikan hal ini kepada pengelola Transjakarta tapi belum ada tanggapan.

Cerita senada juga disampaikan oleh Angela Friska. Wanita yang bekerja di Internasional Labour Organisation ini mengaku sering kepayahan jika tulisan penanda bus berhenti di halte mana yang ada di dalam mati.

"Saya kan tunarungu," katanya. "Bingung kalau tidak ada visual, apa.lagi artikulasi petugas sering tidak jelas." Kondisi ini dia keluhkan saat ramai sehingga tidak bisa melihat keluar.

Sedangkan para penyandang tunanetra mengeluhkan sebaliknya. Jika tidak ada suara yang menyebutkan di mana mereka berhenti.

Untuk itu, para penyandang disabilitas ini berencana mengundang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ikut dalam tur yang diadakan mereka pada Ahad 9 Juni 2013. Tujuannya agar Jokowi tahu kondisi di lapangan.

Egoisme, Penyebab KRL-TransJakarta Tak Kunjung Terintegrasi


Sama-sama meluncurkan e-ticketing atau tiket elektronik, tetapi KRL Jabodetabek dan bus transjakarta tak kunjung terintegrasi. Keduanya memiliki tiket sendiri-sendiri, bukan semata persaingan sebagai sesama moda transportasi. Egoisme dalam bersaing dituding sebagai penyebab utama tak juga terhubungnya kedua tranportasi massal tersebut.

Egoisme persaingan tak hanya terkait kedua moda transportasi itu sendiri, tetapi ditengarai sampai melibatkan perbankan yang mendukung penggunaan tiket elektronik di masing-masing moda. "Integrasi antarmoda sebenarnya sederhana kalau masing-masing pihak baik itu pemda se-Jabodetabek, perusahaan yang berpartisipasi, ataupun bank penyedia layanan e-ticketing tidak ada ego dan sama-sama membuka diri," ungkap pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Danang Parikesit, di Jakarta, Selasa (21/5/2013).

Danang berpendapat, jika pihak-pihak tersebut dapat saling membuka diri, dia yakin jumlah penumpang baik KRL Jabodetabek maupun bus transjakarta dapat meningkat dan menguntungkan semua pihak. Menurut dia, pemerintah dan Bank Indonesia sebaiknya mengoordinasi sejumlah bank penyedia layanan  tiket elektronik agar integrasi antar-moda transportasi menjadi lebih mudah.

"Integrasi akan membuat pasar baru, market-nya justru akan lebih besar. Saya kira leadership Bank Indonesia sebagai pengatur sistem keuangan di perbankan dibutuhkan dalam regulasi e-ticketing untuk mengintegrasikan antar-moda itu," kata Danang.

PT KCJ selaku operator layanan KRL Jabodetabek yang berada di bawah PT KAI Jakarta telah mengumumkan bahwa terhitung 1 Juni 2013 sistem tiket elektronik akan mulai diterapkan pada pelayanan KRL Commuter Line. Dalam sistem tiket elektronik ini, PT KCJ menggandeng PT Telkom untuk pengoperasian dan pemeliharaan sistem tersebut.

Sementara untuk bus transjakarta, pada akhir Mei 2013 layanan transportasi yang berada di bawah pengelolaan Pemprov DKI Jakarta ini direncanakan akan mulai menerapkan tiket elektronik di semua koridor. Untuk sistem tiket elektronik bus transjakarta, pihak TransJakarta mengadakan kerja sama dengan lima bank, yakni BNI 46, BRI, Bank Mandiri, BCA, dan Bank DKI.

Selasa, 21 Mei 2013

Kini tersedia "feeder" Transjakarta dari Bekasi

Kini tersedia dua rute baru feeder atau Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) yakni Bekasi-Tanah Abang dan Bekasi -Bundaran HI di Halte Dukuh Atas "Masing-masing rute akan disediakan 10 bus dengan tarif Rp5 ribu/orang untuk perjalanan/shelter busway dan Rp6500 untuk perjalanan paling jauh.," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono di Jakarta, Selasa.

Pristono yakin bahwa rute Bekasi-Tanah Abang akan mampu mengangkut sebanyak 4.800 penumpang setiap perjalanan. Sementara untuk Bekasi-Bundaran HI mencapai 5.780 penumpang/perjalanan. "Setiap perjalanan hanya membutuhkan waktu sekitar 90 menit," kata Pristono.

Rute perjalanan untuk APTB Bekasi-Tanahabang yakni Terminal Bekasi-Jl IR Juanda-Jl Joyomartono-Tol Cikampek-Tol Dalam Kota-Jl Gatot Subroto-Semanggi-Jl Jendral Sudirman-Jl MH Thamrin-Jl Kebon Sirih-Jl Facherudin-Jl Jati Baru kemudian berputar di bawah fly over Jati Baru.

Sementara untuk rute Bekasi-Bundaran HI melalui jalan Terminal Bekasi-Jl IR Juanda-Jl Joyomartono-Tol Cikampek-Tol Dalam Kota-Jl Gatot Subroto-Semanggi-Jl Jendral Sudirman-Bundaran HI.

Rute ini akan beroperasi selama 17 jam sejak pukul 05.00 WIB hingga 22.00 WIB.

Saat ini, DKI telah memiliki delapan rute APTB yakni Bekasi-Pulogadung, Tangerang-Taman Anggrek, Ciputat-Kota, Cibinong-Depok, Rawamangun-Bogor, Bekasi-Tanahabang, dan Bekasi-Bundaran HI. Semua rute saling terintegrasi dengan bus Transjakarta dengan menggunakan jalur khusus.

TRANS JAKARTA Akan Jadi BUMD


Pertemuan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang juga disapa Ahok dengan pihak Ausaid (Australian Agency for International Development) berujung dengan mengubah pengelolaan Trans Jakarta menjadi di bawah naungan BUMD.

Pada Senin (20/5), perwakilan Ausaid mendatangi Balaikota DKI dan bertemu dengan Ahok memberikan masukan tentang Trans Jakarta.

"Mereka [pihak Australia] sampaikan bila ingin menambah bus yang lebih banyak, seharusnya halte diperpanjang. Lalu jalur harus diperbesar.
Itu saran dari pihak Ausaid," papar Ahok, Selasa (21/5/2013).

Dia menjelaskan seharusnya Trans Jakarta jadi BUMD, dan pihak PPD sudah setuju dengan rencana itu.

"Supaya pengelolahannya jadi lebih leluasa, jangan seperti [di bawah] unit pelaksana teknis [UPT]."

Ahok memberi ancar-ancar pada Juni akan  diajukan draf untuk BUMD Trans Jakarta. "DPRD sudah setuju."

Ini Saran Australia Soal Bus TransJakarta


Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan, pertemuannya dengan pihak Australia AID (AusAID) kemarin malam, membicarakan transportasi umum di Jakarta.

Perbincangan kedua pihak mengenai penambahan bus, khususnya Bus TransJakarta yang rencananya ditambah sebanyak 1.000 unit.

"Dia kasih masukan. Jadi, dia kasih tahu bagaimana bisa menambah bus jadi banyak," ujar Basuki di Balai Kota, Jakarta, Selasa (21/5/2013).

Basuki menjelaskan, menurut AusAID, penambahan Bus TransJakarta harus diiringi penambahan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), sebagai bahan bakar Bus TransJakarta.

Basuki menuturkan, AusAID menilai pengintegrasian bus sedang seperti Kopaja masuk ke jalur busway, tidak tepat.

"Kamu jangan mengintegrasikan Kopaja ke dalam, karena makin pendek jumlahnya. Harusnya di jalur itu cukup besar," papar Basuki.

Menurut Basuki, AusAID mendukung langkah Pemprov DKI menjadikan TransJakarta sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), agar dapat dikelola dengan maksimal.

"Mereka menyarankan TransJakarta menjadi BUMD, karena ini adalah bisnis yang besar. Supaya dikelolanya lebih leluasa," terangnya.

Akhir Mei, e-Tikecting Transjakarta Berlaku di Semua Koridor

Penerapan tiket elektronik (e-ticketing) bus Transjakarta akan dilakukan di seluruh koridor. Saat ini e-ticketing baru diterapkan di enam koridor.

Keenam koridor itu yakni Koridor I (Blok M–Kota), Koridor III (Kalideres–Harmoni), Koridor V (Kampung Melayu–Ancol), Koridor VII (Kampung Rambutan– Kampung Melayu), Koridor IX (Pinangranti–Pluit), dan Koridor X (Tanjung Priok–Cililitan).

Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta M Akbar menuturkan, e-ticketing itu berbasis uang elektronik yang dikeluarkan sejumlah bank. Tujuannya agar tercipta cashless society, yaitu kelompok masyarakat yang tidak membayar secara tunai lagi. Dengan adanya cashless society ini, tidak ada lagi antrean penumpang di loket pembelian tiket di setiap halte Transjakarta.

E-ticketing juga akan mengurangi waktu tunggu penumpang. ”Sistem pelayanan ini akan lebih memudahkan penumpang untuk mengantre dan menunggu armada Transjakarta,” kata M Akbar. Penerapan e-ticketing ini menggandeng lima bank nasional dan daerah yang menerbitkan uang elektronik.

Uang elektronik tersebut menggunakan kartu pintar atau smartcard. BRI menggunakan Brizzi, BNI Prepaid, BCA Flazz, Bank Mandiri e-mOney, dan Bank DKI JakCard.

Penggunaan kartu ini cukup ditempelkan di gate setiap halte. Nantinya gate yang dilengkapi dengan pembaca kartu (card reader) akan otomatis mengurangi saldo uang di kartu tersebut. Saat lampu hijau menyala di gate, penumpang bisa langsung masuk halte. ”Dengan adanya e-tickecting ini, penumpang tidak lagi harus mengantre di loket,” sambungnya.

Smartcard yang dikeluarkan sejumlah bank itu, di samping dapat digunakan untuk naik bus Transjakarta juga bisa untuk transaksi lain di minimarket, apotik, SPBU, taksi, dan sebagainya. Rencananya di akhir Mei ini BLU Transjakarta akan memberlakukan e-ticketing di seluruh koridor (12 koridor).

”Semua perangkat pendukung untuk e-ticketing ini telah tersedia. Semoga penumpang di semua koridor dapat memanfaatkan e-ticketing ini dengan baik,” tandasnya.

Peneliti Institut Studi Transportasi (Instran) Izzul Waro menuturkan, semenjak diberlakukan e-ticketing, masih banyak penumpang belum terbiasa menggunakannya. Padahal dewasa ini smartcard telah dimiliki banyak orang. Bahkan mereka menjadi penumpang setia bus Transjakarta. Agar pemberlakuan e-ticketing lebih optimal, Izzul Waro menyarankan BLU Transjakarta menerapkan tarif lebih mahal terhadap penumpang yang membeli tiket secara tunai.

Misalnya tarif e-ticketing Rp3.500 untuk sekali naik bus Transjakarta, maka penumpang dengan tiket manual dikenai tarif Rp5.000. ”Cara ini sebagai bentuk untuk mendorong masyarakat mau menerapkan e-ticketing,” tuturnya. Cara lain agar tercipta cashless society adalah mengharuskan penumpang yang membeli tiket menggunakan uang pas. Bagi penumpang yang tidak menggunakan uang pas, mereka tidak diberi uang kembalian.

”Kalau tidak ada aturan tegas untuk mendorong penumpang itu, apa pun kebijakan sulit diterapkan dengan baik,” imbuhnya. Di sisi lain, dia menyarankan BLU Transjakarta untuk memerhatikan kondisi gate reader yang kerap rusak. Hal itu dapat membuat antrean panjang di pintu masuk halte.

Senin, 20 Mei 2013

Ahok Yakin Warga Jakarta Akan Tinggalkan Motor dan Mobil Jelek


Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yakin, banyak warga ibu kota yang akan beralih menggunakan  kendaraan umum tahun ini. Pasalnya, Pemerintah provinsi DKI Jakarta telah melakukan terobosan di bidang transportasi.

November ini, kata Ahok, Pemprov akan merealisasikan penambahan 1.000 armada baru Bus TransJakarta. "Tahun ini, kita lagi pengadaan semua. Yang paling riil itu nambah bus TransJakarta  sama bus ukuran sedang. Itu kita memang akan tambah 1.000," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta,  di Balai Kota, Jakarta, Jakarta pusat, Senin (20/5/2013).

Selain Bus TransJakarta, Pemerintah DKI Jakarta juga akan melakukan peremajaan kopaja.  Ahok akan langsung memaksa Kopami dan Kopaja untuk memperbaiki bus, dan melatih sopir.

"Maka kita buka kesempatan pada mal-mal di pinggiran Jakarta untuk menyediakan bus eksklusif. Karena busnya begitu masuk, langsung gratis. Ini mendorong orang untuk parkir di mal itu," katanya.

Ahok mengungkapkan, untuk menarik orang menggunakan transportasi massal, maka harus ada upaya yang optimal juga dari pemprov DKI. "Misalnya, sistem tiket murah per bulan itu harus dikeluarkan. Orang akan tinggalkan motor dan mobil-mobil jelek itu,"

Jero Wacik Pimpin Peluncuran SPBG Mobile (MRU) di Monas

Peluncuran MRU PGN



Menteri ESDM Jero Wacik (memegang selang), bersama jajaran Direksi Perusahaan Gas Negara (PGN) memberi simulasi pengisian gas ke bajaj menggunakan Mobile Refueling Unit (MRU) dari PGN saat peluncurannya di Silang Monas, Jakarta Pusat, Minggu (19/5). MRU merupakan fasilitas pengisian bahan bakar gas (BBG) yang dapat berpindah lokasinya sehingga dapat menjadi solusi pengisian BBG yang sering terkendala jarak dan lahan pembangunan. Antara/Fanny Octavianus/vg

Minggu, 19 Mei 2013

Pemerintah Kaji Bus Tingkat Wisata Masuk Jalur Transjakarta


Rencana operasional bus tingkat wisata terus dimatangkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta. Disparbud tengah menyiapkan lelang untuk lima unit bus tingkat agar menjadi ikon baru pariwisata di DKI Jakarta.

Arie Budhiman, Kepala Disparbud DKI Jakarta, mengatakan sektor pariwisata harus menjadi andalan DKI Jakarta sebagai kota jasa. Selama ini, program pariwisata seperti tur kota di Jakarta baru diadakan sesuai pesanan. Nantinya, akan ada program-program yang diadakan secara tetap.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2013, anggaran pengadaan lima bus ini mencapai Rp 17 miliar. Konsep bus ini akan berkeliling ke sejumlah tempat wisata, sekaligus tempat-tempat yang menggelar acara secara rutin.

“Pak Gubernur Jokowi memiliki keinginan agar Jakarta dikunjungi hingga 5 juta wisatawan, saat ini baru sekitar 2,1 juta orang per tahun, saya optimistis bisa tercapai dalam tiga sampai lima tahun mendatang,” jelasnya.

Konsep bus ini, rencananya akan dibuat semacam Double Decker atau bus tingkat merah seperti di Kota London, Inggris. Nantinya, bus akan membawa para wisatawan, dan direncanakan mendapatkan perlakuan khusus, antara lain boleh berjalan di jalur Transjakarta.

“Rutenya nanti kita bicarakan bersama Asosiasi pengusaha pariwisata, kita ingin Jakarta yang diklaim menjadi kota pariwisata punya produk pariwisata yang baik, diiringi oleh promosi yang juga maksimal,” tuturnya.

Editor: sanusi
Sumber: Warta Kota

Pemerintah janji bangun 73 SPBG baru tahun ini

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berjanji akan membangun 75 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) baru tahun ini. Pembangunan 73 SPBG ini akan dilakukan oleh Pertamina, PGN serta pemerintah.

Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermatoro mengatakan, semua pihak sangat mendukung peralihan penggunaan BBM subsidi ke gas. Pertamina serta PGN sudah berjanji akan ikut membangun SPBG demi kelancaran program ini.

"PGN akan membangun 16 SPBG baru tapi tempatnya di mana saja kita belum tahu. Pertamina akan membangun 7 SPBG sendiri," jelas Edy ketika ditemui di Kawasan Monas, Jakarta, Minggu (16/5).

Pemerintah sendiri mengatakan akan membangun 50 SPBG yang disebar di seluruh daerah di Indonesia mulai dari Surabaya, Balikpapan, Samarinda, Palembang. Dari ketiga instansi tersebut, jumlah SPBG baru akan mencapai 73 unit.

Selain pembangunan SPBG, PGN juga meluncurkan 2 mobil MRU untuk pengisian bahan bakar gas. Mobil ini akan bergerak mobile untuk memenuhi kebutuhan pengguna gas. "Kalau SPG yang fix diam. MRU bisa mobile bisa ditempatkan di mana saja bisa di kementerian," tutupnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswo Utomo menyebutkan, DKI Jakarta akan memiliki 40 sampai 50 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG). SPBG. Dia mengklaim, cara ini sebagai salah satu strategi mengendalikan Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Caranya mengkoversi BBM ke BBG," jelas Susilo saat meresmikan SPBG di Mampang, Jakarta, Kamis (16/5).

Menurut Susilo, untuk mewujudkan langkah tersebut, ada dua strategi pendanaan. Pertama, untuk anggaran akan dibantu dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Untuk tahun ini, telah dianggarkan Rp 450 miliar.

"APBN tiap tahun ada, tapi ini hanya sebagai pancingan atau proyek percontohan (pilot project) untuk penyediaan pipa, termasuk Palembang dan Surabaya," jelasnya.

Mulai dari bajaj sampai taksi harus gunakan gas

Pemerintah berjanji terus menekan konsumsi BBM bersubsidi. Salah satu yang dilakukan pemerintah adalah dengan mewajibkan angkutan umum mulai dari bajaj, taksi, transjakarta, menggunakan bahan bakar gas (BBG). Namun, ini bukan kali pertama pemerintah mendengungkan soal penggunaan BBG untuk angkutan umum.

Menteri ESDM Jero Wacik berjanji akan mencukupi kebutuhan gas untuk transportasi umum. Sebagai pilot proyek, 4 empat provinsi akan dijadikan pelopor penggunaan gas tersebut.

"PGN saya perintahkan bekerja keras menyambung gas dari hulu sampai ke hilir. Baik ke rumah tangga seperti gas LPG. perbanyak industri yang menggunakan gas karena lebih murah dari BBM. Transportasi kita umumkan hari ini, taksi harus gunakan gas, bajaj, transjakarta, bus. Kota besar kami mulai 4 kota Jabodetabek, Surabaya, Palembang, Balikpapan," ucap Jero di Monas, Jakarta, Minggu (19/5).

Jero sangat menekankan penggunaan gas sebagai bahan bakar. Alasannya akan lebih menghemat pengeluaran. Di samping menghemat subsidi untuk BBM, pertimbangan lain adalah harga gas lebih murah dibandingkan BBM.

"Ini harus menjadi pelopor penggunaan gas, perpindahan BBM ke gas memang masih masif tapi tidak bisa ces pleng satu tahun selesai. Negara lain saja butuh waktu 5 tahun," tegasnya.

Untuk mendukung peralihan penggunaan BBM subsidi ke gas, Perusahaan Gas Negara (PGN) juga meluncurkan dua fasilitas baru yaitu Mobile Refuiling Unit (MRU) dan Mikroturbin berbahan bakar gas. MRU merupakan fasilitas pengisian bahan bakar gas (BBG) untuk kendaraan yang pengoperasiannya fleksibel karena lokasinya bisa berpindah-pindah.

"Ini bisa jadi solusi bagi kendala pembangunan SPBG yaitu ketersediaan lahan dan mendekatkan jarak dengan pasar atau pengguna," ucap Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso di tempat yang sama.

Fasilitas MRU yang disediakan PGN ini akan dioperasikan pada tanggal 22 Juni bertepatan dengan hari ulang tahun DKI Jakarta. Satu unit MRU terdiri dari compressor dispenser sistem, storage sistem ukuran 10 feet, serta satu head truck dan trailer ukuran 20 feet.

MRU 10 feet memiliki kapasitas penampungan gas sebesar 2.172 meter kubik. Jumlah tersebut dapat mengisi kebutuhan gas bagi 8 unit bus transjakarta atau 100 unit mikrolet atau sedan.

"Kami berharap kehadiran MRU dapat memudahkan akses konsumen dan mendukung pemanfaatan gas bumi oleh sektor transportasi, khususnya Jakarta," tutupnya.

SPBG Mampang Layani Transjakarta Koridor VI dan IX

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, Stasiun Pengisian Bahan Bajar Gas (SPBG) di Mampang, Jakarta Selatan, telah dibuka. SPBG ini dapat digunakan untuk pengisian bahan bakar bus transjakarta Koridor VI (Kuningan-Ragunan) dan Koridor IX (Pinang Ranti-Pluit).

"SPBG baru di Mampang, Jakarta Selatan, akan melayani transjakarta koridor VI dan IX," kata Pristono dalam peluncuran SPBG mobile oleh Perusahaan Gas Negara (PGN) di Monumen Nasional, Jakarta, Minggu (19/5/2013).

Pristono mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama pemerintah pusat melalui PGN bersepakat membangun 50 SPBG baru di Jakarta dalam satu tahun ke depan. Ia menyebutkan, dengan keberadaan SPBG Mampang, saat ini sudah ada delapan SPBG aktif di Jakarta. "Sehingga kedepannya pelayanan SPBG tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan untuk transportasi umum, tetapi juga untuk kebutuhan peralihan bahan bakar minyak ke bahan bakar gas untuk kendaraan pribadi," kata Pristono.

Ia menilai konversi BBM ke BBG ini sangat penting demi efisiensi energi dan lingkungan yang bersih dan bebas polusi.

Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta Andi Baso Mappapoleonro mengatakan, tahun ini Jakarta akan memiliki 20 SPBG. Dari jumlah itu, PT Pertamina akan membangun 17 SPBG dan menggunakan APBN, Pemprov DKI akan menambah tiga SPBG yang dianggarkan dengan menggunakan APBD DKI 2013.

Lokasi pembangunan tiga SPBG yang akan dibangun Pemprov DKI, yaitu di kawasan Jakarta Utara, Hek (Jakarta Timur), dan Jakarta Barat. Adapun SPBG dari Pertamina akan dibangun di Cilandak, Lebak Bulus, dan lainnya.

Editor :Laksono Hari W

Sabtu, 18 Mei 2013

1 Juni, Tarif Progresif Commuter Line Mulai Diberlakukan


Setelah sukses melakukan uji coba e-ticketing atau tiket elektronik kereta api listrik (KRL) Jabodetabek di tiga rute sejak April lalu, maka mulai 1 Juni mendatang semua rute telah siap memberlakukan hal serupa.

Sarana dan prasarana untuk 63 stasiun kini telah tersedia dalam penerapan e-ticketing tersebut.

Selain e-ticketing, tarif progresif commuters line juga diberlakukan secara bersamaan. Nantinya penumpang kereta akan membayar tiket sesuai jarak yang ditempuhnya atau berdasarkan jarak.

“Lima stasiun pertama akan membayar Rp 3.000 dan tiga stasiun berikutnya Rp 1.000. Maksimum pembayaran untuk jarak terjauh adalah Rp 9.000,” ujar Kepala Humas PT KA Daops I Sukendar kepada Beritasatu.com di Jakarta, Sabtu (18/5).

Menurut Sukendar, tarif baru KRL commuter itu untuk memenuhi rasa keadilan bagi penumpang. Penumpang jarak dekat tidak perlu lagi membayar tiket sama dengan penumpang jarak jauh.

Sukendar mengatakan e-ticketing ini memberikan banyak keuntungan bagi penumpang. Salah satunya adalah proses pembayaran yang cepat. Penggunan e-ticketing ini telah diuji coba di 20 stasiun Jabodetabek.

"Jadi kartu hanya berlaku untuk stasiun tujuan. Kalau bukan di stasiun tujuan kartu nggak akan diterima," katanya.

Tolak Penggusuran, Warga Klender Gembosi 3 Bus Transjakarta

Tak hanya memblokir Jalan Raya Jalan I Gusti Ngurah Rai, Klender, Jakarta Timur, warga yang menolak penggusuran juga menggembosi ban tiga bus TranJakarta, Sabtu 18 Mei 2013. Warga Klender tersebut kesal karena mereka akan digusur.

"Petugas sedang membetulkan bus TransJakarta setelah digembosi warga," kata pejabat Polres Jakarta Timur, AKBP Santun Marpaung di lokasi aksi demo warga.

Dia mengungkapkan, proses penggusuran sebetulnya belum akan dilaksanakan hari ini. Namun, warga keburu kesal dan melakukan aksi blokir jalan. Akibat aksi warga itu, jalan raya I Gusti Ngurah Rai sempat macet total di kedua jalur.

Aksi kekesalan warga itu sempat jadi tontotan warga wilayah lain. Karena dinilai mengganggu arus lalulintas, warga yang menonton pun dipaksa bubar oleh kepolisian.

Sementara itu, salah satu warga bernama Usman mengaku, sudah mendapat surat pemberitahuan untuk pindah sejak dua bulan lalu. "Lalu tadi malam, warga di sini pun mendapat surat pemberitahuan lagi untuk segera pindah," kata pria 35 tahun itu.

Dia menjelaskan, daerah yang menjadi sengketa seluas 13 hektare dan dihuni 200 kepala keluarga di mana 80 persennya datang dari Madura. "Kami sudah menempati lahan ini sejak 32 tahun lalu," ujarnya.

Saat itu, warga pendatang harus mengeruk tanah sampai 2 meter agar layak huni. "Setelah 32 tahun, tiba-tiba ada perusahaan bernama PT Graha Cipta Karisma mengklaim tanah ini tanpa menunjukkan akte kepemilikan," katanya.

Sejak pemberitahuan dua bulan lalu, Usman juga mengakui, perusahaan menawarkan uang ganti rugi sebesar Rp8 hingga 11 juta per rumah. Namun, warga menolak karena besarannya ditentukan sepihak.

Pantauan VIVAnews hingga pukul 10.30 WIB, warga sudah membuka blokiran jalan. Sebab, ada kesepakatan audiensi warga di kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Senin mendatang untuk membahas masalah tanah ini.  Kendaraan roda dua dan empat sudah bisa melalui Jalan Ngurah Rai di kedua jalurnya. (eh)

Kamis, 16 Mei 2013

Sistem elektronik KA lebih canggih dari Transjakarta



PT Kereta Api Indonesia (KAI) meyakini electronic gate (e-gate) yang dipasang di setiap pintu masuk dan keluar stasiun yang akan difungsikan untuk sistem tiket elektronik (e-ticket) lebih baik dari yang selama ini digunakan bus Transjakarta.

Kepala Humas PT. KAI Jakarta Mateta Rijalulhaq menyadari pengguna KRL Jabodetabek lebih banyak dari penumpang bus Transjakarta. Karenanya sistem pintu otomatis yang nantinya menjadi akses keluar masuk penumpang itu telah didesain sesuai kebutuhan.

"Kita sudah uji coba ke wilayah Tangerang, itu bagus. Tidak mungkin kita (misalnya) melayani 200 penumpang dengan sistem seperti manual (lama), itu tidak mungkin," kata Mateta di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (15/5/2013).

Dilanjutkan dia, dalam pola e-ticket masyarakat akan lebih tertib. Karena harus menjalani beberapa pemeriksaan, sehingga bisa mengurangi keberadaan penumpang yang tidak memiliki karcis.

Lebih lanjut, mantan Kepala Humas Daops I ini mengatakan, penumpang nantinya harus melakukan taping ketika masuk dan keluar stasiun, begitu pun saat berada di dalam rangkaian KRL. "Jadi insya Allah (e-Gate) akan lebih baik," terangnya.

Mateta pun berharap, dengan sistem baru ini, PT. KAI bisa membuat pelayanan lebih baik untuk penggunanya. Namun dia berharap penumpang juga bisa mendukung program tersebut.

"Yah kan penumpang tidak bertiket tidak semua, jangan digeneralisir. Dari 500 ribu, paling hanya satu dua. Jangan sampai melewati kebaikan yang ribuan, kalau tidak begini kapan kita berubahnya," pungkasnya.
Haris Kurniawan [Sindonews.com]

Selasa, 14 Mei 2013

PT LEN Siap Garap Alat Kontrol & Persinyalan MRT Jakarta


PT Lembaga Elektronika Nasional Industri (PT LEN Industri) mengaku akan masuk ke dalam proyek pengembangan MRT Jakarta. BUMN teknologi ini, akan masuk ke sistem komputerisasi untuk pengontrolan dan persinyalan MRT Jakarta.

Langkah ini, didorong oleh kemampuan dan penguasaan teknologi yang dimiliki LEN selama ini.

"Kita punya kemampuan computer based control train. Itu kotrol perjalanan keret secara computerize," tutur Direktur Utama PT LEN Industri Abraham Mose pada acara diskusi Kembangkitan BUMN di Hotel Sahid Jakarta, Selasa (14/5/2013).

Untuk rencana ini, LEN akan bertindak sebagai sub kotraktor dari pemenang tender proyek MRT Jakarta. LEN juga telah menjajaki kerjasama dengan perusahaan asal Jepang yang terlibat dalam pengembangan MRT Jakarta.

"Kita nggak masuk dari main contractor. Kalau sedang bicara dengan perusahaan Jepang," tambahnya.

Selain MRT Jakarta, LEN telah meluncurkan prototype sistem pengawasan dan pengaturan lalu lintas monorel Jabodetabek secara komputerisasi. Sistem ini, serupa dengan MRT Jakarta.

"Kita kerjakan, computer based. Jadi on board yang mengatur dan mengontrol perjalan kereta monorel secara otomatis. Di rel akan semacam RFID, sinyal dikirim yang ada di kereta. Kereta akan terpantau di ruang monitor. Di kereta nangkep sinyalnya. Posisi disampaikan, di posisi sekian. Sampai pintu kereta terbuka otomatis," tegasnya.

Ahok Klaim Hanya Segelintir Warga Tolak MRT


Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T.Purnama mengaku tidak khawatir dengan penolakan warga Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan terhadap proyek mass rapid transit (MRT). Pasalnya, penolakan itu hanya datang dari segelintir warga.

"Yang nolak paling tidak sampai 50 orang, yang dukung ribuan," kata wagub yang biasa disapa Ahok itu di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (14/5)

Ahok yakin mayoritas warga Fatmawati pasti mendukung pembangunan MRT. Pasalnya, keberadaan sarana transportasi masal itu akan mendorong perkembangan wilayah tersebut.

Menurut Ahok, jika proyek MRT telah rampung harga tanah di Fatmawati akan melambung tinggi. Pemprov DKI sendiri, lanjutnya, berminat untuk membeli tanah milik warga Fatmawati yang menolak MRT. Ia yakin harga properti di Fatmawati akan terus naik.

"Saya kira belum ada sejarah catatan dunia, yang ada halte MRT-nya itu propertinya jadi turun. Di seluruh dunia yang dilewati MRT, pasti harganya naik," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.
[jpnn]

KRL Khusus Wanita Dihapus

Kereta rel listrik (KRL) khusus wanita dihapus mulai kemarin. Penghapusan ini untuk meningkatkan daya angkut terkait makin tingginya animo masyarakat yang naik KRL.

Meski KRL khusus wanita dihapus, gerbong khusus wanita tetap ada di setiap rangkaian. KRL khusus wanita ini dialihfungsikan sebagai KRL Commuter Line reguler sehingga para pria pun bisa naik rangkaian ini. Manajer Komunikasi PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunisa mengatakan, alih fungsi rangkaian tersebut karena banyak penumpang pria yang mengeluhkan KRL khusus wanita itu.

Setiap hari KRL khusus wanita yang terdiri atas delapan gerbong ini melayani 10 perjalanan Jakarta Kota-Bogor dan sebaliknya. ”Setelah dialihfungsikan dalam satu rangkaian tetap dialokasikan dua gerbong khusus wanita di bagian paling depan dan bagian paling belakang,” kata Eva.

Pada 30 September 2012 PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengoperasikan satu rangkaian KRL khusus wanita relasi Bogor- Jakarta Kota dan sebaliknya. KRL ini beroperasi selama enam hari dalam seminggu. Pada Minggu dan hari libur rangkaian KRL khusus wanita tidak beroperasi. Program KRL khusus wanita ini kelanjutan dari program gerbong khusus wanita yang sudah terlebih dahulu diluncurkan 19 Agustus 2010.

Lebih lanjut Eva mengatakan, kebutuhan masyarakat akan KRL terus meningkat. Saat ini tercatat setiap hari penumpang KRL di Jabodetabek mencapai 450.000 orang. Mulai 1 April, jadwal KRL Jabodetabek bertambah dari 514 menjadi 575 perjalanan. Dia menjelaskan, tidak menutup kemungkinan KRL khusus wanita akan kembali diadakan jika jumlah armada KRL Commuter Line sudah memadai.

"Kita akan terus menambah rangkaian. Jika sudah dirasa cukup, baru akan kita adakan lagi rangkaian khusus wanita,” ungkap mantan karyawati ini.

Kepala Humas PT KAI Mateta Rijalulhaq mengaku, tingginya animo masyarakat untuk menggunakan KRL bisa terlihat dari banyak para pria yang naik rangkaian khusus wanita. Ketika ditanya petugas kenapa naik KRL khusus tersebut, mereka mengaku harus mengejar waktu agar tidak telat sampai kantor.

Hal tersebut tidak hanya terjadi sekali atau dua kali, tapi hampir dalam seluruh perjalanan KRL khusus wanita. ”Jika petugas menemukan pria dalam kereta khusus wanita, tentu akan diturunkan di stasiun berikutnya, namun tidak sedikit juga pria yang berhasil mencapai stasiun tujuan,” tuturnya.

Melihat hal tersebut, PT KAI melakukan evaluasi terhadap keberadaan KRL kereta khusus wanita tersebut dan disepakati untuk dialihfungsikan. Menurutnya ada dua hal yang menjadi prioritas PT KAI dalam pelayanan kepada penumpang yakni faktor keselamatan dan ketepatan waktu.

Untuk faktor keselamatan, pihaknya selalu melakukan perawatan dan berusaha menghapuskan KRL ekonomi. ”Dari sisi keamanan, KRL ekonomi cukup mengkhawatirkan, mulai dari pintu yang terbuka, tidak ada petugas keamanan, dan perilaku penumpangnya itu sendiri,” paparnya.

VIDEO: Monorel Bandara Soetta Selesai 2015


Pembangunan monorel di dalam Bandara Soekarno-Hatta dimulai pertengahan tahun ini. Monorel menjadi moda transfer lanjutan saat PT. KAI merealisasikan layanan kereta api dari pusat Kota Jakarta menuju Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten.

Monorel internal Bandara Soekarno Hatta diharapkan selesai awal tahun 2015. Monorel ini nantinya akan dimanfaatkan untuk mengangkut karyawan yang bekerja di sekitar terminal 1 hingga terminal 3, Bandara Soekarno Hatta. Kapasitasnya 80-100 orang perkereta. Nilai investasi pembangunan monorel ini Rp2,5 triliun, dibiayai oleh konsosrsium BUMN. Moda transportasi ini akan melayani penumpang secara gratis.

Cara kerja monorel ini nantinya akan dibuat sama seperti sistem kerja di Changi Airport Skytrain, Singapura. Lihat videonya di sini.


Diharapkan dengan adanya monorel ini pelayanan di Bandara Soekarno Hatta dapat ditingkatkan.

Pemotor Tewas Tertabrak Bus Transjakarta


Naas dialami Muhammad Fauzi (31), warga Jl Pramuka No 79, RT 01/02, Kebonbaru, Tebet, Jakarta Selatan. Pengendara sepeda motor ini tewas setelah tertabrak bus Transjakarta di Jl Arteri Gunung Sahari Raya atau tak jauh dari Halte Pasar Baru Timur, Jakarta Pusat, Senin (13/5). Adapun bus Transjakarta yang menambrak korban, bernopol B 7053 IZ yang dikendarai Laurensia Pangaribuan.

Rianto (37), salah saeorang saksi mata menuturkan, saat kejadian, korban yang mengendarai sepeda motor bernopol B 3558 SIZ, mengalami kecelakaan tunggal hingga terjatuh ke jalur bus Transkarta. "Korban terjatuh saat mengendarai motornya lalu masuk ke dalam jalur busway dan di saat yang bersamaanu ada bus Transjakarta yang tengah melintas," ujar Rianto, Senin (13/5).

Dikatakan Rianto, saat kejadian, dirinya dan beberapa orang lainnya langsung berusaha menolong korban. Korban menderita luka cukup parah karena terlindas tepat di bagian kepalanya. Alhasil, nyawa korban tidak tertolong lagi hingga tewas di lokasi kejadian. "Korban terlindas di bagian kepala sehingga nyawanya tidak tertolong lagi. Korban juga langsung dibawa ke RSCM," katanya.

Kanit Laka Lantas Polres Metro Jakarta Pusat, AKP Bremen Endriko mengatakan, saat kejadian sepeda motor korban melaju dari arah utara menuju selatan. Saat melintas di Jl Arteri Gunung Sahari Raya, motor korban kemudian oleng dan jatuh ke sebelah kanan hingga menyebabkan korban jatuh ke dalam jalur bus Transjakarta. Di saat bersamaan melaju bus Transjakarta dan langsung menggilas korban.

"Motor dari utara ke selatan dijalur umum, sampai di tempat kejadian diduga motor oleng ke kanan dan korban masuk ke jalur busway, kemudian tergilas roda belakang bus hingga tewas di lokasi kejadian," katanya.

Pihaknya, kata Bremen, masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk penyelidikan lebih lanjut. "Kejadiannya sekitar pukul 09.30 tadi. Pengemudi bus Transjakarta yang menabrak korban juga telah diamankan. Sedangkan kasus kecelakaan ini sudah ditangani Polda Metro Jaya," tandasnya.

Sabtu, 11 Mei 2013

Bus TransJakarta Rusak dan Melintang Menutupi Jalan S Parman



Sebuah bus TransJakarta gandeng rusak di bagian sambungan. Sehingga, bus tak dapat berbelok sehingga melintang menutupi ruas Jalan S Parman, Jakarta Barat, Sabtu (11/5).

Bus gandeng melayani koridor 9 Jurusan Grogol-PGC Cilitan itu mengalami kerusakan di bagian sambungan. Diduga, kerusakan akibat kondisi bus kurang mendapat pengawasan dan pemeliharaan.

Seorang petugas bus mengatakan tabung udara habis karena bocor sehingga sambungan terkunci. Sambungan itupun tak dapat bergerak.

Bus lalu dibawa ke pool TransJakarta untuk diperbaiki. Beruntung, bus tak mengangkut penumpang saat peristiwa itu terjadi. Namun, kejadian itu menggangu lalu lintas dari ruas Jalan S Parman menuju Tomang.

Jumat, 10 Mei 2013

Polisi & Dishub Sterilisasi Jalur TransJakarta


Polisi dan petugas Dinas Perhubungan (Dishub) melakukan sterilisasi jalur khusus TransJakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari Operasi Simpatik Jaya 2013.

"Supaya pengendara sadar berlalu lintas demi keselamatan orang. Pengendara motor harus menyalakan lampu dan berada di lajur paling kiri. Kendaraan juga tidak boleh menyerobot ke busway," kata Kasat Lantas Polres Jaktim, AKBP Supoyo saat dihubungi, Jumat (10/5/2013).

Operasi Simpatik Jaya ini dimulai pukul 07.00 WIB hingga siang nanti. Sejumlah petugas melakukan sterilisasi jalur TransJ di Jalan Matraman, Jakarta Timur. Petugas lantas lainnya berada di Jalan Pramuka.

"Mengatur lalu lintas di depan Pasar Pramuka agar motor lewat jalur lambat," ujar Supoyo yang juga berada di Pramuka.

Sterilisasi jalur TransJ juga dilakukan di depan Menara Saidah arah Pancoran, Jakarta Selatan.

Kamis, 09 Mei 2013

Soal MRT, Sutiyoso: Dulu Saya yang Tanda Tangan

Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, angkat bicara soal proyek Mass Rapid Transit (MRT) yang baru saja dimulai. Pria yang akrab disapa Bang Yos itu menyebut proyek MRT sudah ditandatangani sejak ia masih menjabat Gubernur.

"MRT itu memang sudah jatuh tempo harus dibangun. Saya dulu yang tanda tangan dengan pihak Jepang bersama Pak Budiono," kata Bang Yos di Gallery Cafe, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (9/5/2013).

Namun, menurut Bang Yos pembangunan MRT itu seharusnya berada di atas layang, bukan dibangun di bawah tanah sebagaimana direncakanan oleh Pemprov DKI saat ini.

"Dalam rencana memang MRT akan dibuat layang bukan di bawah tanah, karena kalau di bawah tanah costnya terlalu mahal," ungkapnya.

"Dari arah Kota Tua ke Harmoni malah lintasannya di atas sungai," imbuh ketua umum PKPI itu.

Proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, memang baru saja diluncurkan secara resmi oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Pembangunan MRT Fase I mulai dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI.

Ini 5 Gaya Preman Memalak Warga di Angkutan Umum!


Preman memang meresahkan. Rasa aman dan nyaman jadi hilang kala menggunakan angkutan umum. Mau tahu bagaimana modus mereka beraksi? Mulai dari pamer tato hingga baca puisi, lalu pemalakan terjadi.

Dari catatan detikcom, Senin (15/4/2013) dari surat elektronik yang dikirimkan pembaca detikcom ke redaksi@detik.com terpapar sejumlah modus yang dilakukan. Para penumpang angkutan umum disarankan jangan takut pada mereka. Harus kompak dan lawan intimidasi preman itu.

Antara lain, berikut gaya preman memalak warga di angkutan umum:

1. Preman Bertato Baru Keluar dari Penjara

Aksi preman satu ini cukup sangar. Pamer tato di sekujur badan dan mengaku baru keluar dari penjara. Sedikit kata sambutan dia semburkan kepada para penumpang. Tapi intinya dia meminta uang dengan cara memaksa.

"Bahkan mereka marah kalau hanya diberikan Rp 1.000 atau Rp 2.000.
Saya biasanya keukeuh menolak memberikan, dan bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk.

Saat tidak berhasil meminta uang, biasanya mereka memaki-maki dan beralih ke penumpang berikutnya yang lebih gampang ciut nyalinya karena gertakan mereka," kata pembaca detikcom Fuhdail Sembiring.

Para pelaku dengan gaya intimidasi kerap menekan korbannya.
Apalagi para penumpang perempuan. Jadi waspadalah dan hati-hati.

2. Preman Tukang Ngamen yang Paksa Minta Duit

Nah, untuk preman yang memakai modus tukang ngamen ini tengah marak. Karenanya, kasihan seniman jalanan yang tulus mencari uang dengan jual suara.

Para preman bermodus tukang ngamen ini hanya menyanyi sekedarnya di angkutan umum. Ujung-ujungnya, dia mengaku belum makan dan kemudian meminta duit. Para preman ini memalak dengan intimidasi, tak sedikit dengan cara kekerasan.

"Karena tidak mau memperpanjang suasana, akhirnya aku kasih juga duit ke pengamen yang juga preman tersebut," cerita Romi.

3. Preman Pura-pura Mabuk Baca Puisi untuk Minta Duit

Entah mabuk atau pura-pura mabuk. Preman ini juga eksis di angkutan umum. Mereka biasanya mengintimidasi penumpang yang duduk di sebelahnya. Memaksa meminta uang untuk makan. Bila tak diberi, ancaman ditusuk keluar dari mulut preman itu.

Tapi ada saran dari pembaca detikcom Mutasim Billah. Bila diintimidasi preman ini jangan takut, gertak balik mereka. Para preman ini kadang juga pura-pura baca puisi. Isinya soal derita atau kriminalitas di Jakarta.

"Intinya kalau ketemu preman jangan sampai kita kelihatan gugup atau takut dan harus kelihatan yakin bahwa kita tahu daerah itu, walaupun tempat itu merupakan tempat yang belum pernah kita singgahi," saran Mutasim.

4. Preman Pura-pura Berdagang Paksa Penumpang Beli Barang

Preman yang satu ini, bermodus jualan, memang menyebalkan. Mulai dari jualan permen hingga jam tangan. Untuk jam tangan saja, begitu kita menawar, harga tinggi langsung dipasang.

Bila kita menolak membeli karena harga kemahalan, langsung saja pedagang itu mengintimidasi. Mengancam-ancam penumpang untuk tak membeli. Ingat, jangan mundur dengan intimidasi preman jenis ini.

"Pesan saya bagi para pembaca, jangan pernah takut untuk melawan kejahatan yang ada di jalan, lawan sebisa mungkin

5. Preman Bermodus Menuding Soal Penganiayaan

Preman yang satu ini kuat dalam berargumentasi. Bayangkan, tiba-tiba Anda dituduh melakukan penganiayaan pada adiknya. Sejuta alasan ditambah intimidasi dia kerahkan. Alhasil, korban yang tersudut akhirnya dipaksa mengeluarkan uang.

Preman jenis ini mesti dilawan. Jangan takut dengan intimidasi. Tetap tenang dan jangan panik dengan tekanan preman ini. Kalau kita terlihat takut, dia malah akan menekan.

"Biasanya, ketika tidak berhasil mereka memaki-maki dan beralih ke penumpang berikutnya yang lebih gampang ciut nyalinya karena gertakan mereka.

Rabu, 08 Mei 2013

Bangun MRT, DKI Butuh Listrik 10.000 MW


Kebutuhan suplai listrik untuk Jakarta semakin meningkat. Rencana pembangunan MRT dan Monorel memaksa Pemprov DKI Jakarta melakukan pembicaraan dengan PT PLN.

Saat ini, kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, kebutuhan listrik Jakarta sekitar 6.000 Megawatt (MW) per hari. Kalau MRT dan monorel beroperasi, kebutuhan ini naik menjadi 10.000 Megawatt.

Kepada wartawan, Rabu 8 Mei 2013, Gubernur yang biasa disapa Jokowi itu menilai pertemuan Pemda DKI dengan PLN sangat penting. "Jangan sampai MRT dan monorel jadi, tapi listriknya nanti enggak ada. Bagaimana jalannya?" katanya.

Selain itu, Pemda dan PLN juga akan membahas kebutuhan listrik kawasan ekonomi khusus, perumahan, dan properti lainnya. PLN sudah menyiapkan infrastruktur tambahan untuk memenuhi kebutuhan listrik Ibukota.

"Saya coba mengkonsolidasikan semua lembaga terkait kebutuhan energi yang meningkat di Jakarta. Ini butuh konsolidasi total agar semua bisa tersambung dengan baik," tambah Jokowi.

Sementara itu Paranai Suhasfan, manager distribusi PLN Jakarta-Tangerang, mengatakan beban puncak DKI Jakarta mencapai 6.600 MW per hari. Meski begitu, dia menyanggupi permintaan Jokowi. "Kami tinggal pasang trafo, izin pemdanya saja keluarkan. Kami tinggal kerjakan," katanya.

Dia mengungkapkan, kebutuhan listrik Jakarta bagian dari suplai listrik Jawa-Bali. Untuk kebutuhan kawasan ini, rekor tertinggi beban listrik mencapai 21.000 MW per hari.

Selasa, 07 Mei 2013

Warga DKI Butuh Transportasi Publik Yang Layak Dan Aman


Menambah ruas jalan demi mengatasi kemacetan di DKI Jakarta dianggap bukan solusi cerdas. Sebaliknya, masyarakat harus diupayakan berpindah ke kendaraan umum dari kendaraan pribadi melalui pembangunan transportasi publik yang layak.

Hal itu disampaikan pengamat transportasi dari Universitas Indonesia (UI) Ellen Tangkudung.

Penambahan ruas jalan seperti enam ruas jalan tol dalam kota di DKI Jakarta hanya akan menyebabkan kemacetan. Pasalnya, penambahan jalan secara tidak langsung akan memicu masyarakat memiliki dan menggunakan kendaraan pribadi, kata Ellen di Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, pada pertengahan April lalu PolMark Research pimpinan Eep Saefulloh Fatah, merilis hasil survei tentang transportasi di Jakarta.

Hasilnya, sebanyak 35,8 persen masyarakat Jakarta menginginkan penambahan ruas jalan sebagai solusi untuk mengatasi kemacetan.

Sisanya yang 65 persen terpecah. Ada yang menginginkan penertiban parkir liar dan bahu jalan 17,2 persen, pembatasan kendaraan pribadi melalui ganjil-genap 12,9 persen, pembangunan MRT 10,6 persen, pembangunan monorel 8,6 persen, serta sterilisasi jalur dan penambahan armada busway masing-masing 4 persen.

Menanggapi hal ini, Ellen menyatakan tak bisa menyalahkan hasil survei tersebut. Dia menilai, masyarakat memilih penambahan jalan lantaran pengalaman masyarakat dibentuk dengan melihat jalan tol sebagai suatu model infrastruktur yang berguna untuk kelancaran lalu lintas.

Meski demikian dia mengingatkan, sebaiknya hasil survei tidak dijadikan sebagai solusi mutlak. Karena itu, dibutuhkan cara berpikir menyeluruh dalam mengatasi kemacetan, khususnya di DKI Jakarta. Salah satu solusi dalam mengajak masyarakat pindah ke transportasi umum, lanjutnya, adalah pembangunan sarana transportasi publik.

Sayangnya, menurut data Kementerian Pekerjaan Umum, di wilayah DKI Jakarta, penambahan kendaraan berbanding terbalik dengan penambahan jalan. Jika penjualan kendaraan bertumbuh sembilan persen, penambahan jalan hanya tumbuh 0,01 persen dari luas Jakarta.

Melihat hal ini, Ellen meyakinkan, pembangunan jalan hanya merangsang masyarakat memiliki dan menggunakan kendaraan pribadi. Padahal jumlah pengguna kendaraan pribadi bagaimanapun harus ditekan. Apalagi berdasarkan penelitian,  dalam lima tahun terakhir, rata-rata jalan tol dalam kota selalu macet, sehingga penambahan jalan  bukan solusi yang bijak.

"Masyarakat akan memiliki mobil karena pendapatan yang makin baik, BBM (Bahan Bakar Minyak) dan parkir yang murah. Sementara kendaraan umum mayoritas (saat ini keadaannya) tidak terurus, kotor dan tidak tepat waktu," tegas Ellen.

Hal senada diutarakan oleh  Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Azas Tigor Nainggolan. Dalam upaya mengatasi kemacetan di Jakarta, Pemprov DKI menurutnya harus tetap fokus pada pembangunan transportasi publik. "MRT jalankan secepatnya, Transjakarta segera perbaiki," ujarnya.

Hal lainnya yang menurut Tigor harus dilakukan pihak pemprov adalah agar dapat melakukan managemen perpakiran yang baik. Salah satu bentuknya, bisa dengan sistem penzonaan wilayah Jakarta untuk perpakiran. Sistemnya, Jakarta dibagi menjadi tiga zona perpakiran. Perbandingan tarif per zona 1-3-5.

"Semakin ke tengah kota akan semakin mahal. Jadi kalau mobil parkir di pinggir kota dikenai Rp 4000 per jam. Tapi ketika dia parkir di wilayah antara, harus dikalikan tiga, menjadi Rp 12.000 per jam. Kalau di pusat kota, ya dikali lima," tandasnya.

Nelly Effendi, salah satu pegawai di Kawasan SCBD, Jakarta Selatan berharap pemerintah provinsi DKI bisa menyediakan transportasi yang layak dan aman. Banyaknya kasus perkosaan, membuat kalangan perempuan cemas menggunakan angkutan umum, termasuk bus Transjakarta.

Wamen PU Yakin, Tol Bisa Urai Macet

Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak  menyatakan, enam ruas jalan tol akan dimodifikasi untuk menampung angkutan transportasi massal.
 
Nanti ada jalur khusus untuk Transjakarta Express yang mengangkut perjalanan yang cukup jauh. Jalan tol melingkar ini nanti sepanjang 30 kilometer (km) dengan hanya ada 17 titik perhentian untuk bus Transjakarta, ujarnya.

Modifikasi tersebut, jelas Hermanto, dirancang karena aksesibilitas kendaraan di ibukota angkanya kini terus menurun. Dia mencontohkan, jalur Pasar Minggu-Manggarai pada 1985 kecepatan kendaraan  bisa mencapai 26,3 km per jam.

Namun pada 2008, turun menjadi 16,1 km per jam. Bahkan pada 2010 kembali turun menjadi hanya 6 km per jam.

Karena itu Hermanto menyatakan keyakinannya, pembangunan enam ruas tol dalam kota dapat mengurai kemacetan. Sebab ini artinya memindahkan kendaraan dari jalan arteri ke jalan tol yang rencananya dibangun elevated tersebut. Selain itu, jalan tol dapat menjadi opsi bagi kendaraan yang melakukan perjalanan jauh.

Apalagi pembangunan jalan tol ini, tambah Hermanto, nantinya tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sehingga tidak akan membebani pemerintah. [Harian Rakyat Merdeka]

HUT Jakarta, Transjakarta dan Ragunan Digratiskan


DKI Jakarta bakal merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-486 pada 22 Juni 2013 mendatang. Beragam acara hiburan, olah raga, dan kesenian disiapkan untuk memeriahkan HUT kali ini. Tak terkecuali tiket gratis Bus Transjakarta dan Taman Margasatwa Ragunan (TMR).

Asisten Sekretaris Daerah DKI bidang Pemerintahan Sylviana Murni mengatakan perayaan HUT Kota Jakarta kali ini lebih semarak dan dapat dinikmati semua kalangan.

“Ada 35 kegiatan akan memeriahkan perayaan HUT Kota Jakarta, yakni lomba marathon Jakarta International 10K, pesta belanja Jakarta Great Sale, Jakarnaval, Pekan Raya Jakarta (PRJ) dan berbagai kegiatan olah raga, seni dan promosi lainnya,” kata Sylviana di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (6/5).

Seluruh rangkaian kegiatan dimulai pada (2/6) hingga (31/7). Warga DKI bisa menikmati hiburan oleh seluruh kegiatan yang akan melibatkan partisipasi warga Jakarta, komunitas dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemprov DKI.

"Kita juga akan menggelar Jakarta Night Festival pada (22/6) yang menghibur warga Jakarta dengan delapan panggung hiburan di sepanjang Jalan MH Thamrin hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI), sama seperti perayaan malam tahun baru 2013 lalu. Penutupan jalan total akan dilakukan pukul 19.30 hingga 23.00," ujarnya.

Sylviana menjelaskan, acara yang baru tahun ini digelar yakni pentas Drama Tari Ariah selama tiga hari mulai (28/6) hingga (30/6) di sisi selatan Monas yang bisa disaksikan gratis. Drama tari ini diproduseri Atilah Suryajaya, dengan penata artistik Jay Subiakto, dan penata musik Erwin Gutawa.

Ini Dia Lokasi-lokasi Stasiun MRT Jakarta


Pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta diyakini akan mengangkat nilai properti di kawasan yang dilalui proyek tersebut. Nilai properti khususnya di kawasan sekitar stasiun MRT bakal makin melonjak karena mudahnya akses transportasi.

MRT berbasis rel rencananya akan membentang kurang lebih ± 110.8 Km, yang terdiri dari koridor Selatan-Utara (Lebak Bulus-Kampung Bandan) sepanjang kurang lebih ± 23,8 Km dan Koridor Timur-Barat sepanjang kurang lebih ± 87 Km.

Berikut ini lokasi stasiun-stasiun MRT yang akan dibangun oleh PT MRT Jakarta selaku pelaksana proyek:

1. MRT Koridor Utara-Selatan Tahap I

Berdasarkan data dari situs resmi PT MRT Jakarta (jakartamrt.com) dikutip detikFinance, Senin (6/5/2013) setidaknya ada 21 stasiun MRT yang akan dibangun untuk koridor utara-selatan dari Lebak Bulus hingga Kampung Bandan (Ancol).

Sebanyak 21 stasiun tersebut akan dibagi dua tahap proses pengerjaanya, yaitu Tahap I dari Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 15,7 Km terdiri dari 13 stasiun, targetnya akhir 2017 selesai. Tahap II dari Bundaran HI-Kampung Bandan (Ancol) sepanjang 8,3 Km terdiri dari 8 stasiun.

Proyek tahap I sepanjang 15,2 Km ini terdiri dari konstruksi layang (elevated), sepanjang 9,2 Km mencakup stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok M, dan Sisingamangaraja.

Masih bagian tahap I, sebanyak 6 stasiun di bawah tanah (terowongan) sepanjang 5,9 Km mencakup stasiun Bundaran Senayan, Istora, Bandungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran HI.

2. MRT Koridor Utara-Selatan Tahap II

Konstruksi MRT Jakarta Tahap II dari Bundaran HI-Kampung Bandan (Ancol) sepanjang 8,3 Km terdiri dari 8 stasiun bawah tanah. Pengerjaannya mulai dibangun sebelum tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi paling lambat 2020.

Stasiun-stasiun itu antara lain Stasiun Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, Kota dan Kampung Bandan


3. MRT Koridor Barat-Timur Tahap I

Sedangkan untuk koridor Barat-Timur dari Bekasi ke Balaraja saat ini masih studi kelayakan (feasible) alias belum dipastikan proyeknya. Rencananya akan dibangun dari Cikarang hingga Balaraja, koridor ini terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap I dan II ditargetkan dapat beroperasi paling lambat pada 2027.

Khusus untuk tahap I terdiri dari 21 stasiun mencakup dari Ujung Menteng (Cakung, Jakarta Timur) hingga ke wilayah Kembangan (Jakarta Barat). Stasiun di tahap I ini antaralain Stasiun Ujung Menteng, Pulo Gebang, Cakung Barat, Penggilingan, Pulogadung,Perintis, Kelapa Gading Timur, Kelapa Gading Barat, Sumur Batu, Cempaka Baru, Galur, Senen, Kwitang, Kebon Sirih (bertemu stasiun Sarinah), Cideng, Petojo, Roxy, Grogol, Pesing, Kembangan I, Kembangan II.

Tahap I koridor Barat Timur terdiri dari beberapa jalur layang dan bawah tanah. Rencananya jalur layang akan dibuat dari Ujung Menteng ke Senen, selanjutnya dari Senen ke Roxy akan dibuat melalui stasiun bawah tanah, sedangkan dari Roxy hingga Kembangan II akan dibuat Melayang (elvated).

Koridor Barat-Timur ntuk tahap II disisi timur Jakarta akan dibangun dari Ujung Menteng (Cakung) hingga Cikarang, belum ditentukan stasiun-stasiunnya. Selain itu akan dibangun stasiun lanjutan disisi barat Jakarta, yaitu dari wilayah Kembangan ke wilayah Balaraja (Tangerang), juga belum ditentukan stasiun-stasiunnya.

Jakarta macet, Jokowi enggak beda dengan Foke


Langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam menangani kemacetan di ibu kota belum ada yang membuahkan hasil. Setiap pagi dan sore, saat jam berangkat dan pulang kerja, Jakarta tetap macet. Begitupun setelah hujan pergi.

Banyak program yang coba dikeluarkan Pemprov DKI Jakarta dalam mengentaskan kemacetan. Diantaranya adalah mengoptimalkan alat transportasi massal bus Transjakarta. Namun, bus kebanggaan warga ibu kota itu sudah banyak yang tidak layak jalan, bahkan cenderung dipaksakan untuk tetap beroperasi.

Alhasil, banyak bus Transjakarta yang mogok di tengah jalan. Bukan mengurangi kemacetan lalu lintas, keberadaan bus Transjakarta ini justru menambah macet arus lalu lintas jalan.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, penanganan kemacetan di Jakarta baru sebatas wacana. Belum masuk ketingkat aksi. Karena itu, pihaknya telah menyiapkan satu lantai untuk membicarakan penanganan macet dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

"Dishub menyiapkan satu lantai untuk rapat penanganan macet dengan SKPD lainnya," kata Udar di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (6/5/2013).

Ditambahkan dia, Pemerintah Provinsi DKI sebenarnya memiliki banyak solusi mengatasi kemacetan. Seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan monorel. Keduanya sudah disetujui, dan dalam pelaksanaan pembangunan. Namun, proses pembangunannya memakan waktu yang cukup lama.

Sambil menunggu, jalanan Jakarta akan tetap macet. Selain itu, ada juga program ganjil genap dan ERP. Lebih parah, program ini tak jelas nasibnya. Setelah beberapa kali diundur pelaksanaannya, kini program itu malah menghilang tak jelas rimbanya.

Dari masa ke masa Gubernur DKI Jakarta, kemacetan tetap menjadi masalah klasik yang sulit dihilangkan. Bahkan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang menjabat saat ini. Pemprov DKI masih berkutat dengan pola gerak lama, yakni menempatkan petugas Dishub DKI disejumlah titik.

Namun begitu, keberadaan petugas ini tidak banyak membantu. Tingkat kemacetan lalu lintas di Jakarta kian bertambah tinggi dari hari ke hari. Lantas dimana perubahan yang dijanjikan Jokowi-Ahok?

Senin, 06 Mei 2013

Realisasi Monorel Tunggu Peraturan Presiden

Saat ini contoh gerbong kereta monorel dan stasiun desain karya konsorsium BUMN sudah diluncurkan di kantor PT Industri Kereta Api (INKA) di Kota Madiun, Jawa Timur. Hanya saja realisasinya masih menunggu Peraturan Presiden (Perpres).

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, mengatakan, penggunaan Peraturan Presiden sebagai dasar hukum monorel Jabodetabek adalah demi memudahkan rekomendasi dan perizinan pemerintah daerah.

"Sebab monorel tersebut adalah lintas wilayah mulai dari Jakarta, Bekasi, dan Bogor. Rencana rute yang akan ditempuh adalah, Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, dan Cawang-Kuningan," ujar Bambang saat melakukan peninjauan fisik monorel di PT INKA, Madiun, Senin (6/5).

Menurut dia, saat ini perizinan sudah masuk ke kantor Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian. Perpres proyek akan memberikan kewenangan kepada konsorsium BUMN untuk mengerjakan proyek tanpa melalui lelang.

"Karena melibatkan beberapa departemen, maka peraturan tersebut akan dikoordinasikan dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian," kata Bambang kepada wartawan.

Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk (ADHI), Kiswo Darmawan, sebagai ketua dari konsorsium BUMN, mengatakan, untuk beroperasi monorel Jabodetabek membutuhkan tiga hal tahap,  yakni, legalitas bisnis, teknik permesinan dan regulasi.

"Legalitas bisnis sudah. Engineering juga sudah, dengan peluncuran tersebut diharapkan ada masukan untuk perbaikan produk nantinya. Tinggal nunggu regulasinya agar mendapatkan izin laik jalan," kata Kiswo.
[ROL]

Monorel Bandara Soetta Dipastikan Beroperasi 2015


Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono memastikan monorel rute Bandara Soekarno-Hatta mulai beroperasi tahun 2015.

"APM akan selesai pada 2015," kata Bambang usai acara penandatanganan kesepakatan awal untuk konsorsium monorel BUMN, di Madiun, Jawa Timur, Senin (6/5).

Hal tersebut karena pembangunan stasiun kereta api bandara yang akan selesai pada 2014. "Kami meminta untuk selesai pada kuartal II 2014," katanya.

Menurut dia, nantinya kereta api bandara akan terintegrasi dengan monorel Automated People Mover (APM) bandara. Dia bahkan menyatakan tidak tertutup kemungkinan APM nantinya bisa dioperasikan tanpa awak.

Pengerjaan monorel bandara, menurut dia, merupakan pengembangan bandara yang akan ditangani oleh Angkasa Pura 2 dan BUMN yang ditunjuk. "Akan ditangani sepenuhnya oleh AP 2, bekerja sama dengan BUMN yang akan ditunjuk," katanya.

Untuk membangun APM rute bandara tersebut, diperlukan dana sebesar Rp2,5 triliun yang dibiayai oleh konsorsium BUMN.

Sementara dia menambahkan ada tiga tahap yang dilalui dalam pembangunan kereta api bandara yakni jalur rel dari Jakarta hingga Tangerang yang telah selesai dibangun oleh pemerintah pada 2012. "Jalur rel Jakarta - Tangerang dobel trek telah selesai dibangun oleh pemerintah pada 2012, tinggal sinyalnya yang belum selesai," katanya.

Tahap berikutnya adalah pembangunan jalur rel dari Batu Ceper menuju bandara yang akan dibangun oleh PT KAI dan saat ini masih dalam proses tender. Tahap terakhir adalah pembangunan stasiun bandara yang akan dikerjakan oleh Angkasa Pura 2.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa rute kereta api bandara akan melewati beberapa stasiun yakni Manggarai, Dukuh Atas, Duri, Batu Ceper lalu masuk ke bandara.

Pada Senin (6/5) dilakukan penandatanganan kesepakatan awal untuk konsorsium monorel BUMN antara PT ADHI KARYA, PT INKA, PT JASA MARGA, PT LEN Industri, PT Telkom dan PT Angkasa Pura 2.

Ini Siasat Jokowi-Ahok Agar Tiket MRT Jakarta Bisa Murah


Pemerintah provinsi DKI Jakarta menyiapkan strategi agar tiket untuk mass rapid transit (MRT) Jakarta bisa murah dan tidak memberatkan masyarakat. Apa strategi yang disiapkan?

Wakil Gubernur DKI Basuki T. Purnama (Ahok) mengatakan, dirinya dan Gubernur Joko Widodo (Jokowi) ingin PT MRT Jakarta mendapatkan pemasukan dari iklan-iklan di stasiun MRT yang dibuat di bawah tanah, maupun yang melayang. Sehingga pemasukan dari iklan-iklan bisa memberi menutup harga tiket yang murah.

Selain iklan, penyewaan properti di stasiun-stasiun MRT juga menjadi pemasukan tambahan bagi pihak MRT Jakarta, sehingga beban untuk harga tiket bisa ditekan.

Ahok mengatakan, Gubernur ingin agar ongkos transportasi yang dikeluarkan masyarakat adalah 10-15% dari besaran upah minimum provinsi (UMP).

"Bagaimana kalau nggak bisa tutup? Misal di MRT. Makanya di situ peranan dari TOD, properti-propertinya itu loh. Nah, kita sudah main bawah tanah. Pak gubernur sudah mau siapkan BUMD kita. Kita jaga mesti kuasai properti bawah tanah. Seperti di Hong Kong 80% dari total pendapatannya itu dari propertinya. Makanya akhirnya tiket MRT jadi murah. Dalam satu kesatuan kan. Jadi cara menghitungnya seperti itu," tutur Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (6/5/2013).

Proyek mass rapid transit (MRT) dibuat 15,7 km dari Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI). Dari Lebak Bulus hingga Bundaran Senayan, jalur MRT dibuat melayang, termasuk di Jalan Fatmawati. Sementara sisanya dari Bundaran Senayan hingga ke Bundaran Hotel Indonesia (HI) dibuat jalur bawah tanah.