"Di pertengahan Desember akan datang 60 unit dari China, sisanya di akhir Desember. Sebagian dirakit di dalam negeri, di Malang, Jawa Timur," kata Pristono di Balaikota Jakarta, Senin (25/11/2013).
Transjakarta yang akan didatangkan terbagi menjadi dua, antara lain Completely Knock Down (CKD) atau dirakit di dalam negeri, serta Completely Build Up (CBU) atau impor utuh dari luar negeri. Dengan menggunakan produk CKD, lanjut dia, sekaligus bisa melindungi dan mengembangkan industri dalam negeri. Namun, karena kemampuan produksi dan waktu produksinya sangat terbatas sehingga harus didukung dengan produksi luar negeri juga.
Tahun depan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menargetkan akan memproduksi sebanyak 1.000 unit transjakarta. Saat ini, proses pengerjaan terus dikebut sehingga bisa rampung tepat waktu.
Selain memproduksi bus dalam negeri, Dishub DKI juga telah meminta keringanan pajak impor untuk kendaraan yang digunakan sebagai transportasi umum. "Sekarang, harga satu bus transjakarta gandeng bisa mencapai sekitar Rp 3,7 miliar dan bus single Rp 2 miliar. Jadi, semoga permohonan keringanan pajak impor segera dikabulkan pemerintah pusat," kata Pristono.
Adapun 310 transjakarta yang akan datang Desember mendatang, terdiri dari 132 articulated bus atau bus gandeng dan 178 bus single. Proses lelang dibagi menjadi 10 paket, terdiri dari lima paket bus single dan lima paket bus gandeng. Lima paket bus single terdiri dari tiga paket pengadaan 36 unit, dan dua paket pengadaan 35 unit bus.
Pagu anggaran untuk satu paket bus single ini yakni Rp 77,8 miliar untuk 36 bus, dan Rp 75,7 miliar untuk 35 bus. Pemenang Pengadaan Busway single antara lain PT Industri Kereta Api (Inka), PT Ifani Dewi, PT Putera Adi Karya, PT Adi Teknik Equipindo. Sedangkan paket bus articulated atau gandeng dimenangkan oleh PT Korindo Motors, PT Saptaguna Daya Prima, PT Mobilindo Cemerlang, dan PT Ifani Dewi.
Dalam proses lelang pengadaan bus gandeng, masing-masing paket terdiri dari 30 unit bus. Pagu anggaran yang disiapkan untuk satu paket bus gandeng sebesar Rp 120 miliar lebih.
Selain bus transjakarta, DKI juga akan mendatangkan sebanyak 346 bus sedang. Sama seberti bus transjakarta, bus sedang juga diharuskan untuk berbahan bakar gas (BBG).
Nantinya, ratusan bus sedang itu akan beroperasi di jalur transjakarta. Bus sedang memiliki panjang sembilan meter, lebih panjang dari Metro Mini dan Kopaja yang hanya sepanjang tujuh meter. Sehingga kapasitasnya penumpangnya lebih banyak, bisa mencapai 40 penumpang.
[Kompas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar