Dia juga tengah mengantisipasi melonjaknya harga kebutuhan pokokPelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, menilai rencana pemerintah mengurangi subsidi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan berimplikasi pada naiknya harga jual BBM di masyarakat dala waktu dekat ini merupakan langkah yang memang perlu dilakukan.
"Kalau enggak mau naikkan, nilai tukar rupiah ke dolar bisa 13 ribu sampai 14 ribu. Kita ini sudah defisit anggaran, jadi itu harus dinaikkan," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 5 November 2014.
Untuk mengantisipasi naiknya harga jual BBM yang nantinya otomatis akan berimbas juga kepada makin meningkatnya biaya hidup di Jakarta, Ahok mengatakan, Pemprov DKI sebenarnya sudah mempersiapkan beberapa kebijakan yang bertujuan untuk meminimalisir dampak buruknya kepada masyarakat. Salah satunya, kebijakan di sektor transportasi.
"Kita siap saja. Makanya kita siapkan banyak bus TransJakarta yang tarifnya enggak akan naik, karena untuk transportasi di kita itu warga rata-rata pakai mobil pribadi," ujar Ahok.
Seperti diketahui, Pemprov DKI melalui PT Transportasi Jakarta berencana melakukan pengadaan besar-besaran bus TransJakarta pada tahun 2015 nanti. Hingga akhir tahun depan, BUMD itu menargetkan 1.300 bus TransJakarta yang baru sudah berlalu-lalang di jalanan Jakarta melayani kebutuhan transportasi nyaman warga.
Selain itu, Ahok juga mengatakan, Pemprov DKI akan mengoptimalkan penggunaan Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS) untuk meringankan beban warga miskin dalam memenuhi kebutuhan pelayanan pendidikan dan kesehatan.
Sedangkan untuk menekan harga kebutuhan pokok supaya tidak terlalu membebani masyarakat, Ahok berjanji akan mengoptimalkan peranan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DKI.
"TPID harus kerja keras tekan inflasi, itu yang penting. Kalau kita bisa menekan laju inflasi, harga kebutuhan pokok pun tidak akan terlalu melambung naik," ujar Ahok.
[VIVAnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar