Tampilkan postingan dengan label LRT. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LRT. Tampilkan semua postingan

Selasa, 22 Oktober 2019

Asyik, Stasiun LRT Pegangsaan Dua Terintegrasi dengan Transjakarta

Armada Transjakarta Rute Non BRT jurusan Sunter - Kelapa Gading, mulai Rabu (23/10), sudah melintasi Stasiun LRT Pegangsaan Dua.

Corporate Communication Manager PT LRT Jakarta, Melisa Suciati mengatakan, semangat integrasi antara LRT dan Transjakarta untuk menumbuhkan tingkat pengguna transportasi publik di Jakarta.

"Pengguna LRT Jakarta yang tiba di Stasiun Pegangsaan Dua dapat melanjutkan perjalanan menuju Mal Artha Gading dan Mall of Indonesia dengan Mini Trans 10F di area penjemputan Stasiun LRT Pegangsaan Dua." tuturnya, Selasa (22/10).

Dia menambahkan, warga permukiman yang tinggal di area Kelapa Gading juga dapat menikmati fasilitas Rute 10F untuk menuju ke Stasiun Pegangsaan Dua, kemudian melanjutkan dengan menggunakan kereta LRT sesuai dengan rute yang dituju.

"Rencananya Rute 10F melewati perumahan sepanjang Jalan Boulevard Artha Gading hingga Jalan Raya Kelapa Nias, juga apartemen Gading Nias. Transjakarta juga telah mengirimkan desain mini trans yang akan digunakan besok berwarna oranye," tandasnya.

Selasa, 15 Oktober 2019

Dua Tahun Kepemimpinan Anies, Dari Transjakarta, MRT dan LRT Menuju Integrasi Transportasi Jak Lingko

"Anugerah Transportasi Berkelanjutan menunjukkan kemauan politik bahwa (pemerintah) kota berkemampuan penuh untuk menempatkan solusi jitu guna memperbaiki lingkungan kota,” kata Aimee Ganthier dari Komite Sustainable Transport Award 2020 yang menganugerahi Honorable Mention kepada Jakarta.

Mengutip siaran pers PPID DKI Jakarta, Selasa (15/10), Jakarta bersama Kota Pune di India dan Kigali di Rwanda, mendapat penghargaan bergengsi internasional itu berkat sistem Bus Rapid Transit (BRT) yang cepat, nyaman, aman, serta tepat waktu.


 Transjakarta

Bus Transjakarta melaju pada lintasan terpanjang di dunia, yakni 251,2 kilometer. Sejak 2004 – 2017, rata-rata penumpang harian bus Transjakarta berkisar 300.000 penumpang per hari. Pada 2019, jumlah rata-rata penumpang naik dua kali lipat, berkisar 641.000 penumpang per hari. Jumlah armada dalam tiga tahun terakhir juga meningkat, yaitu pada 2017 sebanyak 2.380, 2018 sebanyak 3.017, dan 2019 sebanyak 3.548 bus. BRT pertama di Asia Tenggara dan Selatan ini ditargetkan mencapai 3.565 unit pada akhir 2019.

Memiliki 260 halte yang tersebar dalam 13 koridor, Public Service Obligation (PSO) TransJakarta bertambah sepuluh kali lipat lebih, dari Rp 333.084.520 pada 2011 menjadi Rp 4.197.240.979 pada 2020. Pada 2019, fasilitas bus TransJakarta terintegrasi dengan dua moda transportasi lain berbasis rel, yakni MRT di Bundaran HI dan LRT di Jalan Pemuda. Tiga bus listrik juga sudah menjalani uji coba tahun ini, untuk mengatasi polusi udara di Ibu Kota. 



Moda Raya Terpadu (MRT)

Sejak pengoperasiannya diresmikan pada 24 Maret 2019, Moda Raya Terpadu (MRT) menjadi primadona transportasi publik termodern di Jakarta dan satu-satunya di Indonesia. Kereta Ratangga melewati 13 stasiun Fase 1, dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia, sepanjang 16 kilometer setiap hari. Enam kilometer di antaranya di bawah tanah (underground) yang melalui enam stasiun, yaitu Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia. Sedangkan sepuluh kilometer sisanya merupakan struktur layang (elevated) yang melewati tujuh stasiun, yakni Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, serta Sisingamangaraja. Sementara depo kereta berdekatan dengan Stasiun Lebak Bulus yang menjadi tempat pertemuan pertama Jokowi dan Prabowo Subianto pada 13 Juli 2019, setelah pemilihan presiden.

Sehari-hari Moda Raya Terpadu dikelola PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) yang berdiri pada 17 Juni 2008. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) inilah yang merancang pembangunan koridor MRT Jakarta Utara-Selatan Fase 2 Bundaran HI-Kota, selain koridor MRT Jakarta Timur-Barat Fase 3 Kalideres-Cempaka Baru. Pembangunan MRT Fase 2 direncanakan pada 2020 dan ditargetkan selesai empat tahun kemudian.

PT MRT Jakarta menargetkan, jumlah  penumpang harian mencapai 100.000 orang pada akhir 2019. Hingga Juli 2019, jumlah rata-rata pengguna MRT Jakarta mencapai 94.824 orang per hari, naik 15,9 persen dari bulan sebelumnya. Ketepatan waktu kedatangan, waktu tempuh, dan waktu berhenti kereta di stasiun MRT mencapai 100 persen dari total 6.159 perjalanan kereta.

Light Rail Transit (LRT)

Lintas Rel Terpadu atau Light Rail Transit (LRT) adalah suatu moda layanan transportasi penumpang yang beroperasi di atas rel ringan. Kendati kecepatan rata-ratanya sekitar 50 kilometer per jam, kereta LRT Jakarta dapat mencapai kecepatan maksimum hingga 90 kilometer per jam.

Kereta LRT Jakarta merupakan buatan Hyundai Rotem dari Korea Selatan yang memiliki kelebihan, yakni menggunakan sistem articulated bogie. Teknologi yang baru pertama kali diterapkan di Indonesia ini memungkinkan kereta dapat melaju dengan aman dan luwes, mengikuti kontur jalur trek di tikungan tajam.

Selain nyaman dan berstandar internasional, LRT pun dapat menghemat waktu berkisar 13-15 menit perjalanan dari Kelapa Gading, Jakarta Utara ke Stasiun Velodrome, Jakarta Timur. Bila dilanjutkan dengan berjalan kaki melalui skybridge dari Stasiun Velodrome menuju Halte Pemuda Rawamangun, kemudian diteruskan dengan naik bus TransJakarta ke Halte Dukuh Atas, akan memakan waktu sekitar 40 menit. Jadi bila diakumulasikan, total waktu perjalanan dengan integrasi LRT Jakarta dan bus Transjakarta dari Kelapa Gading sampai Dukuh Atas berkisar 55-60 menit.

Sejak 11 Juni 2019, LRT Jakarta diuji coba secara gratis melewati enam stasiun, yaitu Pegangsaan Dua, Pulomas, Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Equestrian, serta Velodrome. Sejak 11 Juni – 13 Oktober 2019, LRT Jakarta telah melayani 798.000 penumpang. LRT Jakarta beroperasi pukul 06.00-22.00 WIB pada Senin-Jumat dan 07.00-23.00 WIB pada Sabtu-Minggu.

Sistem Transportasi Terintegrasi (Jak Lingko)

Jak Lingko merupakan sistem transportasi terintegrasi baik rute, prasarana , maupun pembayarannya. Integrasi ini tidak hanya melibatkan antar bus besar, medium, serta kecil dan TransJakarta, tetapi juga transportasi berbasis rel yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta seperti MRT dan LRT.

Selain itu sistem Jak Lingko juga mengintegrasikan prasarana dengan PT. KCI dan Railink yang dimili PT. KAI. Contoh integrasi ini dapat dilihat di kawanan Dukuh Atas, dimana empat moda transportasi umum terkoneksi secara nyaman melalui pedestrianisasi Jalan Kendal dan trotoar yang lebar.

Nama Jak Lingko diambil dari dua kata, yaitu Jak yang berarti Jakarta dan Lingko yang bermakna jejaring atau integrasi (diambil dari sistem persawahan tanah adat di Manggarai, Nusa Tenggara Timur). Nama ini dipilih karena mencerminkan makna sistem transportasi terintegrasi yang sedang dibangun di Ibu Kota.

Pemprov DKI Jakarta menargetkan 10.047 armada armada kecil, sedang, serta besar terintegrasi Jak Lingko dan akan segera diremajakan tahun depan.

“Untuk implementasi pembatasan usia kendaraan angkutan umum sepuluh tahun akan direalisasikan maksimal pada 2020," ujar Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo.

Sistem pembayaran cashless dengan kartu Jak Lingko bertarif maksimal Rp 5.000 per tiga jam, khusus untuk transportasi berbasis jalan. Misalnya Anda naik bus TransJakarta pukul 07.00, lalu naik angkot yang sudah berlogo Jak Lingko pukul 08.30, dan kembali naik bus TransJakarta pukul 10.00, maka saldo dalam kartu Jak Lingko Anda akan berkurang Rp 5.000.

Kartu Jak Lingko seharga Rp 30.000 yang bersaldo Rp 10.000 dapat diisi ulang melalui ATM Bank DKI dan BNI. Dengan kemudahan itu, target penumpang angkutan umum di Jakarta mencapai 260 juta orang pada 2019, bertambah dari 145 juta penumpang pada 2017 dan 190 juta orang pada 2018. Di samping mengurangi polusi udara dengan berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, kemacetan juga berkurang dari nomor empat menjadi ketujuh di dunia.

Integrasi ini diperkuat kolaborasi dengan Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ) dan komunitas kreatif Kreavi, untuk memasang papan informasi seputar transportasi publik di 28 halte non BRT Koridor Sudirman. Informasi yang dipasang tersebut berupa peta, penanda (signage), dan penunjuk jalan (wayfinding) untuk memudahkan masyarakat maupun turis mancanegara dalam menggunakan kendaraan umum di Jakarta.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan pemasangan informasi transportasi publik ini merupakan kolaborasi yang serius antara Pemprov DKI Jakarta dengan warga dalam mewujudkan konsep City 4.0 di Ibu Kota.

Perluasan sistem ganjil genap dari sembilan menjadi 25 ruas jalan yang dimulai pada 9 September 2019, juga mengalihkan masyarakat dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Jajak pendapat harian Kompas yang diterbitkan pada 6 Oktober 2019 mengungkapkan, 42 persen responden memilih naik angkutan umum dengan menggunakan bus TransJakarta, MRT, atau kereta Commuterline.

Evaluasi Pemprov DKI pada masa uji coba perluasan ganjil genap dari 12 Agustus 2019 hingga 6 September 2019, volume kendaraan memang menurun 25,24 persen. Dengan berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, kemacetan pun berkurang dari nomor empat menjadi ketujuh di dunia, selain mengurangi polusi udara.

Selasa, 21 Agustus 2018

Uji Coba LRT Jakarta Akan Dilakukan Selama Satu Bulan

PT LRT Jakarta saat ini tengah melakukan uji coba internal pengoperasian light rail transit (LRT).

Direktur Utama PT LRT Jakarta Allan Tandiono mengatakan, uji coba internal ini akan terus dilakukan selama 1 bulan.

" Uji coba internal sudah hari ketiga, yaitu tanggal 15, 16, 20. Setiap hari (akan dilakukan). Karena ini diperlukan. Kita sebagai operator memerlukan proses uji coba ini selama sebulan," ujar Allan kepada kompas.com, Senin (20/8/2018).

Uji coba internal ini, mengundang partisipan dari perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi dalam mengerjakan proyek LRT, seperti PT Jakarta Propertindo, PT Wijaya Karya, PT Pulo Mas Jaya, dan lain-lain maupun dari pihak pemerintah dan juga media.

Allan menjelaskan, uji coba internal penting dilakukan untuk menguji integrasi sarana dan prasarana, menguji prilaku penumpang, serta memberikan sosialisasi dan edukasi bagi penumpang maupun pihak LRT.

"Terus juga ingin menguji perilaku, kita ingin lihat nih perilaku seperti apa. Kita juga ingin memberikan semacam sosialisasi dan edukasi kepada siapa pun yang kita undang, dan yang melayani tentunya," jelasnya.

Ia menambahkan, dalam waktu satu bulan uji internal, PT LRT Jakarta akan memastikan pengoperasian teknis seperti ketepatan waktu berangkat dan tibanya LRT.

"Kenapa negara maju membutuhkan LRT, MRT? Karena on time. Nah itu yang kita latih yang di pengoperasian ini, pukul 3.15 berangkat ya 3.15, sampai 3.20 ya 3.20," kata dia.

"Jadi itu yang kita latih setiap hari. Ketepatan waktu, misalnya ada kejadian yang tidak diinginkan apakah mereka cepat mengantisipasi cepat responnya," tandasnya. Setelah dilakukan uji coba internal, penumpang akan diminta untuk mengisi survei kepuasan, saran, dan keluhan yang akan menjadi tolak ukur perbaikan bagi PT LRT Jakarta.

Senin, 30 April 2018

Greater Jakarta to have integrated mass transport system

The government hopes to create fully integrated transport system in the Greater Jakarta area in 2023-2024. It could transport up to 5 million passengers a day.

More roads are required in Jakarta from year to year, therefore, the requirement has to be met with adequate mass transport facilities, Transport Minister Budi Karya Sumadi said here when inspecting speed light rail transit (LRT) here on Sunday.

Budi said currently the government continued to build mass transport facilities like LRT, commuter trains and mass rapid transport (MRT) in the Greater Jakarta area.

Based on evaluation by the government, the busiest access roads to Jakarta are Cibubur-Jakarta, Bekasi-Jakarta, and Bogor-Jakarta.

"The three favorite roads continue to be expanded for mass transport," the minister said.

He reminded the LRT contractor of the importance of security and safety saying construction has to be finished as scheduled but safety with zero accident is more important.

The LRT project is being built by state-owned construction company Adhi Karya.

Jumat, 13 April 2018

Perdana, Dua Gerbong Kereta LRT dari Korsel Tiba di Jakarta

Dua gerbong kereta Light Rapid Transit (LRT) yang diangkut menggunakan kapal dari Korea Selatan, tiba di Dermaga Indonesia Vehicle Terminal, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (13/4/2018). Dua gerbong LRT yang diangkut itu merupakan yang pertama tiba di Jakarta.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, dua gerbong kereta LRT tersebut diangkut oleh Kapal Wallenius Wilhelmsen, yang merapat di dermaga tersebut, Jumat sekitar pukul 15.20 WIB.

Kepala Keamanan Dermaga Indonesia Vehicle Terminal, Syahril, mengatakan, dibutuhkan waktu sekitar satu jam untuk mengeluarkan kereta LRT dari kapal tersebut.

Syahril menuturkan, waktu satu jam tersebut diperlukan untuk melakukan pengecekan imigrasi, bea cukai, dan karantina.

"Imigrasi masalah orangnya, kalau ada warga negara asing. Bea Cukai biasa, pengecekan dokumen. Terus karantina kalau ada hewan-hewan segala macem ke Pertanian," kata Syahril.

Setelah ketiga pengecekan tersebut selesai, ramp kapal baru bisa dibuka untuk mengeluarkan kereta LRT.

Syahril mengatakan, kapal tersebut tidak hanya membawa dua gerbong kereta LRT. Ada juga sejumlah CPU, suku cadang, dan alat berat, yang diangkut kapal tersebut.

"Kita menunggu ada alat berat juga, dan kereta LRT itu tempatnya di paling belakang, jadi dibongkarnya belakangan," ujar Syahril.

Dua gerbong kereta LRT ini merupakan bagian dari 16 gerbong LRT yang akan didatangkan di Jakarta. Rangkaian kereta tersebut akan digunakan untuk LRT Jakarta, yang dibangun oleh Jakpro.

Proyek itu terbentang sepanjang 5,8 kilometer dari Velodrome Rawamangun, Jakarta Timur hingga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Proyek ini ditargetkan selesai sebelum perhelatan Asian Games dimulai pada Agustus 2018.

Sabtu, 17 Maret 2018

Peta Rencana Rute Pengembangan LRT Jakarta dan Sekitarnya

Jakarta Light Rail Transit atau disingkat Jakarta LRT adalah sebuah sistem MassTransit dengan kereta api ringan (LRT) yang direncanakan akan dibangun di Jakarta dan menghubungkan Jakarta dengan kota-kota disekitarnya seperti Bekasi dan Bogor. Ada 2 penggagas LRT di Jakarta, Pemprov DKI yang akan membangun LRT dalam kota dan PT Adhi Karya yang akan membangun penghubung Jakarta ke kota sekitarnya.

Pemprov DKI merencanakan tujuh rute untuk LRT dalam kota:

  1. Kebayoran Lama - Kelapa Gading sepanjang 21,6 km
  2. Tanah Abang - Pulo Mas sepanjang 17,6 km,
  3. Joglo - Tanah Abang sepanjang 11 km
  4. Puri Kembangan - Tanah Abang sepanjang 9,3 km
  5. Pesing - Kelapa Gading sepanjang 20,7 km
  6. Pesing - Bandara Soekarno-Hatta sepanjang 18,5 km
  7. Cempaka Putih - Ancol sepanjang 10 km.

Rencana pengembangan LRT Jabodetabek oleh Pemerintah Pusat direncanakan terdiri dari enam rute, yaitu:
  1. Cawang – Cibubur
  2. Cawang – Kuningan – Dukuh Atas
  3. Cawang – Bekasi Timur
  4. Dukuh Atas – Palmerah Senayan
  5. Cibubur – Bogor
  6. Palmerah – Grogol / Bogor
Berikut ini adalah peta rencana jaringan transportasi rel (LRT/MRT/KRL Commuterline) Jabodetabek 2020, sebagaimana diperoleh dari Wikipedia (17 Maret 2018).

Peta Rencana Jaringan Transportasi Rel (LRT/MRT/KRL Commuterline)
Jabodetabek 2020
Untuk saat ini, pelaksanaan pembangunan infrastruktur LRT sedang berjalan:
  • LRT Jabodetabek dilaksanakan pembangunannya oleh PT Adhi Karya (persero) Tbk. dengan ground breaking oleh Presiden Joko Widodo pada 9 September 2015.
  • LRT Pemprov DKI dilaksanakan pembangunannya oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dimulai dengan pembangunan koridor 1 Kelapa Gading - Velodrome (Rawamangun) pada 22 Juni 2016.
Lihat juga:
  1. Peta Rute KRL - Jarak Stasiun 2015
  2. Peta TransJakarta (Update Per 1 Juli 2016)
  3. Peta Jalur dan Rute MRT Jakarta

Senin, 12 Maret 2018

Pembangunan LRT Rute Veldrome-Kelapa Gading Capai 65,17 Persen

Progres pembangunan Light Rail Transit (LRT) rute Velodrome-Kelapa Gading hingga kini sudah mencapai 65,17 persen.

" bulan Juli LRT sudah dapat dioperasikan dan pada Agustus mendatang sudah dapat digunakan sebagai alat transportasi umum saat Asian Games"

Direktur Utama Jakarta Propertindo (Jakpro), Satya Heragandhi mengatakan, salah satu kendala yang dihadapi pihaknya saat ini yakni cuaca. Karena saat hujan, proses pengerjaan pembangunan harus dihentikan sementara.

"Meski begitu, bulan Juli LRT sudah dapat dioperasikan dan pada Agustus mendatang sudah dapat digunakan sebagai alat transportasi umum saat Asian Games," tuturnya, Senin (12/3).

Ditambahkan Satya, saat ini semua sudah tersambung. Seperti sistem percepatan untuk rel dan sistem kontrol seperti telekomunikasi dan signaling-nya juga telah tersambung.

"Salah satu fokus kita saat ini penyelesaian rel yang terus di kebut," tandasnya.

Jumat, 02 Maret 2018

Kereta LRT Jakarta dari Korsel Tiba Bulan Depan

Keinginan masyarakat Jakarta untuk menggunakan kereta ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta rute Kelapa Gading-Velodrome semakin mendekati kenyataan. Uji coba rolling stock atau kereta yang diproduksi oleh perusahaan Hyundai Roterm di Changwon, Korea Selatan sudah rampung.

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Satya Heragandhi mengatakan satu rangkaian kereta LRT Jakarta yang telah diuji coba tersebut akan dikirim ke Jakarta pada awal pekan depan dan diperkirakan tiba awal April.

"Dikirim awal minggu depan dan diperkirakan tiba awal April, tergantung jadwal kapal," katanya kepada detikFinance saat dihubungi, Jumat (2/3/2018).

Jakarta Propertindo berupaya untuk bisa mengoperasikan dua trainset kereta pada operasional Agustus nanti. Satu trainset kereta terdiri dari dua cars atau gerbong yang bisa mengangkut 279 penumpang.

"Kita bisa operasikan satu set atau dua by August 2018. Kalau bisa dipercepat lagi, by August sudah ada 3 sets. Total punya 8 trainset by Oktober," ujarnya.

Kereta LRT Jakarta sendiri akan melaju sepanjang 5,8 km dari Stasiun Kelapa Gading di Jakarta Utara hingga Velodrome di Jakarta Timur. Lokasi proyek ini akan melewati Jalan Pegangsaan Dua sebagai depot, Jalan Raya Kelapa Nias, Jalan Kelapa Gading Boulevard, Jalan Kayu Putih Raya, dan Jalan Balap Sepeda Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur.

Dengan begitu, koridor ini akan memiliki 6 stasiun, yakni Stasiun depot di Jalan Pegangsaan Dua Kelapa Gading, stasiun Mal Kelapa Gading, stasiun Kelapa Gading Boulevard, stasiun Pulomas, Stasiun Pacuan Kuda hingga Stasiun Velodrome di arena balap sepeda Velodrome di Rawamangun, Jakarta Timur.

Jalur LRT Kelapa Gading-Velodrome sendiri seluruhnya berada di jalan eksisting sehingga dibangun dengan struktur jalur layang.

Jumat, 26 Januari 2018

Depo LRT Jakarta akan Dilengkapi Rusun dan Pusat Perbelanjaan

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Satya Heragandhi mengatakan Depo Light Rail Transit (LRT) yang berada di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara akan dilengkapi fasilitas rumah susun (rusun) dan pusat perbelanjaan.

"Pembangunan sarana prasarana tersebut kami lakukan berdasarkan studi tentang daya minat warga terhadap fasilitas rusun dan pusat perbelanjaan "

"Pembangunan sarana prasarana tersebut kami lakukan berdasarkan studi tentang daya minat warga terhadap fasilitas rusun dan pusat perbelanjaan di dalam Depo LRT," tuturnya Jumat (26/1).

Ia menjelaskan, pihaknya akan membangun 3.000 unit rumah susun dalam konsep Transit Oriented Development (TOD) di Depo LRT Kelapa Gading.

Rinciannya, lantai dasar depo dipakai gerbong kereta dan lantai di atasnya akan dipakai sebagai tempat penyimpanan kereta. Di atas lantai penyimpanan kereta inilah kemudian dijadikan sebagai pasar perkulakan. Lalu lantai di atasnya lagi akan dibangun rusun.

"Selain itu, depo ini juga akan dilengkapi fasilitas lift dan eskalator untuk menunjang aktivitas warga," tandasnya.

Kamis, 25 Januari 2018

Batik dan Wayang Jadi Inspirasi Warna Gerbong LRT

Direktur Proyek LRT Jakarta, Allan Tandiono mengatakan, gerbong Light Rail Transit (LRT) Jakarta akan didesain berwarna emas yang terinspirasi dari batik dan wayang yang merupakan budaya asli Indonesia.

" Batik dan wayang merupakan salah satu brand Indonesia yang dipilih menjadi warna gerbong LRT"

"Warna emas yang terinspirasi dari batik dan wayang merupakan brand Indonesia. Budaya harus dipromosikan dengan baik," ujarnya, Kamis (25/1).

Ia menambahkan, pemilihan warna dilakukan karena progres pembangunan LRT ini telah mencapai sekitar 56,94 persen dan akan diuji coba pada Mei 2018, sebelum perhelatan Asian Games dimulai.

"Selain memakai warna emas, warna gerbong LRT Jakarta juga akan memakai warna bendera kebangsaan, yaitu merah dan putih," tandasnya.

Senin, 22 Januari 2018

Box Girder LRT Roboh di Kayu Putih

Salah satu bagian box girder light rail transit (LRT) yang tengah dipasang di Kayu Putih Raya, RW 16, Kelurahan Kayu Putih, Pulogadung, Kota Jakarta Timur, Senin (22/1) dini hari roboh.

" Kita belum tahu apa penyebabnya, tiba-tiba roboh. Sekarang jalan sudah bisa dilalui hanya dijaga polisi untuk penyelidikan"

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Jupan Royter mengatakan, berdasar informasi awal yang diterimanya ada sebanyak lima orang pekerja terluka.

"Kelimanya sudah ditangani dan di bawa ke salah satu rumah sakit swasta dekat lokasi," ujarnya.

Sedangkan Camat Pulogadung, Bambang Pangestu menjelaskan, kejadian robohnya bagian box girder berawal dari pemasangan yang dilakukan pada pukul 23.00, Minggu (21/1) malam. Tiba-tiba, sekitar pukul 00.20 dini hari tadi bagian yang dipasang itu roboh.

"Kita belum tahu apa penyebabnya, tiba-tiba roboh. Sekarang jalan sudah bisa dilalui hanya dijaga polisi untuk penyelidikan," tandasnya.

Dari informasi BPBD DKI Jakarta, saat ini para korban sudah ditangani di RS Colombia Asia.

Jumat, 24 Maret 2017

Pembangunan Prasarana LRT Jabodebek

The Most Recent High-Tech Innovation of LRT (Light Rail Transit) Jabodebek



Pembangunan prasarana LRT Jabodebek yang dikerjakan ADHI bertujuan menambah alternatif transportasi publik massal dan mempermudah akses warga Jabodebek untuk beraktifitas tanpa mengkhawatirkan kemacetan dijelaskan dengan visualisasi dan ilustrasi yang inovatif.
[adhikaryaID]

Rabu, 08 Februari 2017

Ini Rute LRT Jabodebek yang Ditargetkan Selesai Akhir 2018

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta para menterinya untuk segera memutuskan skema pembiayaan yang bakal digunakan untuk proyek kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) Jakarta–Bogor–Depok-Bekasi (Jabodebek). Jokowi ingin, proyek tersebut bisa selesai akhir 2018, atau paling lambat pada awal 2019.

Pihak kontraktor yang telah ditunjuk pemerintah, yakni PT Adhi Karya Tbk mengungkapkan, untuk di wilayah Jabodebek, yang dimaksud dari keinginan Jokowi agar bisa rampung akhir 2018 atau awal 2019 adalah untuk di rute tahap pertama, yang meliputi lintas layanan Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, Cawang-Dukuh Atas.

"Rute yang tahap satu, yang Cibubur-Cawang, Cawang-Bekasi Timur, dan Cawang-Dukuh Atas," ungkap Corporate Secretary Adhi Karya, Ki Syahgolang Permata, kepada detikFinance, Jakarta, Selasa (7/2/2017).

Syahgolang mengatakan, untuk saat ini pihaknya telah membangun lebih dari 500 tiang penyangga di rute Cibubur – Cawang, dan rute Cawang – Bekasi Timur, dengan dana yang telah digelontorkan Rp 2 triliun. Uang ini merupakan talangan dari Adhi Karya, karena kontrak pekerjaan belum diteken, dan skema pembiayaan belum diputuskan.

"Di sepanjang jalur LRT Cibubur - Cawang dan Cawang - Bekasi Timur telah dibangun lebih dari 500 tiang. Dana sebesar sekitar Rp 2 triliun tersebut berasal dari penggunaan dana PMN (Penyertaan Modal Negara) dan pinjaman perbankan," terang dia.

Ia pun mengatakan, proyek yang bertujuan membantu mengurai kemacetan Ibu kota Jakarta, serta memberikan pilihan moda transportasi massal bagi masyarakat dari luar Jakarta menuju Jakarta dan sebaliknya.

Syahgolang menambahkan, untuk tahap berikutnya yakni, rute LRT Cibubur - Bogor, Dukuh Atas – Palmerah - Senayan, dan Palmerah - Grogol, bakal segera dikerjakan usai tahap pertama selesai dikerjakan.

"(Tahap lainnya dikerjakan) Ya setelah tahap I. Kita berharap dapat kontrak dalam waktu dekat (dari pemerintah)," kata dia.

Jumat, 12 Agustus 2016

Transportasi Massal Perkotaan Harus Terintegrasi

Berbagai upaya dilakukan oleh Kementerin Perhubungan melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) untuk menyamakan persepsi guna mengurai kemacetan. Karenanya pemerintah pusat, pemerintah daerah, para operator, dan srakegolder lain yang terlibat dalam penyelenggaraan angkutan perkotaan harus duduk bersama agar ada ketersambungan antar moda angkutan massal perkotaan tersebut.

Karenanya BPTJ mengundang para penyelenggara angkutan massal perkotaan tersebut duduk bareng dan berdiskusi melalui acara focus group discussion yang mengangkat tema Pengintegrasian Pelayanan Angkutan Umum, yang diselenggarakan di kantor BPTJ Jl. MT Haryono Kav. 45-46 Jakarta.
Pada acara tersebut hadiri direktur utama kereta kommuter jakarta muhammad fadhilah, pakar transportasi milatia kusuma, dan perwakilan dari LRT Adi Karya, LRT Jakpro, PT Angkasa Pura II dan Dishub DKI.

Selama ini angkutan umum masih berjalan sendiri-sendiri, belum terintegrasi antara satu dengan lainnya. Hal tersebut disebutkan oleh Kepala BPTJ Elly Adriani Sinaga bahwa sampai saat ini para penyelenggara angkutan perkotaan tersebut merancang dan membangun proyeknya masih sendiri-sendiri, belum terintegrasi.  "Misal di Dukuh Atas, disana ada MRT, KCJ dan LRT tetapi tidak terkoneksi. Bagaimana jika dibiarkan sendiri-sendiri dalam membangunnya?" katanya, Kamis (11/8/2016).

Paling tidak menurut Elly ada 3 hal yang harus dilakukan dalam mengintegrasikan moda-moda tersebut. Yaitu pertama integrasi fisik, kedua integrasi sistem pembayaran, dan ketiga  standar payanan yang sama di setiap moda.

Integrasi fisik ini menurut Elly adalah jika pindah moda, maka akan dibuatkan standarnya paling jauh misal 200 meter dan harus ada jalur penghubungnya, tidak terputus. "Contoh di wilayah Kota, harusnya terintegrasi antara stasiun Kota dengan transjakarta. Begitu pula di stasiun Manggarai dan stasiun Palmerah yang angkutan umumnya belum terintegrasi antara KCL dengan transjakarta. "Ini harus diatur segera pengintegrasiannya. Dan pada pelaksanaannya semua stasiun harus mempunyai standar integrasi yang sama," jelas Elly.

Titik-titik transport point penintegrasian tersebut harus ditetapkan dan disepakati oleh semua pihak dan ini akan ditetapkan kemudian pada pertemuan lain. BPTJ akan mengatur pengintegrasian BRT (Transjakarta) dengan KCJ segera.

Pengintegrasian yang kedua adalah sistem pembayaran. Selain fisiknya, BPTJ akan mencoba mengintegrasikan sistem pembayaran antara KCJ dengan TransJakarta. "Mereka (KCJ dan Transjakarta) telah setuju untuk dilaksanakan pengintegrasian sistem pembayaran ini," ujar Elly.

Pengintegrasian ketiga adalah integrasi schedule. Menurut Elly, dalam hal ini para penumpang akan dapat mengetahui jadwal perjalanan kereta api, juga bus transjakarta. "Jadi sebelum beralih ke moda lain.  Misal masih di dalam KCJ, penumpang akan tahu oh bus saya datang 2 menit lagi. jadi dia tidak gelisah menerka-nerka mana busnya," lanjut Elly.

Saat ini BPTJ juga sedang menyusun kriteria / standar integrasi fisik, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. " standarnya itu contoh jarak perpindahan moda sekitar 200 m, sistem pembayarannya harus satu, bisa dipakai oleh KCJ maupun Transjakarta. tidak boleh ada gap", beber Elly.
Evaluasi untuk LRT adalah pentarifan harus ada standar, tidak ada tarif pemerintah pusat dan daerah. "LRT yang dibangun Jakpro maupun Adi Karya tarifnya harus sama. Tak boleh beda," kata Elly.

Diharapkan MRT (yang saat ini sedang dibangun), LRT (2018 akhir) dan KCJ harus  bisa terintegrasi antara satu dengan lainnya sesuai dengan target operasinya, dan BPTJ tengah membangun rincian titik integrasinya, contoh lebak bulus yang rencananya akan digantikan dengan pondok cabe, semestinya dipikirkan kondisi pondok cabe saat ini, karena lokasinya berada masuk ke tengah pasar, gimana bus besar bisa melewatinya.

"Sehingga saya pikir kalau memang lebak bulus gede, ya disitu aja, kembaliin lagi kesitu. Begitu juga dengan dukuh atas yang masalah, cawang juga, masa di situ ada KCJ, dan LRT nya hanya 500 m, kenapa ga bisa disatuin aja," lanjut Elly.

Setelah nanti sistem di BRT dan KCJ terintegrasi yang segera akan direalisasikan, MRT dan LRT akan menyusul menyesuaikan yg sudah ada. Saat ini pembangunan MRT tahap I yang tekah berjalan yaitu Lebak Bulus – HI. setelah itu dilanjutkan dari HI -Kp. Bandan / Ancol.

LRT yang saat ini sedang dibangun pada Tahap I yaitu adalah Kelapa Gading – Dukuh Atas. "Setelah itu akan dilanjut lagi termasuk juga LRT sampe se Jabodebek. sekarang kan yang Cibubur kesini, trus dari Cawang ke Bekasi Timur nyambung lagi ke dukuh Atas. semuanya bertahap," tambahnya.

Kamis, 10 September 2015

Daftar Lengkap Stasiun Pemberhentian LRT, Rumah Anda Dilalui?

Proyek light rail transit (LRT) atau kereta ringan bakal melewati banyak rute. Moda transportasi ini juga memiliki banyak tempat pemberhentian alias stasiun. Di mana saja?

Ada beberapa rute layanan yang rencananya bakal diakomodasi oleh moda transportasi modern ini. Proyek ini bakal dibangun dua tahap, dengan total panjang 83,6 kilometer (km). Tahap pertama meliputi rute Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, Cawang-Dukuh Atas dengan 18 stasiun dan panjang 42,1 km.

"Contoh stasiunnya seperti di Taman Mini, Kuningan, Cawang, dan Dukuh Atas," tutur Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Ki Syahgolang Permata kala berbincang dengan liputan6.com, Kamis (10/9/2015).

Sedangkan tahap kedua akan meliputi lintas pelayanan Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah Grogol dengan panjang 41,5 km. Secara total, ada lebih dari 20 stasiun yang bakal jadi tempat pemberhentian kereta berkecepatan 60-80 km per jam ini.

"Stasiunnya sudah ditentukan perkiraan lokasinya. Tapi belum pasti. Tapi tetap di sekitar situ," tutur Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata.

Barata mengatakan, adanya moda transportasi ini diyakini bakal mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas dari dan menuju Jakarta dari kota-kota satelitnya, khususnya yang dilewati jalur ini.

"Analoginya seperti KRL (Commuter Line) sekarang ditumpangi 800.000 penumpang setiap hari. Kalau tidak ada KRL, mungkin orang akan semakin banyak naik kendaraan pribadi," katanya.

Berikut rincian stasiun yang bakal jadi pemberhentian LRT:

1. Cibubur-Cawang: Cibubur-Ciracas-Kampung Rambutan-TMII-Cawang
2. Bekasi Timur-Cawang: Bekasi Timur-Bekasi Barat-Cikunir-Jatibening-Halim-Cawang
3. Cawang-Dukuh Atas: Cawang-Cikoko-Pancoran-Smesco-Kuningan-Soemantri Brodjonegoro-Kuningan Sentral-Dukuh Atas
4. Cibubur-Bogor: Baranangsiang-Sentul-Sirkuit Sentul-Cibinong-Gunung Putri-Cibubur
5. Dukuh Atas-Palmerah-Senayan: Dukuh Atas-Palmerah-Gelora-Senayan
6. Palmerah-Grogol: Palmerah-Tomang-Grogol.

Sabtu, 06 Juni 2015

DKI Diminta Tak Tergesa-gesa Bangun LRT

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diminta tak tergesa-gesa membangun light rapid transit (LRT) tahun 2015 sebelum memiliki detail engineering design (DED) dan basic desain engineering (BED) serta model bisnisnya.

Pengamat Transportasi Universitas Indonesia (UI), Ellen Tangkudung mengatakan, pembangunan LRT bisa dilakukan jika kajian terhadap LRT sudah dilakukan. Kajian itu meliputi aspek transportasi dan bisnis.

Pada aspek transportasi, LRT harus dibangun terintegrasi dan terkoneksi dengan moda transportasi lainnya. Seperti, kereta rel listrik (KRL), Mass Rapid Transit (MRT), dan bus rapid transit (BRT). Selain itu, tiap stasiun harus terkoneksi dengan pusat bisnis. Sebab, pembangunan moda transportasi bukan sekedar memindahkan orang, tapi harus mampu mengggerakan ekonomi masyarakat.

Dari aspek bisnis, sejauh mana pengeoperasian moda itu bisa berkelanjutan. Harus ada potensi pasar yang jelas untuk melayani penumpang, serta potensi pendapatan yang diperoleh selain tiket.

“LRT itu angkutan massal yang lebih ringan dan kecil dibanding kereta. Namun, mampu membawa penumpang cukup banyak, tetapi semua kajiannya harus jelas. Pembangunan LRT sudah sangat mendesak, seharusnya sudah dilakukan sejak dulu,” kata Elle, Sabtu (6/6/2015).

Menurutnya, Jakarta belum memiliki angkutan umum yang baik. Keberadaan KRL dan bus TransJakarta belum mampu mengakomodir kebutuhan perjalanan masyarakat. Perlu jaringan tambahan. Pembangunan MRT yang baru tuntas pada 2018 harus ditopang dengan LRT agar semua sisi perjalanan masyarakat dapat terlayani.

“Jakarta membutuhkan semua bentuk moda transportasi massal, terutama yang menghubungkan daerah penyangga,” ujarnya.

Jumat, 05 Juni 2015

Adhi Karya, city discuss land lending for LRT

State-owned construction company PT Adhi Karya is seeking support from the Jakarta administration to lend two plots of land for a depot and station for its Light Rail Transit (LRT) project.

Adhi Karya director V Pundjung Setya Brata said after a meeting with the Transportation Ministry and the city administration on Wednesday that the company needed around six hectares land for the depot in Cibubur, East Jakarta. It also needed a plot of land in Cawang, East Jakarta, for the station.

“We need support from the city administration,” he said.

Pundjung said the company asked for the right to use this land.

“The scheme of our business will be Built Operation Transfer [BOT]. We will return the land and the facilities to the city administration after 30 years,” he said, adding that the company planned to extend the BOT for another 20 years.

Adhi Karya previously proposed a 24.2 kilometer monorail project from Cibubur in West Java to Dukuh Atas in Central Jakarta. When the city administration announced its plan to build an LRT, the company changed the project into an LRT with the same route with 11 stations.

Pundjung said the company and city administration had not reached any agreement related to the land.

“We will meet and discuss the matter again soon,” he said.

Pundjung said he was also optimistic that the project could begin soon, saying that he expected to see a ground breaking ceremony in August.

The total investment needed for the project is estimated to hit around Rp 9.9 trillion (US$742.5 million), Rp 2.7 trillion of which will be obtained through rights issues, and another Rp 1.4 trillion from the government stimulus fund.

The fund is not only for the route from Senayan to Dukuh Atas in Central Jakarta but also for Semanggi in Central Jakarta to Grogol in West Jakarta.

The deputy governor for industry, trade and transportation, Sutanto Suhodo, said the administration should carefully discuss land acquisition further.

“It is crucial for us because this is the state’s asset. We cannot just give it to any party,” he said, adding that the land requested in Cawang was also a dedicated open green space (RTH).

Sutanto said the administration also asked for a strong legal basis to lend the land to Adhi Karya.

Nirwono Yoga, a spatial planning expert, expressed his objection toward the plan.

“The route proposed by Adhi Karya is not included in the [2012] Spatial Planning bylaw,” he said, adding that the use of land in Cawang would reduce the already limited open green space.

Nirwono said the city administration should refer to the bylaw before agreeing to any project related to spatial planning.

He added that the new route could be proposed after in depth research on the needs of the residents was conducted.

“We can revise the bylaw every five years. However, we cannot revise the bylaw only to accommodate the proposals of the private companies,” he said.

He added that the revision should be based on the research that solved the problems instead of merely giving a nod to business proposals.

Rabu, 20 Mei 2015

DKI Serahkan Rencana Pembangunan "LRT" Kepada Kemenhub

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan telah menyerahkan perencanaan sekaligus perizinan pembangunan sarana transportasi "light rail rransit" (LRT) kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Sebelumnya, kita memang sudah berbicara dengan pemerintah pusat. Oleh karena itu, kita juga harus siapkan surat-suratnya untuk disampaikan kepada Kemenhub," kata Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (20/5).

 Menurut dia, perencanaan pembangunan sarana transportasi massal tersebut, di antaranya meliputi kajian-kajian, analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dan kajian mengenai trase.

"Sebelum dibangun, kan harus ada banyak kajian, amdal dan trase. Rencananya, kita mau mencontoh seperti LRT yang ada di Chicago (Amerika Serikat). Perencanaan inilah yang kita kirim ke Kemenhub," ujar Basuki.

Mantan Bupati Belitung Timur itu menututrkan rencana proyek pembangunan LRT tersebut dibuat setelah rencana pembangunan transportasi massal sebelumnya, yakni monorel, tidak jadi direalisasikan.

"Pada dasarnya konsep sarana transportasi massal LRT ini tidak jauh berbeda dengan kereta api biasa, karena sama-sama menggunakan rel, namun ukurannya lebih kecil dibandingkan kereta api, makanya namanya LRT," tutur Basuki.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan Pemprov DKI berencana membangun sebanyak tujuh koridor LRT yang diperkirakan total biaya keseluruhannya akan mencapai sebesar Rp35 triliun.

Untuk tahap awal, LRT akan dibangun dengan rute Kelapa Gading-Kebon Sirih. Biaya pembangunan untuk rute tersebut diperkirakan mencapai Rp8 triliun dan akan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.

Rabu, 01 April 2015

Ahok Datangi Istana Hadiri Ratas Bahas MRT dan LRT

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendatangi Kompleks Istana Kepresidenan dalam rangka menghadiri rapat terbatas (ratas) soal transportasi massal.

Mengenakan batik cokelat lengan panjang, Ahok tiba di Kantor Presiden sekitar pukul 14.00 WIB. Beberapa saat sebelumnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel juga terlihat memasuki ruangan rapat.

Tampak hadir pula para pejabat dari PT Kereta Api Indonesia, PT Jasa Marga, PT MRT Jakarta, PT Adi Karya, dan beberapa perusahaan terkait transportasi.

Ahok mengungkapkan, ratas kali ini berfokus untuk membahas kerjasama antara BUMN dan BUMD dalam mengelola moda transportasi massal.

"MRT dan LRT ikut dikelola bersama dengan pusat. Kami menginginkan LRT (Light Rail Transit) karena banyak kota besar di dunia menggunakan moda itu. Ini yang akan memudahkan menangani transportasi di Jakarta," ujar Ahok.

Ihwal peran pemerintah pusat dalam pembangunan dan pengelolaan transportasi massal ini, Ahok berharap agar Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mampu berperan serta dalam membuat kajian moda transportasi ini dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) ke Kampung Bandan.

"Lebih baik ini ditangani oleh Menteri Perhubungan dan Bappenas," kata dia.

Sebelum mengundang Ahok, Jokowi juga pernah meminta Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat untuk menghadiri rapat terbatas Presiden untuk membahas persoalan transportasi massal. Saat itu, Djarot turut pula ditemani oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Saat itu, Djarot mengatakan pertemuan tersebut membahas tentang MRT, monorel dan bus TransJakarta.

"Bagaimanapun transportasi juga melibatkan tak hanya DKI, tapi juga Jawa Barat dan Banten," kata dia di Istana Presiden, Jakarta, Rabu (25/2).

Selasa, 27 Januari 2015

Strategi Ahok Setelah Usulan Pembangunan LRT Dicoret DPRD

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak mempermasalahkan pencoretan usulan program Light Rail Transit (LRT) di anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI 2015.

Sebelumnya Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI M Taufik menjelaskan DPRD menolak usulan pembangunan LRT di APBD DKI 2015 karena dipandang sebagai program yang terlalu terburu-buru, karena belum ada penjelasan tentang skema operasional dan subsidi tarif proyek LRT kepada DPRD.

"Pembatalan LRT itu memang benar. Karena konsepnya LRT itu betul-betul harus dibiayai dan dikelola pihak swasta. Nanti pengoperasiannya kami libatkan BUMD," ujar Basuki, di gedung DPRD DKI, Selasa (27/1/2015).

Bahkan, Basuki menjamin, meskipun LRT dibangun pihak swasta, namun tetap memberi keuntungan bagi Pemprov DKI. Sehingga dari keuntungan tersebut, Basuki akan mengalokasikan dananya dalam bentuk subsidi untuk kebutuhan transportasi publik lainnya.