Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama berencana menghapus operasional bus sekolah di ibu kota. Pasalnya, selama ini keberadaan bus sekolah dianggap kurang efektif. Sebagai gantinya, pelajar akan digratiskan saat naik Transjakarta.
"Tahun depan, bus sekolah saya mau hilangkan kalau bus (Transjakarta) kami sudah cukup. Tinggal nanti pelajar naik bus itu enggak usah bayar lagi, tinggal tempel (tap kartu)," ujar Basuki di Balaikota, Rabu (24/6).
Dikatakan Basuki, keberadaan UPT Bus Sekolah dianggap hanya mengahabiskan anggaran saja. Pihaknya juga berencana mengurangi beberapa UPT yang ada di Pemprov DKI Jakarta. "Ngapain kita mengoperasikan bus sekolah oleh UPT dan hanya ngabisin duit saja," katanya.
Nantinya, pelajar hanya perlu menunjukkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk menggunakan Transjakarta dengan cuma-cuma alias gratis. Pemprov DKI pun akan terus memberi public service obligation (PSO) atau subsidi dengan jumlah besar kepada PT Transjakarta.
Basuki menilai, bus sekolah yang dioperasikan saat ini tidak bisa menjangkau semua pelajar, khsususnya yang tidak mampu. "Bus sekolah kan datangnya juga enggak tentu. Jadi biaya terlalu mahal, ini modus manjain orang miskin dengan bus sekolah," katanya.
Adapun bus sekolah yang ada saat ini rencananya akan dihibahkan untuk transportasi PNS DKI maupun bagi transportasi kader PKK. Sedangkan jumlah bus sekolah yang ada saat ini berjumlah 174 unit. Dari jumlah itu, hanya 114 unit yang beroperasi dengan rincian, 45 unit bus kecil dan 69 unit bus besar.
Sisanya, sebanyak 60 bus tidak berfungsi alias rusak. Bus besar berkapasitas 23 seat (tempat duduk), sedangkan bus kecil 19 tempat duduk.
Saat ini, bus sekolah beroperasi sesuai dengan jadwal masuk dan pulang anak sekolah. Yakni, mulai pukul 05.00 hingga 07.00, pukul 11.00 hingga 14.00, dan pukul 16.30 hingga 18.00.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar