Begitulah pengalaman Liesma, seorang pelanggan busway, dalam surat elektroniknya kepada detikcom, Kamis (14/9/2006). "Dengan dibukanya pusat transit di Harmoni Central Busway (HCB), bukan kenyamanan dan kemudahan yang dinikmati oleh pengguna Jasa Transjakarta, tapi yang dinikmati adalah kesengsaraan. Halte penuh sesak pada jam sibuk pagi dan sore hari," tulisnya.
Liesma menuturkan, pagi hari saat berangkat menuju kantor, Halte Pulomas penuh sesak, antrean malah pernah melewati loket untuk membeli karcis. Bus yang datang dengan selang 10-15 menit telah dijubeli penumpang. Akibatnya, dari Halte Pulomas, hanya 3-4 penumpang yang bisa masuk. Bahkan pernah bus tak melintas satu pun dalam waktu 45 menit, itu terjadi pada Senin 11 September 2006. "Sore hari saat pulang kerja, khusus di Halte HCB jurusan Pulogadung, kami berhimpitan seperti ikan sarden dalam kaleng. Keringat bercucuran dan udara pengap yang kami hirup," keluhnya.
Menurut Liesma, seandainya ada yang pingsan karena situasi itu, ia pasti pingsan dalam keadaan berdiri tegak, bahkan mungkin tidak ada yang tahu bahwa seseorang sedang pingsan. "Itu sangat berbahaya. Belum lagi menunggu bus yang tak kunjung datang dalam waktu 10 menit," curhatnya. Pembaca detikcom lainnya, Witjaksono, mengirimkan foto tentang padatnya Halte Sawah Besar.
Kepadatan penumpang ini terjadi pada pukul 07.00 hingga 09.00 WIB, pukul 11.00-13.00 WIB dan jam pulang kantor pada pukul 16.30-17.30 WIB. Belum lagi ada halte-halte yang sudah rusak, padahal usianya belum lama. "Busway sudah mulai diminati masyarakat Ibukota, namun proyek ini digarap dengan sembrono, dengan banyaknya halte-halte yang sudah rusak di beberapa tempat seperti Dukuh Atas dan Benhil," tulisnya.
[detikcom]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar