Selama setahun, KRL commuter line Jabodetabek memang menyediakan kereta khusus wanita pada rangkaian pertama dan rangkaian terakhir KRL tersebut. "Karena itu, kami berusaha menerapkan juga pada bus Transjakarta," kata Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta, M. Akbar, saat peluncuran Area Khusus Wanita bus Transjakarta di Halte Sarinah, Jakarta, Kamis (22/12/2011).
Namun mengingat kondisi bus Transjakarta yang rata-rata masih merupakan bus tunggal, penerapan ini sempat mengalami kendala. Meski begitu, BLU Transjakarta terus berupaya keras untuk memberlakukan kebijakan ini dan sejak bulan lalu sosialisasi sudah gencar dilakukan oleh para petugas on board bus Transjakarta.
Keberhasilan dari sistem pemisahan ini, lanjutnya tergantung dari tingkat pemahaman dan kepatuhan penumpang. Sehingga yang dilakukan petugas bus Transjakarta saat ini adalah mengarahkan pemisahan pada jam-jam tertentu saja.
Karena pemisahan ini tidak dapat dipaksakan saat jam-jam puncak di mana bus padat oleh penumpang. "Semua tergantung pemahaman penumpang. Seperti di KRL, penumpangnya sudah paham sendiri. Jadi tanpa perlu ditertibkan petugas, pengguna langsung bertindak," tutur Akbar.
Menurutnya, berdasarkan hasil observasi, para penumpang wanita sudah berkelompok dengan sendirinya. Sehingga saat masuk ke dalam bus, para penumpang langsung berhimpun di bagian depan bus. "Seperti di Halte Manggarai, saya melihat sudah berkelompok penumpang wanita ini. Pemisahan di halte tidak terlalu ketat, yang ketat hanya saat masuk di dalam bus saja," ungkapnya.
[Kompas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar