Surabaya kembali menorehkan 'sejarah'. Setelah sukses membuat mobil listrik, kini Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, meluncurkan bus listrik yang pertama kali di Indonesia.
Bus listrik yang didominasi warna merah, berkapasitas 25-30 orang ini diluncurkan di depan GraPARI Telkomsel, Taman Bungkul, Raya Darmo, Surabaya, Minggu (23/11/2014).
Peluncuran tersebut dihadiri Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Direktur Utama Telkomsel Alex J Sinaga, Rektor ITS Prof Dr Triyogi Yuwono, Mantan Menteri Pendidikan yang juga mantan Rektor ITS M Nuh serta Direktur Sales Telkomsel Mas'ud Khamid.
"Bus ini nantinya digunakan sebagai moda transportasi di kawasan kampus ITS," ujar Dirut Telkomsel Alex J Sinaga di sela acara peluncuran bus listrik yang bersamaan dengan Car Free Day Raya Darmo.
Kesuksesan ITS membuat bus listrik tak lepas dari sokongan dana sekitar Rp 1,5 miliar dari Telkomsel. Dana tersebut digunakan untuk melakukan penelitian hingga mendatangkan motor penggerak dan baterai dari Tiongkok, sampai menjadi produk yang siap dioperasionalkan.
Kata Alex, bus listrik ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan mahasiswa ITS. Dan keunggulan bus listrik ini adalah mampu menghemat biaya operasional hingga 50 persen dibandingkan dengan bus konvensional.
"Kehadiran bus listrik karya ITS ini menunjukkan bahwa sebenarnya sumber daya manusia Indonesia tidak kalah dengan sumber daya manusia dari luar negeri," ujarnya.
"Kita harus bangga sebagai bangsa Indonesia, sekaligus ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak perlu impor bus listrik dari China, karena kita mampu memproduksi bus listrik sendiri," tandasnya.
Sementara itu, Walikota Surabaya Tri Rismaharini dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada ITS dan Telkomsel yang mewujudkan bus listrik. Kehadiran bus listrik tersebut juga mendukung upaya Kota Surabaya sebagai Eco City.
"Terima kasih kehadiran bus listrik ini mewujudkan misi kota Surabaya sebagai eco city. Di depan ini (Jalan Raya Darmo depan GraPARI) akan ada trem dan monorel, maka lengkap Surabaya menjadi Eco City," ujarnya.
Jakarta, Aktual.com —Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membantah kurangnya sosialisasi Kartu Jakarta Pinta (KJP). Hal itu terkait dengan antrean warga yang hendak mencairkan KJP di beberapa wilayah.
BalasHapus“Bukan kurang sosialisasi, ini tuh persoalannya otaknya sudah biasa mencuri duit pakai mau narik cash melulu terus ribut, saya sih diemin saja,” kata Ahok di Balaikota, Jumat (31/7).
KJP Dinilai Kurang Sosialisasi, Ahok Sebut Warga Jakarta Miliki ‘Otak Pencuri’