“Pagi ini sudah ada yang mengisi BBG di sana,” kata Akbar ketika dihubungi Tempo, Kamis, 10 November 2011.
Dengan begitu, masalah keterlambatan bus akibat berkurangnya satu SPBG ini bakal dapat diatasi. “Itu bisa diatasi dengan kembali beroperasinya (SPBG) Pinang Ranti,” katanya.
Pengelola SPBG Pinang Ranti dari PT T Energi, Rudi Soesilo, mengatakan stafnya telah dipanggil ke kantor Dinas Perindustrian untuk mendapat izin operasi pada Rabu, 9 November 2011.
“Sudah turun izin mengoperasikan kembali dari Kepala Dinas Perindustrian,” ujar Rudi kepada Tempo, Rabu petang.
Rudi mengakui, izin dari Dinas Perindustrian memang bukan berbentuk surat tertulis. “Itu ada di berita acara di Dinas Perindustriannya,” katanya.
Menurut Rudi, dua dari tiga dispenser gas di SPBG itu telah diaktifkan. Sejak sebelum ledakan terjadi, dispenser gas yang diaktifkan memang hanya dua, walaupun total jumlah dispenser tiga unit. “Karena suplai gasnya memang hanya cukup untuk dua dispenser,” kata Rudi.
Pada 20 Oktober lalu, di SPBG ini terjadi ledakan tabung gas bus Transjakarta ketika pengisian BBG. Akibatnya, selama tiga pekan SPBG tersebut non-aktif. Hingga saat ini, Polres Jakarta Timur yang menangani kasus itu mengaku belum tahu penyebab ledakan.
[Tempo.co]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar