Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, pemfungsian tenaga surya di shelter baru tahap uji coba. Jika operasionalnya dianggap berhasil, maka kerja sama tersebut akan diperluas ke shelter lain.
"Mau contoh satu dulu, nanti dalam perjalanannya seperti apa. Kalau berguna baik, nanti dipasang," ujar Jokowi seusai peninjauan tersebut, Senin siang.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Transjakarta Pargaulan Butarbutar mengatakan, aplikasi teknologi penyerapan tenaga surya tersebut mampu mengurangi 80 persen konsumsi listrik di tempat pemberhentian bus transjakarta. Tenaga surya tersebut, kata Pargaulan, merupakan hasil penyerapan dari instalasi panel yang dipasang di atas shelter tersebut. Instalasi tenaga surya ini akan menyimpan energi untuk saluran listrik di dalam shelter.
"Alat ini punya syarat tertentu pemasangannya. Titik shelter harus terpapar sinar matahari secara penuh. Malam harinya tetap pakai listrik, lumayan menghemat penggunaan listriknya," ujarnya.
Managing Director PT Eco Energi Persada Bernardus Djonoputro mengatakan, program uji coba ini masuk dalam kegiatan corporate social responsibility perusahaannya sebagai produsen lampu. Program shelter bertenaga surya itu diharapkan dapat mendukung program hemat energi di Ibu Kota. "Melalui aplikasi teknologi, diharapkan Jakarta ini mampu melakukan penghematan listrik signifikan sekaligus menjadi lebih hijau," ujarnya.
[Kompas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar