Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama melakukan pertemuan dengan Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) di Balai Kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin, 23 Desember 2013.
Ahok sapaan Basuki, mengatakan salah satu yang dibahas dalam pertemuan itu adalah masalah penambahan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).
Kata dia, saat ini di Jakarta hanya ada 11 SPBG. Padahal, kebutuhannya lebih dari itu karena armada TransJakarta terus bertambah. Supaya TransJakarta tidak habis waktu untuk mengisi bahan bakar, SPBG yang dibutuhkan sebanyak 45 unit.
"Kami juga bicarakan penambahan banyak bus, bangun SPBG tempatnya susah. Paling mudah itu SPBU Pertamina yang sudah ada ditambah satu dispenser gas untuk dilewati pipa gas. Tapi sampai hari ini Pertamina dan PGN itu seperti anjing sama kucing tidak pernah ketemu," kata Ahok.
Menurutnya, sampai hari ini baru tercapai penambahan empat SPBG saja. "Kami masih kurang 30. Tolong dong, SPBU yang sudah ada dipaksa Pertaminanya untuk terima PGN masukkan gas. Pengusaha senang pasti cuma tambah dispenser," Ahok menerangkan.
Ahok mengungkapkan bahwa permintaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memasang pompa gas untuk TransJakarta ditolak mentah-mentah oleh PT Pertamina. Padahal menurut Ahok, PT PGN dan PT Pertamina sama-sama perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Kan Pertamina ngotot, tidak boleh jualan gas di SPBU-nya. Kan konyol itu. Pertamina memangnya punya negara mana. Saya berfikirnya ke sana," ucap Ahok.
[VIVAnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar