Badan Layanan Umum Transjakarta mengatakan peningkatan pelecehan seksual disebabkan oleh penambahan jumlah koridor menjadi 10 koridor serta peningkatan jumlah penumpang.
"Tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun lalu karena jumlah koridor yang bertambah dan jumlah penumpang juga makin banyak. Tahun ini rata-rata mencapai 350 ribu penumpang per hari, sedangkan tahun lalu tercatat 280 ribu penumpang," kata Muhammad Akbar, Kepala Badan Layanan Umum Transjakarta, Rabu, 30 November 2011.
Untuk mengurangi kasus pelecehan seksual itu saat ini sedang diuji coba dengan memisahkan penumpang lelaki dan perempuan di atas bus.
"Mencoba ke arah sana (pemisahan), ini masih uji coba sejak pekan lalu. Jadi belum intensif, sewaktu-waktu memungkinkan penumpang wanita diarahkan ke depan dan yang pria ke belakang," katanya.
Setelah uji coba, BLU akan mengevaluasi dengan meminta masukan pendapat dari penumpang mengenai pemisahan di dalam bus tersebut.
"Ke depan kami akan terapkan di semua koridor, agar dapat menekan tindak asusila di atas bus," ujar dia.
Kasus pelecehan seksual di dalam Transjakarta terakhir dialami IF (15), siswi SMKN di Jakarta Pusat. Kejadian terjadi di bus Transjakarta koridor VII, yakni jurusan Kampung Rambutan-Kampung Melayu pada 23 November lalu.
Korban mendapat perlakuan kurang simpatik dari Ahmad Afriansyah, 40 tahun. Paha dan bokong korban digerayangi oleh pelaku. Beruntung, aksi bejat pelaku dipergoki penumpang lainnya, Damaris Marlisa, 43 tahun, dan langsung membawa korban ke Mapolsek Jatinegara, Jakarta Timur.
[Tempo.co]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar