Jumat, 07 November 2014

Tak Saling Terhubung, Sarana Transportasi di Indonesia Mahal

Biaya yang mahal, dan kualitas pelayanan yang tidak mumpuni membuat minat masyarakat Indonesia untuk menggunakan transportasi umum sangat rendah.

Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit menyebut, tranportasi umum yang tak saling terintegrasi satu sama lain membuat masyarakat harus merogoh kocek cukup dalam dalam penggunaannya.

"Transportasi umum kita itu satu sama lain tidak terkoneksi. Untuk menuju satu tempat, kita harus beberapa kali naik turun. Makanya biaya transportasi kita jadi mahal," ujar dia dalam Dialog MTI Forum di JCC, Jakarta, Jumat (7/11/2014).

Selain itu, lanjut dia, tidak terkoneksinya masing-masing moda transportasi membuat pengguna tranportasi umum harus mengeluarkan biaya tambahan.

"Misalnya ada satu stasiun KRL yang kalau mau naik Trans Jakarta harus nyambung naik ojek, karena jarak dari satu titik dengan titik lainnya itu di luar toleransi untuk ditempuh dengan jalan kaki. Di situ ada biaya tambahan," jelas dia.

Dengan demikian, perlu dicari solusi bersama antara pemangku kebijakan dengan para penyedia jasa transportasi.

"Pemerintahan baru ini diharap dapat merespon permasalahan ini," pungkas dia.

Permasalahan ini pula yang dijadikan topik dalam dialog yang menghadirkan pembicara antara lain Ketua YLKI Tulus Abadi, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Ns Kosasih, Humas PT Kereta Api Commuterline Jakarta Eva Chairunisa, dan Ditjen Hubungan Darat Kemenhub Sugihardjo di JCC, Jakarta hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar