Wacana mengenai Angkutan Umum Pengumpan muncul seiring peningkatan kebutuhan angkutan umum bagi pengguna Commuterline. Utamanya, di stasiun-stasiun yang tidak terintegrasi dengan jalur TransJakarta.
Sejumlah alternatif yang tengah dikaji ialah rute Stasiun Tebet lewat jalan Kasablanka, Stasiun Duren-Kalibata lewat Dewi Sartika, dan Stasiun Tanah Abang lewat Karet.
Antonius mengungkapkan, alternatif rute tersebut masih akan dikaji lagi bersama Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta, Suku Dinas setempat, Dinas Pertamanan, dan Dinas Bina Marga. Manajemen rekayasa lalu lintas (MRLL) juga dibutuhkan sebelum direalisasikan.
“Untuk tahap pertama Angkutan Umum Pengumpan yang akan dioperasikan kami usulkan dari lokasi pemukiman dan sekitar terminal umum Ragunan masuk ke Koridor 6 dan ke Monas atau Dukuh Atas,” kata Direktur Utama TransJakarta Antonius Steve Kosasih dalam keterangan resminya kepada KONTAN, Kamis (3/12).
“Tahap berikutnya adalah lewat jalan Kasablanka dan menjemput para penumpang di Stasiun Tebet,” imbuhnya.
Kopaja sendiri sudah menyiapkan sekitar 300 unit bus untuk dijadikan sebagai Angkutan Umum Pengumpan. Namun, baru sekitar 100 unit yang perizinannya selesai pada tahap pertama. Izin 200 bus lainnya akan diselesaikan paling lambat awal tahun depan.
“Sebab, pengadaannya sudah selesai di bulan November kemarin,” ujar pria yang akrab disapa Kosasih itu.
Jasa layanan Rp/km Operator Angkutan Umum Pengumpan sudah diajukan kepada Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) pada bulan November melalui eKatalog.
“Rencananya pada tanggal 11 Desember ini kami akan launching kesiapan secara fisik 300 bus dan segera akan mengoperasikan bus-bus Angkutan Umum Pengumpan yang sudah mendapatkan izin dari Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), Dishubtrans dan Polri,” tutur Antonius.
[Kontan]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar