Halte Transjakarta Masjid Agung yang tergusur akibat proyek mass rapit transit (MRT) kini telah dibangun kembali sayang halte bus kebanggaan warga Jakarta itu dibangun di atas trotoar akibatnya pejalan kaki menjerit.
Danang (28) warga Ciledug mengaku kecewa dengan pemerintah yang seenaknya memotong kegunaan fungsi trotoar. "Kalau pedagang kaki lima membangun warung diatas trotoar pasti dibongkar. Tapi kalau Halte TransJakarta boleh. Ini namanya tidak adil,"ujarnya kepada Harian Terbit, Minggu (2/11/2014).
Menurutnya yang paling dirugikan adalah para pengguna jalan. "Seharusnya pemerintah lebih jeli dan memikirkan pejalan kaki. Jangan berpikir busway buat rakyat kecil tapi malah tak mengindahkan hak rakyat kecil,"ungkapnya.
Ia berharap pemerintah lebih memperhatikan rakyat kecil. "Jangan pinter tapi keblinger. Inikan namanya pemerintah memperbolehkan tapi menindas,"ujarnya.
Pembuatan halte baru tersebut karena memang berimbas dari proyek MRT. Sejak tanggal 1 November lalu mulai melakukan pembangunan Jalan Layang di Sekitar Blok M Plaza, Sisingamangaraja dan Panglima Polim. Di sisi Blok M, pembangunan tersebut berimbas kepada penyempitan lajur jalan yang semula tiga lajur menjadi dua lajur.
Sementara untuk pembangunan di Jalan Sisingamangaraja akan berimbas kepada di bongkarnya stasiun Transjakarta yang berada persis di depan Masjid Agung Al-azhar. Dan PT MRT akan mengubahnya menjadi dua titik.
"Halte terletak di sisi timur di depan Al-Azhar dan sisi barat di ujung jalan Hang Tuah III," ujar Direktur MRT Jakarta Dono Boestami kemarin (2/11/2014).
Dono mengatakan pergeseran halte Transjakarta ini untuk memudahkan pengerjaan transisi jalur layang menuju jalur bawah tanah. Dia juga menjelaskan area Sisingamangaraja juga akan digunakan untuk fabrikasi dan pemasangan konstruksi besi.
"Jalur sisingamangaradja kan transisi dari lajur layang menuju bawah tanah, jadi perubahan ini memang harus dilakukan," terang Dono.
Menurut Dono, pembongkaran Halte Masjid Agung akan dilakukan mulai November 2014. Namun halte yang baru dikatakan olehnya sudah bisa digunakan sejak tanggal 29 Oktober kemarin.
Di sisi lain, dir konstruksi MRT M. Nasyir menuturkan kontraktor Obayashi-Shimizu-Jaya Konstruksi Joint Venture (OSJ JV) telah mengecat lajur "karpet merah" di badan jalan Sisingamangaradja.
Dirinya menjelaskan, langkah ini dilakukan sebagai penanda jalur busway yang dialihkan dari median ke sisi jalan.
"Jumlah lajur tetap. Arah utara dan arah selatan masing-masing empat lajur dengan satu lajur busway mixed lane," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar