Tampilkan postingan dengan label Pramudi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pramudi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 24 Februari 2016

Kesaksian Korban Pelecehan Sesama Pria di Bus Transjakarta

Seorang karyawan swasta di Jakarta, MB (35), diduga menjadi korban pelecehan seksual di dalam bus Transjakarta. Peristiwa terjadi saat bus penuh penumpang di jam sibuk pergi kantor.

Peristiwa tersebut terjadi Senin 22 Februari 2016. Korban saat itu hendak menuju Blok M. Dia lalu memutuskan naik bus Transjakarta dari Halte Sarinah.


"Kondisi bus sangat penuh, tak perlu pegangan juga enggak jatuh," kata dia kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (23/2/2016).

Ketika bus mulai meluncur dari Sarinah, korban merasa ada gesekan di bagian vitalnya. Korban mengabaikan dan mengira sebagai gesekan biasa, mengingat para penumpang berdiri berhimpitan.

"Mungkin tergesek tas atau buku penumpang lain," ucap dia.

Namun seiring waktu bus melaju, korban merasa gesekannya kian beraturan. Meski demikian, korban masih beranggapan itu bukan sebuah kesengajaan.

Dia baru menyadari ada yang tidak beres ketika gesekan kian berulang. Bahkan tidak hanya gesekan, terasa ada gerakan tangan berusaha memegang alat vital.

"Begitu saya melihat ke bawah, astaga... ternyata ada tangan beraksi, tangannya laki-laki yang berdiri di depan," kata korban.

Tangan itu terlindung tas yang ditenteng dengan lengannya. Dengan demikan telapak tangannya masih bebas bergerilya. Korban langsung menepis, dan si pencabul beringsut menjauh.

Korban berniat akan memberi pelajaran begitu pelaku turun. Namun saat penumpang mulai sedikit, tersisa beberapa orang dengan ciri-ciri yang sama, yakni berkemeja putih lengan panjang.

"Saya hanya melihat dari belakang, jadi tidak bisa memastikan yang mana, takutnya malah salah," ujar dia.

Seiring kejadian tersebut, korban mengingatkan penumpang lain agar waspada dan lebih berhati-hati. Ancaman di sarana transportasi bukan hanya kejahatan, namun juga pelecehan asusila.

"Penumpang lain harus waspada, para pencabul bergentayangan. Bukan hanya perempuan saja sasarannya," kata korban dengan nada kesal.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal mengimbau korban untuk segera melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).

"Jika korban tak sempat memfoto wajah pelaku, setidaknya tahu ciri-cirinya, bisa membuat laporan. Nanti petugas SPKT akan memilah, ditangani di direktorat mana," kata Iqbal kepada Liputan6.com, Selasa (23/2/2016).

Juru Bicara PT Transjakarta Prasetia Budi mengatakan kasus dugaan pelecehan seksual terhadap kaum pria memang tidak pernah terdengar. "Ya kalau korbannya perempuan ada beberapa. Tapi kalau pria baru ini," kata Budi.

Budi meminta penumpang yang kenyamanannya terganggu untuk melaporkan apa yang dirasakannya itu kepada petugas Transjakarta.

"Karena ini delik aduan, petugas baru bisa bertindak kalau ada pengaduan dari petugas," imbau Budi.

Kamis, 18 Desember 2014

Penerimaan Sopir Busway Akan Diperketat

Menghindari banyaknya kecelakaan  Bus Transjakarta,  Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta Dinas Perhubungan (Dishub) memperketat seleksi pengemudi. Selain itu,  kemampuan pengemudi harus ditingkatkan melalui pendidikan dan latihan (Diklat).

Menurut Ahok, awak angkutan atau sopir merupakan unsur sangat penting dalam operasional busway. “Saya memeinta Dishub bisa meningkatkan keterampilan sopir. Mereka harus terus diberikan pelatihan. Terutama menyangkut kedisiplinan. Jadi ke depan seleksinya harus lebih ketat,”katanya.

Ahok mengakui banyaknya kecelakaan yang dialami busway belakangan tidak lepas dari para pengemudi yang kebanyakan mantan sopir Metro Mini dan Kopaja.

“Kita sudah bilang, Transjakarta ini banyak sopir-sopir yang mantan sopir Metro Mini atau yang lain. Selama ini tidak pernah ada sanksi dari operator atau Dishub,” kata Ahok.

Karena mulai tahuin depan, busway sudah berada di bawah PT Transjakarta, maka perusahaan tersebut harus mampu meningkatkan kedisiplinan awaknya. “Makanya tahun depan, Transjakarta harus ketat, kalau sopir tidak beres mesti dicoret. Mobilmu kita kandangi,” tegasnya.

Kecelakaan melibatkan Bus Transjakarta terus meningkat. Terakhir Bus Transjakarta koridor VII jurusan PGC-Ancol menabrak pejalan kaki di Jalan Otista, Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (15/12).

Korban M. Riski tewas setelah dirawat di Rumah Sakit UKI, Cawang. Korban luka parah ditabrak Bus Transjakarta B 7455 IX dengan nomor bodi JMT-035.

Senin, 06 Oktober 2014

Pramudi Tansjakarta diberikan Sertifikasi

Dalam rangka menyongsong Asean Economic Community (AEC) Tahun 2015, para pengemudi diwajibkan memiliki Sertifikat Kompetensi yang sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional dan Internasional. UP Transjakarta Busway bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja Provinsi DKI Jakarta dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Lalu Lintas dan Angkutan Jalan melakukan sertifikasi kompetensi kepada 50 orang Pramudi Transjakarta Busway.

Standar uji yang digunakan adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang Pengemudi Angkutan Kendaraan Bermotor yang terdiri dari Prosedur K3 di tempat kerja, mengemudikan kendaraan bermotor angkutan orang, mengemudi antisipatif, mengemudi secara ekonomis dan prosedur pelayanan angkutan massal. Waktu pelaksanaan uji kompetensi ini dilakukan pada 6-7 Oktober 2014 di kantor UP Transjakarta Busway.

Jumat, 18 Juli 2014

Pramudi Transjakarta Harus Memiliki Sertifikat Profesional

Agar kejadian tabrakan yang disebabkan bus Transjakarta di Halte Monas, Jakarta Pusat, beberapa hari lalu tidak terulang lagi, Dinas Perhubungan DKI Jakarta memutuskan untuk memastikan pramudi (sopir) bus Transjakarta harus memiliki sertifikasi profesional dari lembaga profesional.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhamman Akbar mengatakan, ke depannya, untuk menjadi pramudi bus Transjakarta tidak hanya memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) B1 atau umum, tetapi harus memiliki sertifikasi profesional dari lembaga profesional.

“Memang, sertifikasi ini masih berupa wacana. Tetapi tujuan dari sertifikasi untuk sopir angkutan umum, agar seluruh sopir angkutan umum ini punya kualifikasi khusus. Bukan hanya mengendarai kendaraan dengan baik, tetapi juga bersikap selama bertugas. Baik sikap kepada penumpang, cara berhenti yang benar dan lain-lain. Jadi tidak hanya punya SIM 1,” kata Akbar, Rabu (18/6).

Sertifikasi ini akan menjadi bentuk pengakuan para pramudi memiliki kualifikasi yang baik dalam mengoperasikan kendaraan umum di jalan raya.

Untuk mewujudkan hal itu, pihaknya akan secepatnya bekerja sama dengan lembaga profesional dan kompeten untuk menerbitkan sertifkat tersebut. Namun sayangnya, hingga kini Dishub DKI belum menentukan lembaga yang akan menerbitkan sertifikat itu.

“Jadi mereka yang akan menentukan ukuran-ukuran kompetensi dan kualifikasi sopir yang baik. Tetapi sampai sekarang kami belum menemukan lembaga sertifikasi profesionalnya," tuturnya.

Nantinya, lanjut mantan Kepala BLU Transjakarta ini, sertifikasi tidak hanya untuk pramudi bus Transjakarta saja. Melainkan sopir metro mini, kopaja, dan angkutan umum lainnya harus memiliki sertifikasi tersebut.

Jumat, 25 April 2014

Bus Transjakarta Hajar 5 Mobil Sekaligus

Kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta seperti tidak ada habisnya. Kali ini sebuah bus Transjakarta koridor 10 (Cililitan-Tanjungpriok), dengan nomor polisi B 7258 IV, menabrak lima mobil sekaligus di Jl Ahmad Yani, Pulomas, Jakarta Timur. Meski tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun lima mobil yang ditabrak mengalami kerusakan cukup serius.

Kecelakaan ini diuga akibat bus yang dikemudikan Pardamaian (50) tersebut mengalami rem blong. Saat kejadian, bus tanpa penumpang itu melaju dari Cililitan menuju Tanjungpriok. Namu, saat bus berputar arah menuju Cililitan tiba-tiba menabrak mobil Toyota Innova bernopol  B 1759 CKE. Kencangnya benturan, membuat mobil Innova ini terpental sejauh 10 meter hingga tersangkut di atas trotoar yang dipenuhi pedagang batu alam dan tanaman.

Tak hanya itu, bus Transjakarta warna orange ini juga menabrak Daihatsu Xenia bernopol B 1695 FFZ. Mobil tersebut bahkan sampai berputar 180 derajat, dengan posisi terbalik hingga mengalami kerusakan pada bagian body belakang dan kaca bagian kiri pecah.

Usai menabrak dua mobil, bus rupanya tetap melaju kencang hingga akhirnya kembali menabrak tiga mobil di depannya. Masing-masing adalah Daihatsu Xenia D 1757 UB yang mengalami kerusakan ringan bagian kiri belakang. Kemudian taksi Pusaka bernopol B 1980 UTA, yang ringsek parah bagian belakang dan depan. Kemudian Toyota Corola Altis bernopol  B 199 TVA yang ringsek bagian depan dan bemper hancur.

Bahkan, walau sudah menabrak lima kendaraan bus masih melaju sejauh sekitar 30 meter. Bus baru berhenti setelah di halte Transjakarta Pulomas. Kejadian ini memicu kemacetan lalulintas di Jl Ahmad Yani, terutama dari arah Tanjung Priok menuju Cililitan.

Pardamaian (52), pramudi Transjakarta itu mengaku, bus yang dikemudikannya menabrak kendaraan lain lantaran rem blong. Ia sendiri tak menyangka hal itu terjadi. Sebab, sebelum keluar pool, kondisi bus laik operasi dan rem berfungsi normal. Namun saat akan mengangkut penumpang, bus mengalami gangguan pada mesin.

"Saya diminta kembali ke pool. Makanya bus langsung saya putar arah di Pulomas, ternyata remnya malah blong dan menabrak mobil lain," ujar Pardamaian, Jumat (25/4).

Kanit Laka Satwil Lantas Jakarta Timur, AKP Agung Budi Leksono, mengatakan, kasus kecelakaan ini ditangani Gakum Polda Metro Jaya. Sebab, melibatkan bus Transjakarta. Pihaknya hanya membantu pengamanan lokasi kejadian, olah tempat kejadian perkara dan mengamankan seluruh barang bukti yang ada. Termasuk meminta keterangan saksi-saksi dan korban.

"Karena melibatkan bus Transjakarta, kasusnya ditangani Gakum Polda Metro Jaya. Kami hanya membantu penanganan di lokasi kejadian," tandasnya.

Sabtu, 15 Maret 2014

Bus Transjakarta Ditilang

Sebuah bus Transjakarta Koridor V (Kampung Melayu-Ancol) nekat menyerobot trafficlight yang masih berwarna merah di Jalan Pemuda, Pulogadung, Jakarta Timur, pada Jumat (14/3) sore.

Tak hanya itu, bus bernopol B 7944 IV itu juga menyebabkan kemacetan lantaran berhenti di tengah jalan di perempatan Arion.

Petugas kepolisian lalu lintas yang berada di sekitar lokasi segera meminta pramudi meminggirkan bus Transjakarta dengan nomor body TJ 0056 itu. Saat diperiksa petugas, pramudi bus bernama Miskat (44) tak bisa menunjukkan surat-surat kendaraan, seperti SIM, STNK, Surat KIR dan surat ijin trayek. Petugas pun langsung memproses dengan memberikan surat bukti tindak pelanggaran (tilang) kepada pramudi, sementara mobil langsung dikandangkan.

"Bus ini harusnya kan berhenti karena lampu menyala merah. Tapi setelah menerobos lampu, bus malah berhenti sehingga membuat kemacetan lalu lintas. Akhirnya kendaraan kita pinggirkan," kata Kanit Lantas Pulogadung AKP Subiyantoro kepada wartawan, Jumat (14/3).

Kepada petugas Miskat mengaku SIM miliknya tengah digadaikan kepada temannya. Hal itu dilakukan karena dirinya tak menerima honor sebagai pramudi selama dua bulan belakangan. "Saat kita periksa SIM sopir lagi digadaikan kepada temannya karena tak punya uang. Sebab sudah dua bulan dia belum menerima honornya," katanya.

Subiyantoro menyayangkan masih ditemukannya bus Transjakarta yang beroperasi tanpa dilengkapi surat-surat kendaraan. Apalagi, saat mengemudikan bus, pramudi tampak gugup dan membahayakan penumpang yang dibawanya dan pengendara lain. Akibat pelanggaran tersebut yang dilakukan, pramudi dijerat UU Lalulintas no 22/2009 pasal 281 dan 287 dengan sanksinya menjalani proses sidang tipiring.

Miskat (44) mengaku tak menyadari telah melanggar lampu trafficlight yang menyala merah dan berhenti di tengah jalan. Diakuinya, saat mengemudi sedang tidak berkonsentrasi karena memikirkan honor yang belum dibayar selama dua bulan.

"Tadi memang saya melamun waktu mengemudi. SIM saya digadai Rp 200.000 ke teman karena tidak punya uang. Sudah dua bulan belum menerima honor," ujar Miskat.

Dikonfirmasi mengenai hal ini, Kepala Unit Pengelola TransJakarta, Pargaulan Butarbutar membantah jika bus tidak memiliki surat-surat kendaraan. Menurutnya, Miskat yang masih berstatus pramudi percobaan ini telah berbohong kepada anggota kepolisian karena takut ditilang dan kehilangan pekerjaan yang baru dijalaninya.

"Dia berbohong kepada polisi. Dia nggak mau menunjukan surat-suratnya karena dia nggak mau ditilang," ujar Pargaulan yang dihubungi wartawan.

Pargaulan juga membantah belum dibayarkannya upah untuk pramudi bus Transjakarta. Menurutnya, upah seluruh pramudi telah ditransfer melalui bank. "Uang makannya sejak dia (sopir) masuk tanggal 10 Februari sampai 25 Februari juga sudah diberikan sebesar Rp 300.000," tuturnya.

Dengan adanya peristiwa ini, Pargaulan menyatakan akan menindak tegas pramudi. Hal itu lantaran tindakan Miskat berimbas buruk kepada pelayanan yang diberikan oleh Pemprov DKI. "Saya akan tindak tegas, kalau tidak masa percobaannya dihentikan," tegasnya.

Rabu, 19 Februari 2014

Demi Pikat Turis, Bus Wisata Dikemudikan Wanita

Pesona bus wisata di Jakarta bukan hanya dari busnya yang nyaman dan bertingkat. Demi memikat turis, pengemudinya pun dicari yang berjenis kelamin perempuan.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman mengatakan, sifat wanita yang lembut dan keibuan menjadi jaminan bus itu tidak akan ugal-ugalan. Kecepatan bus tingkat wisata juga rata-rata hanya 10-20 kilometer per jam.

"Kami memperhatikan dari sisi hospitality. Kalau sense perempuan itu pasti lebih hati-hati dan membawa kendaraannya lebih baik. Pak Gubernur juga sudah setuju," kata Arie, kepada wartawan, Selasa (18/2/2014).

Ada 12 pengemudi yang direkrut secara terbuka. Mereka mendapatkan gaji 3,5 kali upah minimum provinsi (UMP) DKI sebesar Rp 2,4 juta. Jadi, gaji pokok mereka mencapai Rp 7 juta.

Selain sopir, petugas lainnya adalah polisi pariwisata dari Polda Metro Jaya, kondektur atau petugas on board, dan tour guide dari himpunan pramuwisata dan komunitas historia. Satu persyaratan utama yang harus dimiliki para petugas adalah mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris yang baik. Sebab, turis mancanegara adalah sasaran utama bus tingkat wisata ini.

"Para petugas dibagi menjadi dua shift agar mereka tidak kelelahan juga," kata Arie.

Pekan ini, double decker mulai diuji coba hingga Minggu (23/2/2014) mendatang. Kemudian, pada Senin (24/2/2014) mendatang, lima bus wisata baru akan berkeliling Jakarta dan dioperasikan untuk umum.

Uji coba dilaksanakan untuk membiasakan para petugas melayani penumpang di dalam bus. Pekan depan, bus tingkat wisata mulai beroperasi melayani warga Jakarta secara gratis. Rute yang ditempuh ialah mulai dari Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Sarinah-Museum Nasional-Halte Santa Maria-Pasar Baru-Gedung Kesenian Jakarta-Masjid Istiqlal-Istana Merdeka-Monas-Balaikota-Sarinah, dan kembali ke Bundaran HI. Bus hanya akan berhenti di setiap halte untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

Pada tiga bulan pertama, penumpang tidak harus mempunyai tiket. Selanjutnya, tiket akan disebar di hotel-hotel yang dilintasi bus tingkat wisata, seperti Hotel Kempinski, dan lainnya.

Meskipun gratis, Disparbud DKI akan melakukan evaluasi secara berkala mengingat perilaku masyarakat yang belum tertib. "Karena tidak semua yang gratis itu baik. Intinya, penumpang jangan memaksakan kalau sudah penuh karena ini tidak ada yang berdiri," ujar Arie.

Ia mengakui membutuhkan waktu lama untuk melengkapi proses administrasi, sebelum beroperasi, misalnya verifikasi di Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perindustrian. Belum lagi pengurusan pelat nomor polisi dan STNK dari Polda Metro Jaya. Hal itu pula yang menyebabkan operasional double decker mundur dari rencana awal pada akhir Januari.

Double decker akan ditempatkan di pul Cawang. Bus-bus itu beroperasi setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 21.00. Untuk memulai perjalanan, semua bus tingkat wisata akan parkir di Silang Barat Daya Monas. Waktu tempuh tiap bus berjarak 30 menit. Double decker memiliki ukuran, panjangnya 13,5 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 4,2 meter.

Bus ini memiliki kapasitas 60 tempat duduk dan dua di antaranya diperuntukkan khusus untuk penyandang disabilitas. Deck dan pintu sengaja dibuat pendek dan berada di sebelah kiri agar ramah untuk penyandang disabilitas dan orangtua.

Spesifikasi lain yang membuat bus ini ramah penyandang disabilitas adalah melintas di jalur lambat, bukan jalur transjakarta. Beberapa fasilitas dimiliki double decker, seperti pendingin udara, pengeras suara, CCTV, lengkap dengan video pariwisata.

Selasa, 11 Februari 2014

Sopir Angkot Gelar Demo Tolak BKTB

Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) menuai protes dari para sopir angkutan kota Koperasi Wahana Kalpika (KWK) U11 jurusan Muara Karang-Pantai Indah Kapuk dan bus Kopami B 02 jurusan Senen-Muara Karang. Para sopir menganggap BKTB menurunkan penghasilan mereka.

Koordinator KWK Jakarta Utara, Farid Effendi, mengatakan rencana demo bakal digelar di dua tempat dimulai jam 09.00 nanti. Pertama, di depan pintu masuk Pantai Indah Kapuk. "Di sana kami akan memberhentikan setiap BKTB," ujarnya kepada Tempo, Selasa, 11 Februari 2014.

Selanjutnya, massa yang lain bergerak ke arah Balai kota untuk meminta pertanggungjawaban Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ihwal pengoperasian BKTB yang menurunkan penghasilan para sopir. "Sebagian besar akan ke Balai Kota. Ada sekitar 300 kendaraan yang akan ke sana," ucapnya.

Ia menuntut agar BKTB tidak beroperasi lagi. Sebab, semenjak BKTB beroperasi, penumpang di PIK cenderung naik bus tersebut. "Sebelum ada BKTB penghasilan kami lumayan, sekarang ini jadi turun." (Baca: 'Metromini Harus Belajar dari Kopaja')

Agus, 30 tahun, sopir KWK U11, menuturkan dirinya kelimpungan mencari penumpang semenjak BKTB beroperasi. "Ini saja sepi banget. Biasanya masih ramai," katanya. Ia juga kebingungan untuk memenuhi setoran mobilnya yang per hari Rp 130 ribu. "Gimana mau mikirin pendapatan kalau ngejar setoran saja sulit," ucapnya.

Minggu, 09 Februari 2014

Supir Metro Mini Tak Layak Kemudikan Transjakarta

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menolak rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk merekrut supir Metro Mini untuk menyetir bus Transjakarta. Menurut Ketua Pengurus Harian YLKI, Sudaryatmo, supir Metro Mini itu tidak layak menjadi pengemudi Transjakarta. "Pemerintah jangan sampai mengorbankan kenyamanan dan keamanan pengguna Transjakarta," katanya saat dihubungi, Sabtu, 8 Februari 2014.


Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan Transjakarta membutuhkan 1.531 sopir. Tahun ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mendatangkan sekitar 1.000 armada bus Transjakarta. Dia pun menawarkan kesempatan ini kepada sopir Metromini yang identik dengan ugal-ugalan.


Sudaryatmo mengatakan, niat pemerintah untuk merekrut supir Metro Mini itu sebenarnya baik. Selain itu, dari aspek kompetensi, supir tersebut bisa saja menyupiri Transjakarta jika memang dinyatakan layak. Tapi, hal itu mengandung resiko yang cukup besar terhadap penumpang moda transportasi massal pemerintah tersebut.


Menurutnya, seorang supir yang kerap ugal-ugalan tidak akan bisa dengan mudah mengubah gaya mengemudinya. Sistem penggajian yang diyakini bisa menjadi faktor pengubah disebut tidak menjamin bahwa sang supir akan mengemudikan bus secara normal. "Itu kan sifat, kalau sudah suka ugal-ugalan ya akan terus ugal-ugalan," kata dia.


Jika pemerintah serius memperbaiki pelayanan transportasi, kata dia, harusnya perekrutan supir Transjakarta dilaksanakan secara serius. Bukti keseriusan itu bisa ditunjukkan dengan merekrut supir dari perusahaan transportasi yang sudah terjamin pelayanan dan kualitasnya.


Dia mengatakan perusahaan transportasi yang terjamin kualitasnya adalah perusahaan yang tingkat kecelakaan armadanya kecil. Dia mencontohkan perusahaan-perusahaan taksi yang dianggap mampu mengawasi dan mengendalikan perilaku supirnya. Hal itu membuat pelayanan kepada penumpang terjamin dari segi kenyamanan dan keamanan.


Sudaryatmo pun menilai tujuan pemerintah itu bisa saja cukup baik karena untuk menampung tenaga kerja di Ibu Kota. "Tapi kalau untuk memberikan pelayanan maksimal harus merekrut yang terbaik," kata dia.

Kamis, 29 Agustus 2013

Demo Sopir Metromini Rusak Bus Transjakarta di Kantor Jokowi

Demo ratusan sopir dan kondektur Metromini di depan kantor Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi, berlangsung anarki. Para demonstran itu melakukan razia Kopaja 502 menuntut sopir yang masih beroperasi untuk ikut berdemo.

Pantauan Liputan6.com, di depan Balaikota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2013), para penumpang Kopaja jurusan kampung Melayu-Tanah Abang itu diturunkan paksa.

Para demonstran kemudian menghancurkan kaca Kopaja yang hendak menuju ke Tanah Abang tersebut. Aksi anarki para sopir Metromini itu tak berhenti sampai di situ. Para demonstran juga menyerang 2 bus Transjakarta yang sedang melintas. Para penumpang bus Transjakarta juga diturunkan paksa.

"Hancurkan, bakar, pecahkan, keluar semua penumpang," teriak para pendemo. Bus Transjakarta itu lalu dipukuli. Akibatnya, kaca bagian kiri dan belakang kedua bus Transjakarta itu pun pecah.

Usai menghancurkan bus Transjakarta, demonstran juga memberhentikan mobil pribadi. Sebab, di dalam mobil tersebut terdapat orang berpakaian Dinas Perhubungan. Namun, aksi ini bisa dihentikan polisi.

"Kami tunggu Pak Jokowi sampai pulang," teriak para pendemo. Hingga saat ini, ratusan pendemo dan pengawalan ketat kepolisian masih berada di depan pagar Balaikota.

Jumat, 26 Juli 2013

Walau Ugal-ugalan, Metromini Tetap Lebih Diidolakan daripada Transjakarta

Meski ugal-ugalan, penumpang angkutan umum masih memilih metromini. Menurut mereka, meski ugal-ugalan, metromini lebih cepat dari bus transjakarta.

"Lebih pilih metromini sih, soalnya kalau busway (bus transjakarta) itu lama. Di jalannya juga lama. Walau ugal-ugalan yah, tetep milih metromini," ujar Uci (30), yang di temui di Terminal Blok M, Jakarta, Jumat (26/7/2013).

Senada dengan Uci, Lin, penumpang M-605A, juga senang menumpang metromini atau kopaja. Menurut dia, jumlah kedua jenis bus sedang itu lebih banyak ketimbang angkutan umum lainnya. Selain itu, mereka lebih cepat mengantar penumpang, meski ugal-ugalan.

"Ugal-ugalan mah jangan ditanya. Kalau kita protes malah suka disengajain. Apalagi kondisi kendaraannya kayaknya enggak pernah dicuci. Tapi gimana lagi, kalau naik busway lama banget, transitnya juga lama," ujar Iin.

Sopir metromini Blok M-Pondok Labu, Harahap, meminta semua pihak tidak menyamakan bahwa semua sopir metromini atau kopaja ugal-ugalan. Dia menyebut yang biasa ugal-ugalan adalah sopir tembak.

"Kalau masalah speedometer memang ini kendaraan lama, semua mesinnya saja sudah dibongkar. Boro-boro mau dibenerin. Kita makan apa nanti sebulan? Yang kita benerin paling rem sama gas saja yang emang penting," ujar Harahap yang mengaku sudah menjadi sopir selama 10 tahun.

Rabu, 24 Juli 2013

Metromini Ugal-ugalan, Jokowi Diminta Tegas

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi diminta tegas menindak pelanggaran oleh angkutan publik di wilayahnya sebelum merevitalisasi. "Yang penting ditindak dulu, baru revitalisasi lagi," kata pengamat transportasi, Azas Tigor Nainggolan, Rabu, 24 Juli 2013.

Menurut dia, banyak pelanggaran oleh oknum angkutan umum di Jakarta, terutama bus-bus ukuran sedang semacam Metromini dan Kopaja. "Saya sudah sampaikan ke Pak Wakil Gubernur dan Kepala Dinas Perhubungan, mereka bilang akan menindak," ujarnya.

Namun, hingga kini pemerintah belum terlihat berupaya untuk memberikan sanksi bagi angkutan-angkutan umum yang melanggar aturan. Hal ini amat mengkhawatirkan karena pelanggaran tersebut bisa mengancam keselamatan pengendara lain di jalan raya.

"Kondisi bus (ukuran sedang) banyak yang tidak layak. Dari 100 Metromini, yang punya surat lengkap paling cuma 12 bus," ujar dia. Tak hanya surat kelengkapan bus, sopir-sopirnya pun ditengarai banyak yang tak punya surat izin mengemudi. "Mana pernah mereka kena tilang," kata dia.

Pembiaran ini membuat satu korban kembali jatuh di jalan raya. Seorang siswi sekolah menengah pertama, Bennity, 13 tahun, kemarin sore tertabrak Metromini 47 jurusan Senen-Pondok Kopi. Ia bersama tiga temannya tertabrak bus yang ugal-ugalan saat sedang menyeberang Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur.

Dua kawan Bennity, yakni Rahmi dan Revi, keduanya 12 tahun, dirawat di rumah sakit. Belum jelas penyebab kecelakaan nahas itu. Saksi mata menyatakan, sebelum kecelakaan, sopir memacu Metromini-nya dengan kencang dan ugal-ugalan. Sopir Metromini itu, WS, 35 tahun, hampir menjadi bulan-bulanan massa.

Senin, 01 Juli 2013

Sopir TransJakarta Pukul Pemotor Dibebastugaskan

Seorang sopir bus TransJakarta di koridor Blok M-Kota dikabarkan telah memukul seorang pengemudi motor yang masuk busway. Akibat kejadian tersebut, sopir berinisial SN itu dilaporkan ke Polsek Tamansari.

Humas Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta Sri Ulina Pinem mengatakan, SN yang merupakan sopir dari operator Damri dan sudah bekerja selama satu tahun itu sudah diberi sanksi. Bentuk sanksi itu, SN dibebastugaskan hingga kasusnya selesai.  

Menurut dia, kejadian pemukulan tersebut bermula ketika SN sedang mengemudikan bus yang baru saja berangkat dari Halte Kota. Saat itu, kata Sri, kondisi lalu lintas sedang sangat padat. Namun, ada seorang pengendara motor Vario yang diketahui bernama Hendra memaksa masuk jalur busway.

Meski sudah diperingati, lanjut Sri, Hendra tetap nekat melajukan kendaraannya di jalur busway. Dia bahkan memancing emosi pramudi busway dengan mengacungkan jari tengah sambil melontarkan kata-kata kasar. Hal tersebut lantas membuat SN tersulut emosinya.

Dia kemudian langsung menghampiri si pengendara motor yang sudah membuka helmnya. Sebuah pukulan dilayangkan SN pada hidung Hendra. "SN mengira si pengendara motor itu mau mukul dia, karena dia sudah buka helm. Akhirnya dia pukul duluan," jelas Sri.

Menurut Sri, usai insiden pemukulan tersebut, SN sempat kembali ke bus untuk meminggirkan kendaraan tersebut agar tidak menganggu pengendara lain. Setelah itu, dia kembali menghampiri Hendra untuk  meminta maaf dan menyatakan khilaf.  "Tapi dia minta uang damai Rp 1 juta," kata Sri.

Namun SN mengaku tidak punya uang sebanyak itu. Dia mengaku hanya memiliki uang Rp 100 ribu. Akhirnya Hendra pun bersedia memafkan SN tanpa adanya uang damai.  "Karena sudah saling salaman, kita pikir sudah clear. Ternyata dia bikin laporan di Polsek Tamansari," tambah Sri.

Hingga saat ini, kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan. Polisi masih akan memeriksa SN dan Hendra untuk mengetahui detail kejadian.
[ROL]

Selasa, 30 April 2013

Asyik, Gaji Sopir Transjakarta Segera Naik


Permintaan penyetaraan gaji pramudi Transjakarta beberapa waktu lalu, akhirnya direspons Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama. Bahkan, Basuki akan menginstruksikan manajemen PT Bianglala Metropolitan, operator Koridor XII (Pluit-Tanjungpriok), segera menyetarakan gaji pramudi bus Transjakarta tersebut.
Tidak hanya itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mengancam tidak akan memakai jasa PT Bianglala, jika menolak menyetarakan gaji pramudi bus Transjakarta.“Kita akan upayakan jalan keluar karena hubungan antara sopir dan perusahaan juga sudah tidak baik. Kita akan carikan para pramudi kerja di operator lain,” kata Basuki di Balaikota, seperti dilansir situs beritajakarta.
Ia mengungkapkan, Pemprov DKI bersama Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta saat ini telah menyelidiki permasalahan yang dialami para pramudi tersebut. “Direksi PT Bianglala juga sudah dipanggil dan ternyata telah terjadi kesalahpahaman. Kita sudah minta manajemen membuat komitmen secara tertulis. Kapan gaji dikasih dan segala macamnya mesti jelas,” tegasnya.
Basuki menegaskan, pihaknya tidak akan memberikan hukuman kepada manajemen PT Bianglala karena belum menggaji pramudi sesuai instruksi kenaikan tiga kali UMP 2013. Sebab, ia hanya meminta perusahaan tersebut segera menyetarakan gaji para pramudi. “Tapi, sekali lagi berbuat seperti itu, kita tidak mau pakai lagi. Saya sudah bilang bila tidak beres dengan pramudi, pemprov akan beli bus sendiri. Kami bajak punya kamu,” ancamnya.
[ROL]

Jumat, 26 April 2013

Pengemudi Transjakarta Temui Basuki Minta Kesetaraan Gaji


Para pengemudi bus transjakarta yang tergabung dalam Serikat Pramudi Transjakarta Busway (SPTB) mendatangi Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Jumat (26/4/2013). Mereka datang untuk meminta kesetaraan gaji antarpramudi transjakarta.

Ketua Umum SPTB Lasdi mengatakan, saat ini ada ketimpangan gaji sopir transjakarta antara satu koridor dan koridor lain. Hal ini dikarenakan operator transjakarta pada koridor-koridor itu berbeda.

"Ketimpangan ini mengganggu rasa keadilan. Oleh karena itu, mohon kebijakan pemerintah untuk menyetujui penyetaraan gaji pengemudi transjakarta 3,5 kali UMP secara menyeluruh," kata Lasdi di Balaikota Jakarta, Jumat.

Pengemudi busway itu mengeluhkan semua beban kerugian yang ditanggung oleh mereka apabila terjadi kecelakaan yang melibatkan transjakarta. Termasuk beban material dan pertanggungjawaban secara hukum. Apabila bus transjakarta dijadikan barang bukti kecelakaan, pengemudi harus menanggung ganti rugi kerusakan yang berkisar mulai dari Rp 5 juta hingga Rp 10 juta.

"Apabila kasusnya dilanjutkan sampai tingkat pengadilan, baik perusahaan maupun Unit Pengelola (UP) Transjakarta tidak memberikan pendampingan penasihat hukum," katanya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso sebagai pelopor transjakarta sebetulnya juga diundang untuk mengikuti pertemuan itu. SPTB telah meminta Sutiyoso untuk menjadi mediator dalam memecahkan permasalahan tersebut. Namun, hingga pertemuan itu selesai, Sutiyoso berhalangan hadir.

Tahun ini pengemudi transjakarta dari tiap-tiap operator menerima gaji bervariasi. Di Koridor I (Kota-Blok M), operator pengelola PT Jakarta Ekspress Trans (PT JET) memberikan gaji kepada sopir transjakarta sebesar Rp 1,85 juta per bulan. Operator Trans Batavia membayar pengemudi transjakarta di Koridor II (Pulo Gadung-Harmoni) dan Koridor III (Kalideres-Pasar Baru) dengan upah Rp 2,2 juta per bulan.

Di Koridor IV (Pulogadung-Dukuh Atas) dan VI (Dukuh Atas-Ragunan), PT Jakarta Trans Metropolitan dan PT Sari Lorena membayarkan gaji pengemudi sebesar Rp 2,2 juta. Jumlah yang sama juga diberikan kepada pengemudi di Koridor V (Ancol-Kampung Melayu) dan Koridor VII (Kampung Melayu-Kampung Rambutan) di bawah operator PT Jakarta Mega Trans dan PT Sari Lorena. Sistem penggajian di Koridor VIII (Lebak Bulus-Harmoni) agak berbeda dari yang lain karena operator PT Prima Jasa membayar pengemudi sebesar Rp 80.000 per shift.

Di Koridor IX (Pluit-Pinang Ranti) dan Koridor X (Tanjung Priok-Cililitan), operator PT Trans Mayapada mengupah pengemudi dengan gaji Rp 2,2 juta. Akan tetapi, di koridor yang sama, operator PT Bianglala Metropolitan membayar gaji pengemudi sebesar Rp 1,6 juta.

Perbedaan paling mencolok terjadi di Koridor XI (Kampung Melayu - Pulogebang), di mana DAMRI memberikan gaji sebesar Rp 4,515 juta. Koridor XII (Pluit-Tanjung Priok) dioperasikan oleh PT Bianglala Metropolitan dengan gaji pengemudi sebesar Rp 2,475 juta.

Kamis, 24 November 2011

Gaji Sopir Transjakarta Rp 5 Juta Sebulan

Kepala Badan Layanan Umum Transjakarta, Muhammad Akbar, berjanji akan menaikkan gaji pramudi bus Transjakarta pada awal tahun depan. Bersamaan dengan pengoperasian sejumlah koridor baru, gaji pramudi bakal naik menjadi Rp 5 juta. Saat ini supir Transjakarta hanya digaji Rp 2-3 juta per bulan. Angka itu dinilai kurang layak. "Itu sama dengan pendapatan supir metromini atau supir taksi," kata Akbar, Kamis, 24 November 2011.

Menurut Akbar, gaji Rp 5 juta dinilai pantas karena tanggung jawab seorang pramudi yang cukup berat. "Dalam satu hari mereka bertanggung jawab atas nyawa 600-700 penumpangnya," ucap dia. Bus Transjakarta yang dapat menampung 160 orang sekali perjalanan memang biasa menempuh rute tiga putaran setiap harinya. Apalagi, pramudi umumnya berusia 40 tahun. "Usia segitu kan sudah banyak tanggungan: istri atau suami dan anak," kata Akbar.

Dia berharap, melalui peningkatan gaji, loyalitas pramudi bertambah. Dengan begitu, mereka akan lebih berdedikasi dalam menjalankan tugasnya. "Jadi, perilakunya tidak asal-asalan. Mereka akan berpikir ulang, dimana lagi cari kerja dengan gaji segini?" kata Akbar.

Untuk mewujudkan rencana ini, BLU akan memasukkan syarat gaji minimal ini dalam persyaratan tender operator bus. "Dalam tender, kami tentukan gaji pramudi harus 3,5 kali upah minimum provinsi," katanya. UMP Jakarta saat ini sekitar Rp 1,5 juta. Sebagai bentuk pengawasan, BLU nantinya meminta bukti surat kontrak kerja pramudi dengan pengusaha bus. "Untuk yang lain boleh ditawar, tapi gaji pramudi tidak ada tawar-menawar."

Senin, 03 Januari 2005

Dicari: 15 Sopir Perempuan Busway

Operator bus Transjakarta PT Jakarta Express Trans (JET) sedang mencari sopir perempuan. Direktur Umum dan Keuangan PT JET Ibnu Susanto mengatakan, rencana perekrutan sopir ini sudah digodok tim khusus. “Kami butuh sekitar 10-15 sopir perempuan,” katanya dalam siaran pers yang diterima Tempo.

Menurut Ibnu, rencana rekrutmen ini sudah lama dibahas. Bahkan, saat busway diluncurkan tahun lalu, PT JET berharap memiliki sopir perempuan. “Tapi saat itu, ada beberapa kendala. Kami berharap segera ada realisasinya tahun ini,” kata Ibnu, tanpa merinci kendala yang dimaksud.

Sopir perempuan ini harus memenuhi standar kualifikasi. “Yang penting harus sehat dan mempunyai SIM B1 umum,” kata Ibnu. Syarat lain, kandidat harus masih muda. “Maksimal 40 tahun,” ujarnya.

Selain itu, persyaratan formal juga harus disiapkan sang calon yakni, ijazah pendidikan terakhir dan pengalaman. Khusus untuk tes bagi calon sopir ini, PT JET akan menggunakan standar dari Departemen Perhubungan.

Proses rekrutmen akan melewati beberapa tahap. Pertama, tes tertulis. Calon sopir harus mempunyai pengetahuan teknik mekanik bus, selain ketrampilan mengemudi. “Pengetahuan tentang peraturan lalu lintas juga menjadi salah satu materi ujian,” katanya. Bila lulus tes ini, sederet tes lain masih menunggu, antara lain tes lapangan, tes kesehatan, dan wawancara.

Soal gaji, tidak berbeda dengan sopir busway selama ini. Mereka akan menerima gaji sebesar Rp 2.010.000. “Selain itu, kita memberikan sekali makan, juga mes untuk istirahat,” tuturnya.

Kepala Badan Pengelola (BP) TransJakarta Irzal Z Djamal menyambut baik rencana ini. Menurut Irzal, rencana perekrutan sopir perempuan ini, awalnya dilontarkan Gubernur Sutiyoso saat studi banding ke Bogota, Kolumbia. “Waktu Gubernur Sutiyoso naik, yang mengemudikan adalah mahasiswi. Cara mengemudinya tenang dan profesional,” jelas Irzal.

Bagi yang berminat, lamaran bisa dikirim ke PT JET di Jl Raya Pondok Gede Km 3 Pinangranti, Jakarta Timur, Telp. 8415111. Aplikasi ditunggu hingga akhir Januari 2005.