Senin, 29 April 2013

BLU Akui Layanan Transjakarta Menurun


Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta Muhammad Akbar mengakui terjadinya penurunan penumpang Transjakarta di awal tahun ini.

Untuk mengatasi masalah itu, penambahan armada bis dan penerapan tiket elektronik Tranjakarta diharapkan menjadi solusi.

"Sejak Januari kami tambah 102 bis gandeng dalam rangka menambah daya angkut. Ditambah kerja sama dengan lima bank untuk penerapan tiket elektronik. Tahun ini akan tambah 608 bis lagi," ucap Akbar ketika dihubungi Media Indonesia, Senin (29/4).

Sebanyak 608 bus itu terbagi atas 450 armada dari Dinas Perhubungan dan 158 armada dari Transjakarta yang bakal diperoleh dari proses lelang.

Selain itu, Akbar amat menyambut rencana pemerintah pusat untuk membangun 20-50 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) pada 2013. Ke-40 SPBG itu nantinya memang tidak didirikan khusus di 12 koridor Transjakarta yang telah ada, melainkan boleh untuk kendaraan umum lainnya.

Beberapa waktu lalu, Koalisi Warga untuk Transportasi (Kawat) Jakarta menyebutkan masyarakat mulai meninggalkan Transjakarta karena layanan yang menurun. Data Kawat Jakarta menyebutkan pada 2012, Transjakarta mengangkut 400 ribu penumpang tiap hari. Adapun hingga April, tercatat hanya 300 ribu penumpang per hari.

Menurut Ketua Kawat Jakarta, Azaz Tigor Nainggolan, beberapa faktor penurunan kualitas Transjakarta ialah keterlambatan bus, tidak sterilnya jalur, armada yang minim peremajaan, dan hanya ada 6 SPBG untuk 12 koridor yang dilalui 576 armada bis setiap hari sementara tiap koridor idealnya memiliki dua SPBG.

Adapun terkait sterilisasi jalur Transjakarta, Akbar memohon para pengendara kendaraan bermotor mematuhi rambu-rambu.

"Kalau jalur steril, busway jadi nyaman, tepat waktu sehingga banyak (pengendara) pindah ke Transjakarta," imbuh Akbar.

Dia pun meminta kepolisian mengawasi jalur Transjakarta dan menerapkan denda maksimal sehingga pelanggar merasa jera.

Terkait soal penyetaraan gaji yang diminta Serikat Pramudi Transportasi Busway (SPTB), Akbar menilai tidak bisa mengubah besaran gaji karena kontrak yang telah ada.

"Gaji, hak, dan kewajiban di satu kontrak tiap perusahaan sudah ada. Selama tujuh tahun gaji ya segitu. Tidak bisa diubah. Harus ada landasan hukum," cetusnya.

Lebih lanjut, Akbar meminta para pramudi bersabar karena kenaikan gaji bakal terjadi sebentar lagi. "Juni nanti PT. JET, yang lain tahun depan, 2015, dan 2016," ucapnya.

SPTB menaungi delapan operator, yakni PT JET, PT. JMT, PT. JTM, PT. TB, PT. PP, PT. Lorena, PT. BMP, dan PT. TMB. Para pramudi ke-8 operator itu meminta kesetaraan gaji dengan pramudi operator Damri yang mendapat segera mendapat gaji 3,5 kali Upah Minimum Provinsi atau sebesar Rp7,7 juta. Adapun mereka hanya menerima gaji antara Rp1,6 juta - Rp2,2 juta.

Ditemui di Balai Kota, Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan sedang mengkaji kemungkinan menaikkan gaji pramudi kedelapan operator itu.

"Kita tunggu BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) apakah gaji bisa dinaikkan atau tidak? Tapi, untuk kontrak yang baru semua sudah Rp3,5 juta. Tapi, kan dia bisa pindah. Begitu sudah lelang yang sekarang, supir-supir yang gajinya Rp1,6 juta mau pindah tidak, kira-kira? Pasti pindah mereka," tandas Ahok.

1 komentar:

  1. Ya iya lah, busway bisa dateng tiap 1 jam sekali, padahal udah tau penumpang banyak, yang dipentingkan malah hal gak penting kayak area khusus wanita, jadilah para cewek manja (gak hamil, gak cacat) masih ada yg mau menjajah tempat duduk di area umum, tapi kalau saya sih gak akan kasih mereka duduk di area umum, salah sendiri udah dikasih area khusus ngelunjak. kalau transjakarta gak berhasil mengurangi kendaraan pribadi berarti malah bikin tambah macet dong, dg jalur yang mereka ambil. coba dievaluasi lagi, kalau memang gagal bubarin aja transjakrta. kendaraan umum lain aja yg dibagusin.

    BalasHapus