PT KAI dan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mengganti tiket kertas menjadi tiket kartu elektronik untuk semua perjalanan KRL commuter line di Jabodetabek sampai lintas Maja. Uji coba dilakukan pada 8 April-30 Juni 2013, dengan jumlah transaksi penjualan tiket dengan kartu elektronik sebanyak 200 ribu per hari.
Dengan e-ticketing yang mulai diterapkan hari ini, ada dua jenis tiket perjalanan yang dijual. Pertama, tiket single trip untuk satu kali perjalanan. Kedua, tiket multi-trip atau berlangganan, dengan sistem potong saldo sesuai perjalanan. KAI dan KCJ menyarankan masyarakat menggunakan kartu multi-trip untuk mengurangi antrean di loket.
Penerapan e-ticketing dengan single trip dan multi-trip tersebut juga diikuti pemberlakuan tarif progresif dengan public service obligation (PSO). Penumpang hanya dikenai tarif Rp 2.000 untuk lima stasiun pertama dan Rp 500 untuk setiap tiga stasiun berikutnya. Jonan menjelaskan, dengan tarif progresif, harga tiket perjalanan KRL akan lebih murah. Tarif KRL untuk rute Jakarta-Bogor yang semula Rp 9.000 sekarang menjadi Rp 5.500 dengan tarif progresif.
Direktur Utama KCJ Tri Handoyo berharap program e-ticketing dapat mendukung rencana pemerintah untuk melakukan integrasi antarmoda. "Dan sistem pembayaran elektronik atau e-money," katanya.
Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Arief Yahya menuturkan, pemasangan 540 perangkat e-ticketing di loket berupa monitor, dispenser, card reader, serta 339 gate elektronik, telah dilakukan di stasiun.
Ia menjelaskan, ada tiga hal yang mendukung transformasi. Pertama, perubahan proses. Kedua, perubahan teknologi. Ketiga, perubahan dari segi manusia, baik internal KAI dan Telkom, maupun eksternal.
"Untuk enam bulan pertama, silakan kasih masukan, tapi tolong jangan men-discourage," ujarnya.
[Tempo.co]
kapan bisa kartu eticket KRL terintegrasi dengan TJ Busway??
BalasHapus